Ini Kisah Anak Loli
Lita kini yatim piatu, ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sementara ayah biologisnya hingga detik ini dirinya tidak tahu.
Kakek Neneknya juga telah meninggal dunia karena kecelakaan di hari perpisahan sekolah Lita di bangku SMP, harta warisan milik keluarganya habis tak bersisa untuk membayar hutang Kakek Nenek.
Dan akhirnya Lita menikah dengan seorang pria yang begitu meratukan dirinya dan membuatnya bahagia, namun ternyata semua kebahagiaan itu hanya sebentar.
Ikuti ceritanya yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Kamu?" ucap Dina terkejut
"Teh" sapa Lita tersenyum kecil, Dina langsung keluar rumah dan menutup pintu rapat
"Ngapain kamu kesini?" tanya Dina tak suka
"Saya cari Desi, Teh. Apa dia disini?"
"Desi gak ada disini, sebaiknya kamu pulang saja. Satu hal yang harus kamu tahu, Desi bukan bagian dari keluarga ini lagi jadi jangan cari dia kesini" ucap Dina dengan ketus dan penuh penekanan
"Tapi Teh....."
Namun Dina segera mendorong tubuh Lita hingga jatuh ke tanah tanpa menghiraukan Lita berbicara lagi, Aisyah yang melihat Lita terjatuh langsung bergegas membantu Lita untuk berdiri.
"Sopan dikit dong, masa kasar sama tamu" protes Aisyah.
Dina melipat kedua tangannya di depan dada, dengan tatapan sengit Dina mengatakan buat apa dirinya sopan sama orang yang sudah membuat sang bapak masuk rumah sakit gara-gara suaminya Lita.
"Itu kan suaminya, bukan Lita. Kenapa malah nyalahin Lita, jelas-jelas yang salah itu adik kamu juga" sungut Aisyah membela Lita
"Sama aja, gara-gara dia gak bisa jaga suaminya. Adik saya sampai hamil di luar nikah" ujar Dina mendengus kesal
"Ha---Hamil?" gumam Lita terkejut
Dengan napas naik turun Dina menjelaskan bahwa Desi hamil tiga bulan dan datang kesini meminta untuk di nikahkan pada Doni, gara-gara itulah sang bapak jadi drop dan masuk rumah sakit.
"Itu semua gak akan terjadi kalau kamu bisa jaga suami kamu" sentak Dina semakin emosi
"Kok Teteh nyalahin saya sih, saya juga korban disini. Adik Teteh udah rebut suami saya" protes Lita dengan cepat
"Andai Desi tahu diri gak mungkin dia tega mengkhianati saya, saya menyesal sudah menampungnya di rumah. Kalau tau akan jadi begini, pasti saya biarkan dia pulang kesini dan bertengkar dengan kalian" lanjut Lita ikut emosi
"Makanya kamu itu harusnya sering-sering dandan yang cantik, biar suami kamu senang dan gak melirik wanita lain. Kamu itu terlalu sombong, menganggap diri paling sempurna" sahut Dina terus menyalahkan Lita.
Lita menatap Dina dengan kesal, namun apa yang di katakan Dina barusan memang benar. Selama ini Lita tak pernah berdandan, dirinya terlalu percaya diri tampil apa adanya.
Sebab dirinya pikir jika Doni tak akan mengkhianati, namun Lita tak menghiraukan ucapan Dina. Dirinya lebih fokus, bertanya kemana Desi dan Doni sekarang.
Dan bertanya apa mereka kesini bersama Leon dan Daniel, karena tak ada gunanya juga berdebat dengan Dina. Bukannya menyelesaikan masalah, justru memperkeruh keadaan.
Tapi lagi-lagi jawaban Dina tak membuahkan hasil, soalnya tidak tau juga kemana Desi dan Doni. Apalagi mereka sudah di usir, jadi Dina sekeluarga tak mau kenal lagi dengan mereka.
Apapun yang terjadi, bukan urusan Dina sekeluarga lagi. Bahkan sang bapak juga gak mau menikahkan mereka, setelah ngoceh panjang lebar Dina membuang muka.
