My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Syarat
..."*Aku sering bertengkar dengan adikku, tapi aku tidak pernah membenci. Justru sebaliknya, aku selalu menyayanginy**a" (Jonathan*)...
Hari kedua dimana Leta masih mengikuti Ospek untuk bisa menjadi Mahasiswi di Kampus pilihannya membuatnya terlihat semangat. Apalagi di hari pertamanya tidak ada sesuatu yang membuatnya kesal, dia bahkan langsung mendapatkan teman.
Jonathan yang masih berada di Jakarta pun menjadi sasaran Leta untuk antar jemput ke kampus, seperti pagi ini setelah mereka selesai sarapan Jonatan yang sudah berada di dalam mobilnya pun menunggu sang Adik yang kembali masuk ke dalam karena ada sesuatu yang tertinggal.
Brak.!
"Ayo jalan" Ucap Leta setelah menutup kencang pintu mobilnya.
"Rusak mobil Abang"
"Dih gak usah kayak orang miskin deh Bang, rusak tinggal beli lagi."
"Sombong nya,,"
Leta Cengengesan membuat Jonathan hanya menggeleng. Padahal jika tau sifat sebenarnya Leta, dia merupakan gadis biasa yang tidak pernah membanggakan kekayaan orang tuanya, dia gadis yang baik dan tidak sombong. Tidak pernah memiliki saat berteman.
Padahal jika di banding gadis lain di luar sana, di usianya yang menginjak remaja sudah pasti akan berbuat onar, apalagi dengan kekayaan yang orang tua mereka miliki. Namun Leta, Sejak kecil orang tuanya tidak pernah mengajarkan sifat sombong hingga sampai tumbuh dewasa Leta selalu bersikap biasa.
"Bener gak ada yang ketinggalan, Abang gak mau udah jalan tapi suruh balik lagi."
"Iya udah semua Bang, Leta udah cek lagi tadi."
Jonatan mengangguk dan menyalakan mesin mobil.
Untuk beberapa hari Jonatan memang berada di Jakarta, namun bukan cuma di rumah. Dia tetap ke Perusahaan orang tuanya dan tetap mengecek perusahaan Di Bandung. Bagaimana pun Doni sudah memberi tanggung jawab kepadanya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, karena memang mereka berangkat lebih awal.
Leta sesekali bersenandung kecil, tangannya memegang ponsel untuk berbalas pesan dengan Alis.
"Gimana Ospek kemarin Dek, ada yang bikin gak mood?"
"Gak ada Bang, Cuma kemarin Leta di hukum sih karena Alis terus ngajak ngobrol cuma ya hukumannya merayu Ketua BEM kampus."
"Terus gimana, Adik bisa gitu merayu dia?"
"Bisa lah, apa sih yang engga bisa Adik Abang lakukan." Sombong Leta membuat Jonatan mencebik.
Namun dia tersenyum dan mengusap pucuk rambut Leta dengan sayang. Dia begitu menyayangi Leta bahkan dia berjanji sejak kecil untuk terus menjaga adiknya itu.
"Makasih Abang, jangan Lupa nanti sore jemput Leta lagi, awas kalo telat.!"
"Iya Iya, udah sana masuk. Jangan bandel, bilang Abang kalau ada yang ganggu kamu Dek."
"Siap Abang"
Jonatan menatap Leta yang berjalan masuk, dia kembali melakukan mobilnya.
"Aku sering bertengkar dengan adikku, tapi aku tidak pernah membenci. Justru sebaliknya, aku selalu menyayanginya"
"Aleta woi" Seru Alis yang berubah saja datang.
Leta menoleh dan tersenyum melihat Sahabat nya berlari seperti anak kecil.
"Hu gila panas banget padahal masih pagi." Keluh Alis mengusap keningnya.
Leta hanya mengangguk dan mereka berjalan masuk, menyusuri lorong kampus yang sudah ramai oleh Para Maba juga mahasiswa di sana.
Beberapa dari mereka bahkan menatap Leta yang tampak begitu cantik.
Wajahnya yang juga imut membuat siapa saja gemas.
Langit yang baru saja keluar dari ruang BEM pun melihat Leta yang berjalan bersama Alis, kedua gadis itu tampak tertawa.
Tanpa sadar tatapan Langit terus kearah Leta.
"Ehem-
Langit menoleh, Arga tersenyum dan mengikuti tatapan langit.
"Cantik banget ya Aleta." Ucapnya.
Langit jangan diam, hingga Aleta semakin dekat dan berpapasan dengannya.
"Pagi Kak" Sapa Alis tersenyum sementara Leta hanya tersenyum tipis.
