NovelToon NovelToon
Idolaku

Idolaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Showbiz / Slice of Life
Popularitas:828
Nilai: 5
Nama Author: aisetsuna

mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiba di kota Vena

Dua minggu sebelum konser hari pertama.

Malam sebelumnya semua personil dari Seven Wonder tiba di kota Vena, mereka tengah mempersiapkan acara mini konser dan juga Meet & Great di kota tersebut. Sebuah kota yang selama ini menjadi incaran mereka dalam berlibur sekaligus mengadakan konser peringatan 5 tahun kebersamaan mereka.

“akhirnya kita benar-benar mengadakan konser dsini” ucap Giyo.

“ya dan ternyata benar-benar indah, bolehkah kita berada disini selama sebulan.? aku benar-benar ingin berlibur disini” kata Jimi

“tunggu. apakah sebelumnya kau pernah kemari.?” ucap Soni menyelidik menatap Jimi.

“tidak mungkin aku pernah kemari sebelumnya, aku hanya melihatnya dari Internet karna merasa penasaran, kenapa gadis itu sangat ingin kemari” jawab Jimi.

"semalam aku berjalan-jalan di sekitar sini, dan ternyata benar-benar Indah." lanjutnya sambil memejamkan mata, membayangkan semalam.

"kau berjalan sendiri.? Tidak mungkin, kau adalah manusia yang tidak mungkin berjalan jalan sendiri saat tengah malam." ucap Hyungga.

"siapa bilang aq jalan jalan sendiri, aku bersama kak Yuan." jawab Jimi.

“heiy bagaimana kau bisa keluar dengan Yuan, bukannya dia baru datang tengah malam, pesawatnya delaiy karna cuaca di Satur yang buruk.” tanya Giyo.

“tidak, kak Yuan tiba dihotel jam 9 malam. Aku tidak bisa tidur saat itu, akhirnya aku memutuskan berjalan-jalan di taman, dan melihatnya duduk bersantai di taman sendiri." ucap Jimi menjelaskan.

"Kalian beneran tidak ada yang tau kak Yuan datang.?” tanya Jimi beringsut kembali kepada ke 6 saudaranya itu.

“tidak.” jawab mereka bersamaan dan hanya Gelengan kepala dari Giyo dan Hyungga.

“kalian benar-benar keterlaluan, semarah itukah kalian dengan Yuan, sampai kalian mengacuhkan dia.? dan kau kak, apakah perhatianmu memang sudah tidak ada padanya.?” tanya Jimi pada Jeano.

“siapa bilang aku sudah tidak perduli padanya, aku hanya sedikit tidak terlalu banyak bicara dengannya. Memangnya aku salah jika aku sebentar saja tidak berbicara padanya.?” jawab Jeano.

“ini sudah seminggu kau tidak bicara dengannya.?” timpal Soni.

"siapa bilang. aku masih berkomunikasi dengannya" jawab Jeano, "hanya lewat pesan teks sih." lanjutnya pelan, tapi masih terdengar oleh yang lain.

“sudahlah jangan berdebat soal wanita itu lagi, terserah dia mau bagaimana, kita sudah berulang kali bicara padanya perihal masalah yang sama. tapi sepertinya dia tidak pernah memikirkan kebaikan kita.” ucap Hyungga dengan nada sinis.

“Hyungga,, kau tidakk boleh berkata seperti itu tentang Yuan, dia memiliki pemikiran sendiri tentang hal itu. Setidaknya biarkan dia memikirkan dulu. Ini bukan hal sepele yang bisa di putuskan dalam waktu singkat.” ucap Jonath.

Sebagai leader dari grup ini, Jonath memiliki pemikiran yang realistis, dan terkadang hal itu yang membuat adik-adiknya selalu mengeluh. Ian yang sedari tadi hanya memperhatikan kakaknya berdebat kini mulai buka mulut.

“kak Yuan pernah bilang padaku, bersama kita saja dia memiliki beban tersendiri, apalagi jika dia sampai melakukan hal itu dengan bantuan kita, mungkin akan lebih banyak lagi orang yang menghujatnya."

"Menyembunyikan kebersamaannya dengan kita saja kadang dia kalang kabut dan sudah hampir membuatnya stress." lanjut Ian.

“kalau memang stress, kenapa dia tidak pergi saja d…” belum sempat Hyungga melanjutkan kalimatnya Jeano & Jonath menggenggam pundak Hyungga, menghentikannya secara bersamaan.

“hanya karna dia membuka kebenaran tentang Mitha, bukan berarti kamu membencinya sperti itu, bagaimanapun juga dia sudah menyelamatkanmu dari Mitha” ucap Jonath.

