NovelToon NovelToon
SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA

SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Momy ji ji

Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.

Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.

Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??

Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

DIA SENDIRI YANG MEMILIHMU

beberapa jam tak sadarkan diri Araa membuka mata mengedipkannya beberapa kali. sungguh badannya sakit semua ulah dua wanita itu, betapa gila dan psikopatnya mereka bagaimana bisa ada manusia sekejam itu.

"Awwwwww! Sakit sekali" rintihannya berusaha bangun dan bersandar di headboard tempat tidur. beberapa bagian tubuhnya memang memberikan rasa nyeri yang luar biasa.

Bi Ema masuk membawa nampan berisi makanan dan sekotak obat. melihat nona mudanya sudah bangun dia mendekat ke Arah ranjang dan meletakan bawaanya di atas nakas tempat tidur.

"Nona, Syukurlah anda sudah bangun. Bibi bawakan makanan dan obat, dihabiskan ya biar bibi bantu" ucap Ema tulus mengusap punggung tangan Araa dan mengambil nampan itu agar membantu nona mudanya menyantap makanannya.

"hmmmm" jawab Araa singkat menatap wanita yang usianya sudah tidak mudah lagi. ada perasaan haru pada wanita ini, entah kenapa dia merasakan sosok ibu padanya.

Bi Ema menyuapi Araa berulang kali sampai makanan itu tinggal setengah. dia senang karena nona mudanya ini tidak pernah menolak bantuannya sehingga itu seperti kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Bi, kenapa mereka bisa setega itu. salahku apa? aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi dan kesalahan apa yang kulakukan" ucap Araa kini matanya sudah berembun dan jatuhlah bulir-bulir air bening membasahi pipinya yang indah.

"tidak usah dipikirkan nona. sebentar lagi anda akan bebas dan mereka tidak bisa menyentuhmu lagi" balas Ema dengan senyuman tulusnya

"maksudnya bebas. apanya yang bebas Bi?" tanya Araa heran sambil menatap sosok wanita di depannya serius.

"hmm nanti anda akan tahu. tuan besar memanggil anda untuk turun ke bawah nona, ada hal yang ingin disampaikan kepada anda" balas Bi ema

Araa bingung kenapa lelaki tua itu memanggilnya. ada urusan apa, tidak biasanya. atau mungkin dia iba kepadaku karena kekejaman sosok mak lampir dua itu sore tadi. tapi kan selama ini pria itu selalu tutup mata dan telinga atas kejadian yang terjadi kepadanya. entahlah dia akan tahu jika sudah berbicara dengan ayahnya nanti. dan jam berapa ini, dia melihat jam dinding terlihat sudah pukul sembilan malam. ternyata dia sudah pingsan dan tertidur begitu lama bahkan dia tidak masuk bekerja sore tadi. alasan apa yang harus dia berikan pada bosnya dan juga sahabatnya itu. pasti ponselnya sudah penuh dengan notifikasi dari Dona.

"Baiklah, dimana ponselku Bi?" tanya Araa dia ingin mengecek beberapa pesan disana. Bi Ema mengambilkan tas nona mudanya yang sudah dia simpan di dalam nakas dan menyerahkannya.

Araa melihat notifikasi pesan bos dan temannya. dia terlihat mengirim beberapa pesan disana.

'Araa apakah kamu tidak masuk kerja? ' Bos

'Maaf Pak saya sakit dan beristirahat tadi tidak sempat izin karena ponselku sempat hilang tapi sudah ditemukan dan baru mengirim pesan sekarang. sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan saya pak' Araa mengirim pesan.

'Araa apa yang terjadi. kenapa tidak mengangkat telfon ku, apakah dua mak Lampir itu berulah lagi?. kamu yang sabar ya katakan jika memerlukan sesuatu aku mengkhawatirkan mu' pesan Dona beberapa kali menanyakan kondisi sahabatnya.

'aku baik-baik saja maaf baru membalas pesanmu. aku tidak masuk kerja hari ini, kepalaku pusing sore tadi dan ketiduran Don' balasnya

"Nona mari saya antarkan anda kebawa. tuan besar sudah menunggu sedari tadi" ucap Bi Ema

"baiklah. aku ke kamar mandi dulu tunggu sebentar Bi" balas Araa berlalu ke kamar mandi membasuh wajahnya yang sedikit sembab karena menangis tadi.

setelahnya dia turun ke Lantai satu untuk menemui sang Ayah. sesampainya bisa dilihat pria paru baya itu sedang menyesap sebatang rokok, didepannya juga duduk dua sosok yang menyiksanya beberapa jam lalu. mereka berdua melirik tajam ke arahnya tapi tatapan itu ia acuhkan dan tak mau ambil pusing. bisa-bisa dia gila karena meladeni dua manusia tak waras itu.

"duduklah ada yang ingin ayah bicarakan padamu Araa" ucap Bima menoleh menatap putri bungsunya sejenak

Araa langsung duduk di sofa terpisah dari dua wanita di sampingnya. dia menatap wajah serius itu lama, pikirannya tak karuan. sepertinya akan ada sesuatu yang serius melihat dari sorot mata ayahnya.