Sebagai Maba, mereka pasti akan bersikap sopan kepada Kating mereka.
"Pagi,, Oya Aleta." Panggil Arga membuat Leta menoleh.
"Ya Kak,"
"Em gapapa, Gimana hari ini Lo siap Ospek ?"
"Asal gak di hukum lagi sih Kak."
Arga tertawa,,
Dia teringat dengan Leta yang mendapatkan hukuman untuk merayu Langit.
"Langit,,"
Luna berjalan menghampiri mereka, dia melirik Alis juga Leta yang masih berada di sana.
"Gue bawain sarapan buat Lo, Lo makan ya." Ucapnya tersenyum manis.
"Gue udah sarapan." Ucap Langit langsung pergi meninggalkan mereka.
Alis menautkan kedua alisnya.
"Kalian ngapain di sini, Ospek mau di mulai." Kesal Luna malu karena di tolak di depan mereka.
"Ayo Al." Ajak Leta menarik tangan Alis menuju aula tempat dimana Ospek akan di mulai.
Seperti biasanya, mereka akan berada di dalam Aula dan melakukan kuis juga mereka harus minta tanda tangan dari para Kating.
"Jadi Ospek kali ini, kalian harus minta tanda tangan semua Anggota BEM minimal 15 orang. Dan langsung di kumpulkan sekitar jam 3 sore. Kalau dari kalian ada yang gagal maka kalian harus mendapatkan hukuman." Ucap Arga menjelaskan.
Semua Maba mengangguk.
jam terus berputar, semua Maba langsung berlari mencari anggota BEM untuk minta tanda tangan mereka, tidak sedikit yang menolaknya atau bahkan memberi syarat.
Seperti halnya saat ini, Leta tampak berjalan bersama Alis.
"Em kita udah dapet 11, berarti kurang 4 lagi dong." Ucap Alis melihat buku di tangannya.
"Gimana udah dapet berapa tandatangan kalian?" Ucap Siska menyilangkan kedua tangannya menatap remeh Alis juga Leta.
"Nih kurang 4, kenapa Kak Siska sama Kak Luna mau nambahin tandatangan juga?" Jawab Alis.
Luna tersenyum remeh
"Gak gampang minta tandatangan gue, Emang Lo mau bayar berapa?"
"Bayar? Gak salah denger gue?" Jawab Leta membuat Luna menatapnya.
"Kenapa?"
"Gapapa, Ayo Al kita cari yang lain aja."
Leta menarik Alis menjauh, sedangkan Luna mengepalkan tangannya. Dari pertama bertemu dengan Leta, Luna sudah tidak menyukainya apalagi Langit yang terus memperhatikannya.
"Kurang aja tuh Leta, dia gak tau siapa Lo Lun."
"Ke kantin, jadi gak mood gue gara-gara tuh Maba."Kesal Luna berjalan menuju kantin di ikuti Siska.
Leta menghela napasnya, dia harus segera mencari tandatangan lainnya, dia juga gak mau di hukum seperti kemarin.
"Eh itu bukannya Kak Langit, Kak Arga, Kak Gala sama Kak Boni? Kita kurang 4 berarti pas dong." Ucap Alis tersenyum menatap ke arah mereka.
"Ayo Ayo, kita minta tanda tangan mereka."
Alis menarik tangan Leta menghampiri mereka.
"Em sorry Kak, kita boleh minta tanda tangan kalian?" Ucap Alis membuat mereka menoleh.
"Boleh dong, tapi ada syaratnya Dek." Ucap Gala tersenyum.
"Apa syaratnya Kak."
Gala melirik Leta, dia tau jika Maba satu ini pusat perhatian semua mahasiswa di kampus.
"Lo Leta kan?" Ucapnya membuat Leta mendongak.
"Iya Kak,"
"Lo juga mau minta tandatangan?"
Leta mengangguk.
"Tapi ada syaratnya, Lo mau gak?"
Leta menautkan kedua alisnya, sementara Langit hanya diam mendengarkan ucapan teman-temannya dengan kedua tangan di masukkan kedalam aku celana.
"Apa syaratnya?"
"Jadi pacar gue.!"
"Eh-
Langit langsung menatap Gala dengan tatapan tajamnya, sementara Siska tidak percaya. Dia cukup tau siapa empat cowok itu. Termasuk Langit yang menjadi idola kampus.
Semogga nihh leta tanya tentang adik lengit yg ultah ituhhh
ehh tp sblom itu thorrr pertemukan leta sama mama langit donk dan biar mereka kget kalau teryata langit KK Vero...🤣🤣
Aku dah bayangin kyak gtu😂😂😂