“di saat aku sangat mencintai Mitha, kemudian dia bisa bertindak seperti itu.?” geram Hyungga.

"apakah dia iri atau Cemburu.??" lanjutnya.

“KAU,,, apa kau menunggu di sakiti dan di tipu gadis itu, baru kau akan tersadar.. “ ucap Giyo mencengkeram kerah baju Hyungga, kemudian berlalu meninggalkan mereka.

“sudahlah, bagaimana pun juga Yuan sudah menyelamatkanmu dari wanita Gila itu.” ucap Jimi sambil menepuk bahu Hyungga, kemudian berjalan mengikuti Giyo.

“ayo kita sarapan.” kata Jimi kemudian sambil berlalu keluar dari kamar itu.

“sudah ayolah, jangan terlalu lama ngambek seperti anak kecil.” kata Soni sambil mendorong Hyungga keluar kamar, di susul dengan Jeano dan Jonathan.

Di meja makan.

Yuan dan dua orang manager mereka sudah duduk manis menunggu ke Tujuh pemuda ini datang.

“kalian ini seperti gadis saja, lama sekali” ucap manager Bram, Manager utama mereka.

“mereka sedang berdebat …” belum sempat Ian melanjutkan kalimatnya, sikut Hyungga menghantam lengan Ian.

“Berdebat apa kalian pagi-pagi begini.?” kata manager Mino, wakil manager Bram.

“sudahlah, kita makan saja.” kata Jeano menghentikan pertanyaan-pertanyaan lain sebelum semakin panjang.

“Kak,, semalam kau sampai jam berapa.? kenapa tidak menghubungi kami untuk menjemputmu.?” pertanyaan Soni mencairkan suasana di meja makan. Sambil menunggu bi Murni dan pelayan mengambil menu yang belum siap di meja.

“flight berikutnya setelah kalian.” jawab Yuan.

“bukannya flight berikutnya sudah tidak ada kursi VIP kosong,? kita sudah cek berulangkali kan.” ucap Ian, bertanya kepada Jeano.

“manager Mino meminta bantuan temannya yang Pilot untuk mencarikan penerbangan berikutnya ke Vena. Ternyata ada bangku VVIP yang kosong. Penumpangnya melakukan penundaan di hari itu, jadi di berikan kepadaku.” jelas Yuan.

Yang di sebut hanya mengangkat alis, pamer kesombongan.

“dan kalian tau siapa Pilotnya..” tanya Yuan dengan memasang muka misterius, membuat mereka menjadi penasaran.

Tidak ada yang menjawab, hanya melancarkan tatapan penasaran kepada Yuan.

“sudah Yuan, hentikan..” kata manager Mino gelagapan. “jangan bergosip di pagi hari.” lanjutnya dengan muka berubah merah menahan malu.

“sudah-sudah ayo makan, nanti keburu dingin. Siang ini kalian harus cek sound, jangan ada yang terlambat.” kata manager Bram mengalihkan pembicaraan, sekaligus menyelamatkan partnernya dari serangan bullying mereka semua.

“manager Bram, bolehkah siang ini aku minta ijin keluar sebentar.?” kata Yuan.

“kau mau kemana.? Kau juga harus ikut cek sound kan.” kata manager Bram.

“Kai ada di kota ini. Nanti malam dia akan flight kembali ke Beji, jadi aku akan menemuinya sebentar.” jelasnya.

"oiya, kenapa dia tidak memberi tahu kami.?" tanya Soni.

"entahlah, mungkin dia tidak mau kau mengganggunya." jawan Yuan dengan bercanda.

"apakah dia datang bersama Alen.? " taya Jeano.

"tidak, di hanya bersama managetnya. Dia kemari karna ada pemotretan." jawab Yuan.

“baiklah. Kau boleh pergi, tapi segera kembali sebelum malam" kata manager Bram.

"perlukah aku menemanimu.?” kata manager Mino.

“tidak, tidak.! tidak perlu, aku bisa sendiri. Aku memesan taxi saja. Anda bantu menager Bram dan yang lainnya saja.” jawab Yuan.

“baiklah, hati-hati. Sampaikan salamku pada Kai.” pesan manager Bram.

Yuan hanya mengangguk dan mulai memasukan makanan dalam mulutnya.

Satu Jam kemudian Taxi yang di pesan manager Mino untuk Yuan telah sampai dan menunggu di depan Vila.

1
Astiteti Mawati
yg pemeran utama laki² dan perempuan ny siapa?
Graziela Lima
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Phedra
Pengen langsung baca lagi!
Beatrix
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!