Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.
Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.
Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.
"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"
Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"
Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB DHOOA
"Aku bertanya padamu!" Sky membentak karena Lala ternganga lebar.
Bagaimana tidak shock, baru menjanda satu hari saja, Sky Rain sudah berani mengajaknya berkencan satu malam.
Tunggu, sejatinya ajakan berkencan dari Sky sudah sedari lama, tepatnya sebelum Lala menikahi Harry yang ternyata hanya numpang lewat dalam hidupnya yang sial.
Lala sudah lima tahun bekerja dengan Boss Fir'aun ini. Sedari usianya masih 25 tahun hingga saat ini sudah 30 tahun.
Sebenarnya, Sky cukup tampan, menawan, kekar, tinggi, parasnya nyaris sempurna untuk ukuran pria 40 tahun.
Namun, tidak mungkin seorang manusia lahir tanpa cacat, Sky banyak sekali kekurangan dan salah satu yang membuat Lala tak suka, sifat skeptis Sky, bahwa tak ada yang layak dinikahi selain almarhumah mantan istrinya.
Bagi Sky, wanita yang lain hanya pemeran figuran saja. Diajak berkencan, lalu hempas seperti yang dia lakukan selama ini pada perempuan cantik yang mengejarnya.
Mungkin memang hanya Lala yang terlalu bodoh menolak pesona Sky. Padahal jika diingat kembali, Sky tak kurang- kurang mengesampingkan gengsi demi merayunya.
'Kau masih tidak mau berkencan dengan ku?"
"Tidak, Pak. Terima kasih." Lala menolak halus, tapi bagi Sky Rain tidak halus sama sekali karena hampir penolakan itu tidak pernah ia dapati selama hidupnya.
Sky cukup kuat ketika mengolah rahangnya hingga tampak tegas. "Kalau begitu lembur sampai pagi!"
Diraihnya berkas- berkas laporan dari atas meja, lalu melemparkannya satu persatu di atas ranjang king size miliknya.
"Ini laporan keuangan PH X-meria, ini laporan keuangan X-meria electronics, ini laporan keuangan X-meria construction, dan terakhir, ... Ini laporan keuangan Kimmy food!"
Lala terpelongo karena di mobil Sky, Lala sudah cukup memeriksa laporan itu beberapa waktu yang lalu. Lagi pula, di kantor ada yang seharusnya
"Saya harus ngapain lagi?"
"Tidur dengan ku!" sentak Sky. Dan Lala terkaget setelah Sky meralat. "Tentu saja memeriksa ulang laporan keuangan itu satu persatu! ... Pastikan tidak ada yang rancu!"
"I-iya, Pak!"Lala mengangguk takut.
Sebenarnya tidak terlalu serius ketakutannya, karena sejauh ini Sky tak pernah bermain tangan, setidaknya Harry lebih tidak baik dalam memperlakukan dirinya selama ini.
Yah, Lala mengaku jika setidaknya, Sky menggajinya tidak murah. Tidak mudah mencari perusahaan yang bossnya bisa menggaji karyawan dengan nominal uang yang ditawarkan Sky.
Sky ngeluyur keluar, Lala ikut berlari menyusul di belakangnya. Membawa berkas- berkas yang bahkan sudah Lala kerjakan sebenarnya.
Di sofa ruang tamu, Lala menurunkan bawaan berkasnya, duduk di lantai sisi meja sambil mulai menata ulang berkas. Yah, meski sudah dia periksa sepenuhnya, tidak salah jika Sky menyuruhnya memeriksa ulang.
Dari pada dipecat, dia akan lebih sengsara lagi jika tak memiliki pekerjaan. Memang Sky sering memotong gajinya, tapi bila mana dikulik kembali, Sky juga sering memberikan reward sampingan seperti membelikannya make up, parfum, dan lain sebagainya.
Lala tak melupakan bagaimana dia pontang- panting melamar pekerjaan. Disaat sudah ada yang bisa membuatnya lebih terangkat dari jurang kemiskinan, maka tidak akan pernah, Lala sia- siakan.