"Leon dan Daniel ikut kesini juga kan?" tanya Lita memastikan
"Gak, cuma Azura yang di gendong Omanya" jawab Dina menggeleng
"Terus kemana Leon dan Daniel? Apa mungkin Mas Doni menitipkan mereka di suatu tempat?" gumam Lita khawatir
"Saya gak tau dan gak mau tau, lebih baik sekarang kamu pergi. Jangan sampai ada yang lihat kamu kesini, cepat pergi" usir Dina dengan tatapan tajam
"Ayo, Lit. Kita pergi, kita kesini berniat untuk bertamu bukan mengemis" ajak Aisyah melirik Dina dengan sinis
Lita tertunduk sedih dan mengikuti Aisyah masuk ke dalam mobil, Lita terus bergumam kemana Leon dan Daniel. Kenapa bisa kedua putranya berpisah dari papanya?.
Aisyah menenangkan Lita untuk berpikir positif, mungkin saja mantan suami Lita menitipkan kedua putranya ke suatu tempat agar kedua putranya tidak kelelahan di jalan
Namun Lita yang sangat tahu semua kerabat Doni tak yakin karena di kota ini Doni tak punya kerabat, selain keluarga Desi. Lita mengusap wajahnya dengan kasar, selang berapa detik matanya mulai berkaca-kaca.
Rasa khawatir terhadap kedua putranya sangat besar, Aisyah yang tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa memeluk dan menenangkan Lita sembari mengusap-usap bahu Lita untuk menguatkan.
.
.
Sudah satu minggu lebih Lita berada di kota B, namun Lita belum juga menemukan kedua putranya. Lita bersama keluarga Abah Hasan sudah meminta bantuan polisi, tapi belum juga membuahkan hasil.
Hampir setiap hari Lita berkeliling kota B, namun tak juga menemukan Leon dan Daniel. Bahkan bertemu dengan Doni dan Desi pun tak pernah, Lita tak enak jika terus-menerus menumpang dan merepotkan keluarga Abah Hasan.
Lita pun berniat untuk mencari pekerjaan dan kontrakan sendiri, tapi Ambu Aminah keberatan dengan keputusan Lita begitu juga dengan Aisyah karena tidak ada Lita rumah akan terasa sepi lagi.
"Maaf, Ambu Teteh. Aku gak enak kalau terus-terusan merepotkan kalian sekeluarga, aku masih muda jadi aku ingin mencari pekerja dan kontrakan kecil buat sendiri" ujar Lita menjelaskan dengan hati-hati
"Memang kamu mau kerja apa sih, Lit? Gimana kalau kerja di toko Teteh aja?" tanya Aisyah
Aisyah memiliki toko kosmetik yang lumayan besar dan terkenal, sementara Abah Hasan memiliki toko minimarket yang tak jauh dari rumah dan toko eletronik yang berada di tengah-tengah kota B.
"Betul itu, dari pada kamu bingung cari kerja di luar. Lebih baik kamu kerja di toko Teteh, atau gak di toko minimarket kami" timpal Ambu Aminah
"Tapi Ambu......"
"Ayolah, Lit. Berhenti jadi orang gak enakan, Teteh bosan di rumah sendirian. Kalau ada kamu, Teteh punya teman ngobrol" bujuk Aisyah memegang tangan Lita
Lita terdiam dan berpikir sejenak, sementara Aisyah terus berusaha membujuk Lita dengan tatapan memohon membuat Lita menarik napas dalam-dalam lalu di hembuskannya secara perlahan.
"Iya aku mau, Teh. Tapi aku gak terlalu pinter bagian komputer, soalnya aku hanya lulusan SMP" kata Lita
"Gak apa-apa, nanti kamu bisa belajar. Yang terpenting kamu jangan pergi dari rumah ini ya, Teteh mohon" sahut Aisyah dengan cepat
"Iya, Teh" jawab Lita mengangguk
Ambu Aminah pun menjelaskan bahwa Aisyah sudah lama pengen punya adik perempuan, tapi sayangnya adiknya justru laki-laki. Di tambah adiknya super cuek, saking cueknya jarang pulang.
Dengan wajah murung Ambu Aminah mengatakan anak laki-lakinya punya cuma setahun sekali, itu pun saat malam takbiran idul Fitri. Aisyah mencebikkan bibirnya, karena merasa adiknya seperti udah lupa sama keluarganya sendiri.
"Disuruh pulang gak mau, disuruh nikah juga gak mau. Entah apa yang dia lakukan dikota J sana, sampai lupa jalan pulang" imbuh Ambu menghela napas panjang
Lanjut thor
Thor lanjut