Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Ravindra pulang ke mansion utama untuk mencari keberadaan putranya, hatinya merasa sangat gelisah dan tidak nyaman setelah ia berbicara dengan Mila di mobil pagi tadi.
"Kenz, Kenzo dimana kau!'' Ravin langsung berteriak memanggil putranya, ia merasa sangat cemas saat tak mendengar sahutan dari putra semata wayangnya.
Dengan langkah cepat Ravin pun melangkahkan kakinya memasuki kamar Kenzo, ia merasa sangat lega saat melihat putranya sedang tertidur pulas.
Ia menatap lekat tubuh mungil putranya, dan pandangannya pun kini tertuju pada tangan putranya yang menggenggam erat tangan wanita yang tertidur di samping nya.
"Sebesar itukah kau menyayangi wanita asing itu Kenz?" tanya Ravin lirih, dengan tatapan matanya tak lepas dari tangan putranya yang menggenggam erat tangan Mila seakan ia sangat takut jika Mila pergi jauh darinya.
Mila meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat kaku, dan perlahan ia mulai membuka matanya dan melihat Kenzo yang tertidur pulas di sampingnya. Ia tersenyum mengelus rambut Kenzo, ia pun mulai membuka genggaman tangan Kenzo padanya secara perlahan dan menyelimuti seluruh tubuh Kenzo agar merasa hangat.
Mila belum menyadari bahwa selain mereka berdua masih ada orang lain yang berada di sana, dan apapun yang di lakukan oleh Mila tak luput dari pandangan mata Ravin.
Ravin melihat begitu tulusnya Mila untuk mengasuh dan menjaga putranya, kemudian bayangan demi bayanan pun mulai bermunculan di dalam benaknya.
Bagaimana terlukanya Mila saat suaminya tiba-tiba datang, dan adiknya memberi tahu kebenaran pada semua orang bahwa Mila bisa hamil. Namun sayangnya bayi itu telah lenyap begitu saja sebelum sang ibu mengetahui keberadaan nya, kini Ravin pun mulai merasa sangat bersalah telah mengatakan hal yang begitu menyakitkan bagi seorang wanita.
Bahkan ia dengan teganya memerintahkan Mila untuk menghilangkan bayinya, jika suatu hari nanti ia hamil karena perbuatannya. Di saat-saat mila menikmati momen nya bersama dengan Kenzo, ia pun di kejutkan oleh seseorang yang berada di hadapannya sedang berdiri dan melamun memikirkan sesuatu.
"Sejak kapan tuan Ravin berada di sini, sebaiknya aku harus segera keluar dari ruangan ini secepatnya.
"Tuan sejak kapan anda disini?" Tanya Mila menyadarkan Ravin dari lamunan panjangnya.
"Hmm..'' Ravin hanya menjawab pertanyaan Mila hanya dengan deheman saja.
"Aku rasa dia adalah satu satunya orang paling aneh di dunia ini,'' gumam Mila lirih.
"Saya permisi." Mila langsung berjalan menuju keluar dari kamar Kenzo dengan cepat.
"Tunggu soal pagi tadi" Ravin merasa sangat bingung harus memulainya dari mana.
"Kau tenang saja tuan saya tidak akan menuntut apapun dari anda, dan satu lagi daya tidak akan hamil karena.''
"Tidak perlu di teruskan, itu pasti akan menyakitimu"
"Tapi tuan,"
"Pergilah!" usir Ravin pada Mila yang masalah berdiri tak jauh darinya...
"Tapi tuan ada satu hal yang saya ingin katakan pada anda tuan." Mila berusaha untuk memberi tahu bahwa tidak terjadi apapun di antara mereka malam itu, tapi Ravin selalu memotongnya dan tak ingin mendengarkan apa yang ingin mila sampaikan padanya. Karena sedikit merasa kesal kini Mila pun lebih baik meninggalkan Ravin di kamar Kenzo tanpa memberi tahu hal yang sebenarnya terjadi.
"Aku tahu kau pasti akan mengatakan bahwa kau tidak bisa hamil. tapi kau salah Mila kau bisa hamil kau wanita yang sangat normal, tapi jika sauatu hari nanti terjadi sesuatu pada mu maka aku akan siap untuk membantu mu " gumam Ravin lirih menatap punggung Mila yang menghilang di balik pintu.