Sky berdiri bergemuruh di sisi jendela, dan kaca yang menunjukkan kebun asri ala puncak, dia pandangi. Tatapannya lumayan tajam karena diiringi deru napas kesal.
Berkali- kali mengajak Lala berkencan, wanita biasa itu justru tak pernah mengatakan mau! Sial bukan? Seorang Sky ditolak, itu tidak lucu sama sekali, pun herannya Sky tak jera.
Esoknya dan esoknya lagi, Sky selalu menyeletuk saat ingin berkencan. Walau jawaban Lala tetap sama, tidak dan terima kasih seperti SOP kasir Alfa Mei.
"Hay, Om Sky..."
Lala melirik pada bossnya, di sana telah berdiri bergelayut seorang gadis muda, sayangnya belum sampai tersentuh, Sky sudah membentak wanita itu.
"Aku sedang tidak mood!"
Syafira nama artis sinetron itu. "Bukannya kita akan makan malam bersama di villa ini?"
Sky terkekeh, lalu menatap tajam kearah Syafira yang memberengut. "Tidak ada yang meminta mu berperan sungguh- sungguh."
Yah, mereka hanya settingan agar popularitas Syafira terdongkrak. Biasanya, aktris akan dikenal setelah melalui proses skandal.
"Tapi cintaku sungguhan." Syafira ingin, Sky benar- benar menjadikannya pasangan hidup, tak masalah soal perbedaan usia, dia rela menjadi istri Om Om kaya raya.
"Kau bahkan tidak berada di standar kriteria ku, Syafira!" Seperti biasanya, Sky terlalu pahit saat mengkritik. Lala saksinya, betapa sering CEO Killer itu mematahkan hati perempuan.
Syafira mencebikkan bibir, duduk dengan kesal di sofa ruang tamu. Kakinya lekas menyilang sambil berkata enteng pada Lala yang sudah kembali fokus pada berkasnya.
"Buatkan minuman dong, La!"
Artis seperti Syafira pasti menganggap Lala hanya budak, dan Lala akui itu, makanya tanpa banyak drama, Lala beranjak bangkit, sebelum ada bariton yang terdengar pekak.
"Tidak ada yang boleh bangun selain Syafira! ... Atau, ... kau akan aku pecat!"
Sontak, Lala duduk kembali. "I-iya, Pak!"
Sky lalu menatap Syafira yang mendengus kesal. Hanya menyuruh Lala membuatkan minuman saja Sky marah. "Kau boleh pergi."
"Tapi, Sayang..." Ini hanya tidak sengaja, lagi pula, Syafira tidak serius menyuruh. Tapi yang namanya, Sky akan sulit diyakinkan jika sudah begini, jalan satu satunya hanya pergi.
"Oke, Oke!" Syafira mengalah. "Kenapa kau sulit sekali mengerti ku!" Gadis itu melengos kesal sambil menggerutu.
"Sudah berapa dukun yang ku datangi, bahkan rela dicabuli demi bisa membuat mu jatuh cinta padaku, Om Sky... Ah sial sekali..."
Sky beralih pada Lala yang mulai kembali terbengong di tempatnya. "Lihat apa lagi? ... Jam kerjamu sudah di mulai!"
Lala mendengus. "Kenapa nasib ku sesial ini, ya Tuhan ku?" Andai saja Lala orang kaya, agaknya takkan pernah Lala sudi berurusan dengan monster diktator seperti Sky.
"Aku bisa tahu isi hatimu!"
Lala terkejut karena Sky berceletuk ketus. Dipandanginya lelaki bengis itu dengan bibir menyengir meski sungguh tak begitu ingin.
"Nasibmu tidak sial, ... kau justru sangat beruntung memiliki boss tampan seperti ku, kau harus tahu, ... di luar sana, banyak personil Teletubbies yang mengantri untuk tidur bersama ku!"
"Teletubbies?" Lala bahkan tak bisa menahan tawa saat membayangkan seorang Sky Rain berkencan dengan Dipsy.