Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Selama 1 bulan Rangga tinggal di rumah Mawar, wanita itu sudah mengganggap Rangga sebagai bagian dari keluarganya dan begitu juga Dewi yang menganggap Rangga sebagai cucu nya sendiri.
"Jika kau sudah menikah mungkin sekarang aku sudah memiliki seorang cucu." Ucap Dewi dengan senyuman di wajahnya, wanita paruh baya itu tengah menyiapkan makanan untuk Rangga.
Mendengar hal itu Mawar hanya tersenyum kecut, dengan pekerjaannya yang sebagian seorang pengantar minuman di bar terkenal di Jakarta. Tidak akan ada laki-laki yang mau menjalankan hubungan serius dengannya, yang ada hanya pria-pria hidung belang yang hanya ingin bermain-main.
"Mama.." Terdengar suara Rangga memanggil Mawar dengan panggilan Mama.
Mendengar hal itu Mawar berbalik dan tersenyum tipis, "Nenek sudah menyiapkan makanan untuk mu, sebagai kau cepat makan." Ucap Mawar.
Rangga melihat Mawar sudah berdandan cantik, "Apa Mama akan berangkat bekerja lagi?" Tanya Rangga dengan nada polos.
Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, dan Mawar harus siap-siap untuk pergi bekerja.
"Ya begitulah." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Lalu mawar berjalan ke arah Rangga dan menyetarakan tinggi nya dengan anak itu, "Mama pergi dulu, ingat.. Jangan nakal dan jangan rewel." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya.
Selama tinggal di rumahnya, Rangga terus merengek dan ingin memanggil Mawar dengan sebutan Mama.
Rangga mengganggukkan kepalanya dengan pelan, lalu Mawar mencium pipi Rangga dan langsung pergi bekerja.
Saat keluar dari pintu rumah, Mawar berjalan pelan menyusuri lorong di rumah susun. Ada beberapa ibu-ibu yang masih duduk dan melihat Mawar berjalan.
"Sial, kenapa sih mereka harus ada di sana." Gumam Mawar kesal saat melihat ibu-ibu yang tengah duduk dan menatap ke arahnya.
"Eh.. Mawar, mau kerja yah?" Sapa Bu Lina dengan senyuman di wajahnya.
"Iya." jawab Mawar singkat.
"Eh.. Di rumah mu ada anak kecil, itu anak haram mu? dengan pria mana lagi?" Tanya Bu Dina dengan senyuman di wajahnya.
Mendengar hal itu Mawar hanya tersenyum kesal, lalu berjalan melewati mereka. Terdengar makian yang ibu-ibu lontarkan kepada Mawar. Tapi wanita itu memilih untuk diam dan kembali berjalan menuju tempat kerjanya.
Sesampainya di tempat kerjanya, Mawar langsung mengganti pakaiannya dengan seragam kerja yang memang terlihat seksi. Terlebih Mawar memiliki tubuh yang ideal dengan kulit yang putih.
"Mawar." Terdengar seseorang memanggil namanya.
mawar melihat Hendrik menghampirinya, Hendrik adalah manager di bar tempat Mawar bekerja.
"Ada apa, Pak?" Tanya Mawar penasaran.
"Indah sedang sakit, jadi aku ingin kau menggantikannya untuk mengantarkan minuman ke ruang VIP." Jelas Hendrik.
Mawar sedikit terkejut, tidak biasanya Indah absen. Wanita itu terkenal dengan posisinya yang selalu mendapatkan tamu di ruangan VIP dan tidak ada yang bisa menggantikannya. Dan mawar hanya sebagai seorang pengantar minuman di ruangan kelas rendah dan pastinya sering mendapatkan pandangan tidak senonoh dari para pria.
"Kenapa aku, bukankah yang lain juga banyak?" Tanya Mawar, ia tahu pelanggan di ruangan VIP bukanlah orang-orang sembarangan dan ia tidak ingin berurusan dengan orang yang memiliki kekuasaan tinggi.
"Yang lain tidak cocok, sementara kau sangat cocok dan lebih cantik dari karyawan yang lain. Jadi cepat lakukan atau ku potong gaji mu." Jelas Hendrik.
Mendengar ancaman Hendrik, Mawar pun langsung merapikan kembali tampilannya dan dandanan nya. Ia lalu mengambil minuman pesanan pelanggan, baru kali ini Mawar membawa anggur dengan kualitas terbaik dan harganya yang sangat mahal.
"Ingat bawa dengan hati-hati, anggur ini sangat mahal. Bahkan satu tahun gaji mu tidak sanggup untuk membelinya." Jelas Tari yang bertugas untuk menyiapkan setiap minuman para pelanggan.
"Iya aku tahu." Jawab Mawar dengan sedikit kesal.
Mawar berjalan ke ruangan VIP dengan membawa 3 botol anggur dengan kualitas terbaik, Hendrik berdiri di ruangan VIP dengan wajah yang khawatir.
"Kenapa kau lama sekali, tamunya sudah menunggu." Jelas Hendrik dengan nada yang gusar.
"Iya maaf." Jawab Mawar, biasanya ia tidak pernah di marahi seperti ini.
"Memangnya siapa tamunya, sepertinya orang penting." Tanya Mawar yang melihat ekspresi kekhawatiran Hendrik.
"Dia adalah orang yang sangat-sangat penting dan berpengaruh, dan ingat. Jangan buat masalah.." Jelas Hendrik dengan tegas, biasanya yang menangani tamu VIP adalah Indah dan wanita itu adalah orang yang paling mengerti tentang para tamu VIP.
Sementara Mawar adalah orang yang kaku dan paling tidak bisa bersikap lemah lembut saat digoda oleh pria.
"Ah.. Baiklah, sekarang kita masuk." Ucap Hendrik, pria itu lalu membuka pintu ruangan VIP.
Mata Mawar menatap ruangan VIP yang jelas berbeda jauh dengan ruangan bar biasa pada umumnya yang terkesan sangat ramai dan bising.
Ruangan VIP seperti tempat minum khusus, dan hanya di isi oleh 3 orang pria dengan para wanita yang cantik dan seksi.
"Selama malam Pak Arga." Hendrik menyapa dengan sangat ramah.
Mawar yang bersikap profesional pun tersenyum dengan nampak di tangannya, "Ini adalah minuman berkualitas yang telah kami siapkan untuk anda." Ucap Hendrik dengan sangat sopan.
Lalu Hendrik memberikan instruksi pada Mawar untuk membuka satu botol anggur dan menuangkannya ke gelas para pria di depannya.
Dengan telaten mawar membuka satu botol Anggur, dan dengan perlahan menuangkan anggur itu pada gelas di depannya.
Mawar merasa jika ada seseorang yang terus menatapnya, tapi Mawar sama sekali tidak peduli. Bukankah setiap bekerja selalu ada tatapan para pria untuknya.
"Pak Hendrik, kami cukup puas dengan pelayanan mu ini. Tempat mu memang memiliki kualitas yang sangat bagus." Ucap Aldo yang merupakan pelanggan di tempat ini.
"Apa ku bilang, tempat ini sangat bagus bukan. Dan Arga, kau harus berterimakasih kepada ku." ucap Heri dengan senyuman di wajahnya.
Arga hanya diam dengan tatapan tajam dan dingin, seorang wanita itu bergelayut manja kepadanya. Dan begitu juga dengan para wanita yang menemani Heri dan Aldo.