*
*
Akhir pekan adalah waktunya untuk bersantai mengistirahatkan tubuh dari lelahnya pekerjaan. Begitu juga dengan aktivitas yang sedang di lakukan Mila saat ini, ia memakai pakaian olahraga nya dan berlari-lari kecil mengelilingi lapangan di belakang mansion utama di ikuti Kenzo di belakangnya, dimana Mila berada di situlah Kenzo ada.
"Mommy aku lelah," ucap Kenzo ia sudah menyerah karena sangat kelelahan.
"Baiklah, sekarang minum dulu lalu duduk disana tunggu aku sebentar lagi okey!"
"Oke mom'' Jawab Kenzo sambil mengacungkan jempolnya.
"Anak pintar" Puji Mila sambil mengacak-acak rambut milik Kenzo, kemudian Mila mulai kembali berlari mengelilingi lapangan itu, ia berusaha untuk menjaga bentuk tubuhnya dan tak hanya itu Mila juga berusaha untuk menenangkan hati dan pikirannya.
Mila berusaha keras untuk melupakan apa yang sudah terjadi dalam kehidupannya, kini ia berusaha untuk membuka lembaran baru dan setatus barunya sebagai janda, karena masa idahnya sudah berlalu.
Tak hanya itu Mila pun sedikit merubah kepribadian nya menjadi sedikit pendiam, dia hanya akan banyak bicara jika saat bersama dengan Kenzo dan Mia saja.
"Mommy" Teriak Kenzo histeris, berlari menghampiri Mila dengan wajah ketakutannya.
"Ada apa sayang" Tanya mila dengan raut wajah bingungnya. Kenzo tak menjawab pertanyaan milw ia hanya memeluk erat tubuh Mila dan menyembunyikan wajahnya disana.
"Ada apa dengan dia?" Gumam Mila lirih, lalu ia pun melihat ke arah wanita cantik nan seksi yang sedang berjalan dengan anggun menghampiri nya.
"Hallo keponakan ku tersayang kenapa kau bersembunyi di balik wanita asing itu, kemarilah dan peluk aku." Ucap Karina yang berusaha melepaskan pelukan Kenzo dari tubuh Mila.
"Hentikan nona, sebaiknya kau pergilah tuan kecil tidak ingin bertemu dengan mu"
"Apa! kau berani sekali kau mengusirku" Kesal Karina menatap Mila dengan tatapan sinisnya.
"Nona aku tidak mengusir mu, tapi bagaimana jika aku adukan kau pada tuan muda karena kau sudah menakuti tuan kecil."
"Kau berani mengancamku,?"
"Pergi atau aku adukan sekarang juga pada tuan muda." Mila sedikit menaikkan intronasi suaranya dan menatap Karina dengan tatapan membunuh. Membuat Karina sedikit ketakutan dan pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah kesalnya.
Jiwa seorang ibu nya seakan bangkit saat melihat Kenzo begitu sangat ketakutan saat melihat karina datang, "Kenzo tatap mataku jangan takut aku ada disini. Jangan takut sayang dia sudah pergi. Jangan takut" Mila merasa sangat khawatir melihat wajah pucat Kenzo, ia pun segera menggendong Kenzo dan membawanya ke kamar dan Mila pun menidurkan Kenzo di atas ranjangnya dengan perlahan.
"Mommy'' Kenzo menarik tangan Mila ia sangat ketakutan jika Mila akan pergi meninggalkan nya.
"Aku tidak akan kemana-mana, tunggu sebentar aku ambilkan minum untuk mu ya" Mila tersenyum membelai rambut Kenzo dan Kenzo pun mengangguk setuju.
"Sebenarnya ada apa dengan anak ini, mengapa dia sangat ketakutan saat melihat Karina bukankah Karina adalah adik kandung mendiang mommy Kenzo. Tapi mengapa Kenzo seperti memiliki trauma yang cukup dalam. Apa yang sebenarnya yang sudah Karina perbuat pada Kenzo?"
"Minum dulu nak" Mila menyodorkan segelas air putih untuk Kenzo, dengan cepat ia pun langsung menerimanya dan meminumnya hingga tandas.
"Pelan-pelan saja!''
"Ini bukan yang pertama kalinya aku melihat kenzo seperti ini. Aku harus bertanya pada Kenzo mengapa dia sangat ketakutan saat melihat karina. Tapi mungkinkah harus sekarang aku bertanya pada bocah kecil ini?"
Bersambung..
aduhh/Facepalm//Grimace/