"Ayah ingin meminta satu hal padamu dan ayah rasa seharusnya tidak ada penolakan mengingat kau adalah putriku dan seorang anak wajib berbakti pada orang tuanya bukan Araa?" ucap Bima menatap Araa serius

"Apa yang bisa kuberikan?" tanya Araa dadanya kini sudah berdetak tak karuan. perasaan apa ini, apa yang ayahnya inginkan.

takut itu yang mendominasinya sekarang.

"menikahlah dengan Tuan Aston. jadi istrinya kau harus turuti semua kemauan dan perintahnya tanpa terkecuali. puaskan dia, dengan begitu kau sudah membayar baktimu sebagai putriku" ucap Bima serius kepada Araa, ucapan itu begitu lembut tetapi penuh penekanan.

Bagai petir menyambar di malam hari. Air matanya lolos begitu saja seiring mendengar perkataan pria paru baya didepannya yang selalu dia anggap sosok ayah walau dalam hidupnya pria ini selalu acuh tak acuh tentang sesuatu yang berkaitan dengannya. bahkan dia juga seolah menutup mata dari bentuk penyiksaan, hinaan dan cacian yang diterimanya di rumah ini.

lalu sekarang apa ini?. kenapa pria ini begitu kejam padanya, memberikan dirinya pada lelaki yang akan menolong perusahaannya. apakah selama ini dia di anggap anak hanya untuk seperti ini saja. di besarkan dan kemudian harus membayar semua itu?. apakah itu artinya dia berhutang selama ini pada ayahnya sendiri. perhitungan itu yang terjadi.

"M-maksud Ayah lelaki yang akan menolong perusahaanmu?. K-kenapa aku?. bukankah kak Catlin yang akan menikah dengannya" ucap Araa dengan suara bergetar dia sudah tidak bisa lagi menahan isak tangisnya.

"Aku baru saja kuliah ayah bahkan kuliahku belum sampai pertengahan semester, umurku masih sangat muda. bagaimana bisa aku menikah" ucapnya lagi.

"aku bahkan tidak mengenalnya. apakah ayah mencoba menjualku. ini bukan keinginan ku aku tidak mau" Ucapnya tegass namun tak dapat dipungkiri suara bergetarnya menandakan seberapa cemas kecewa dan sakit hati pada sosok di depannya ini.

Catlin dan Meri yang mendengar itu memandang tak suka pada Araa, kesempatan sekali seumur hidup ini kenapa wanita bodoh ini menolaknya. andai saja itu Catlin pasti mereka akan menerimanya dengan senang hati. atau bisa saja dia sedang berakting polos agar terlihat dia tidak menginginkan padahal mereka sudah menyiksanya karena berfikir dialah yang sudah menggoda Aston. begitulah isi pikiran keduanya.

"dasar anak tidak tahu diri. Pa! lihat anak yang sudah kau besarkan ini apa yang dia balas pada kita disaat-saat susah kita sekarang! Seharusnya Catlin satu-satunya putrimu karena putriku bahkan sudah berkorban lebih dulu tanpa dipaksa dan menentangmu seperti yang dilakukannya" cibir Meri menatap sinis Araa

"seharusnya memang begitu Bu. dia memang tidak tahu diri dan tak tau berterima kasih padahal dirinya sekarang berkat siapa" timpal Catlin.

Mendengar cibiran itu Araa tidak perduli yang dia inginkan dan dengar hanyalah sosok Ayah yang dia anggap dan didepannya sekarang

********

di Kediaman Zesnard.

Aston dan sang asisten berada di ruang kerja pria itu.

"Tuan. apa perlu memberitahu tuan besar dan nyonya perihal pernikahan anda" tanya Jack

"sampaikan jika sudah waktunya. sekarang pastikan jangan sampai mereka tahu Jack, aku menginginkan budak bukan istri sungguhan. nanti saja setelah dia jadi budakku" jawab Aston

"jika kamu bertemu dengannya buatlah perjanjian kontrak dan tegaskan hal-hal penting ketika jadi budakku. aku percaya padamu Jack. sekarang kamu boleh beristirahat" tanpa menunggu jawaban Jack dia berlalu meninggalkan ruang kerja menuju kamarnya diikuti Jack di belakang.

'jangan melanggar aturan yang anda buat sendiri nanti tuan' batin Jack menatap punggung Aston. dia mengira Aston sudah melupakan wanita itu dan memilih sendiri nona Araa untuk dijadikan istri sungguhan.

di seberang sana.

"dia sendiri yang memilihmu. Araa mengertilah dan bantu ayah kali ini" balas Bima balik menatap sang putri.

mendengar hal itu membuatnya heran dan sedih. tak ingin bicara lagi dia langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya meninggalkan tiga orang yang sedang duduk. dia harus menetralkan pikiran dan tubuhnya saat ini, sungguh kacau sekali rasanya.

bersambung..................

1
mommy ji ji🖤💋
harusnya Bi dini😅😆🙏
mommy ji ji🖤💋
duhh typo lagi🙏🙏😆
Gourry Gabriev
Aku terhipnotis dengan alur ceritanya, jangan berhenti menulis ya, thor!
Eonjin♤
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
Enoch
Terhibur banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!