My Presma Is My Husband

Sedangkan Al, setelah mengambil ciuman pertama istri sirinya dan telah membuat wanita cantik itu menangis,ia justru terlihat semakin tenang, emosinya sedikit berkurang,ia memutuskan untuk langsung menuju lokasi tempat ia dan para sahabat serta anggotanya melakukan duel dengan rival mereka.

Sekitar 30 menit kemudian,Al tiba di lokasi yang sahabatnya sebutkan tadi,ia menghentikan motornya sejajar dengan motor yang lainnya, seseorang langsung menghampiri nya untuk menanyakan tentang kesiapan Al.

" Bos..apa motor nya masih perlu di cek? " tanya Dion salah satu anggota kepercayaan nya,dion sering menggantikan posisi Al jika pria yang menjabat sebagai ketua itu tidak bisa hadir di tengah-tengah geng mereka,dan itu jika Andre dan Aldo juga tidak bisa hadir.

" Cek aja ulang,gue tadi ga sempet ngecek" jawab Al singkat,ia menghampiri kedua sahabatnya dan duduk bersama mereka yang tengah duduk di atas kap mobil salah satu anggota mereka.

" Lo siap bro? " tanya Andre saat melihat Al duduk di samping nya,Andre bisa melihat wajah Al yang tidak terlalu kacau seperti saat datang ke markas tadi,tapi Andre juga tau sepertinya sahabatnya itu sedang ada masalah.

" HM" gumam Al singkat, pikirannya kembali terlintas bayangan saat ia mendatangi Kiara dan berakhir dengan menyatukan bi-bir mereka" Manis" batin nya,ia sampai tersenyum sendiri.

" Shit" umpatnya tiba-tiba, karena pikirannya benar-benar di penuhi sosok gadis yang selalu ia bilang masih bocil itu,dan sialnya tidak bisa melupakan adegan mereka tadi.

" Lo kenapa?" tanya Aldo yang melihat Al tiba-tiba mengumpat kesal.

Al tak menjawab, ia hanya menggeleng seraya fokus pada layar ponsel nya yang menunjukkan foto seseorang yang terlihat begitu anggun.

Al memejamkan matanya,mengumpat dirinya sendiri yang terasa begitu aneh,ia mematikan ponselnya dan memasukkan nya ke dalam saku celananya.

Al dan orang-orang nya mendengar instruksi bahwa pertandingan akan segera di mulai dan Al segera bersiap,dan terlihat rival nya sudah siap di atas motornya yang sudah terparkir di garis start.

Al berjalan santai menuju motor nya,duduk di atas motornya dan memakai helm full face miliknya, kehadiran nya langsung membuat para wanita yang hadir di tempat itu memekik keras,mereka datang memang khusus untuk melihat idola mereka beraksi di arena.

Yang hadir di tempat itu tentunya para anak-anak geng motor,dan juga para anak-anak yang memang suka nongkrong di jalanan,para remaja yang terbiasa dengan kehidupan malam dan pergaulan bebas,club malam sudah seperti rumah bagi mereka mereka.

Al tak merespon dengan suara-suara para wanita tersebut, yang ada dalam pikiran nya saat ini hanya gadis cantik dengan penampilan tertutup namun mampu membangkitkan jiwa lelakinya,Al merasa heran pada dirinya yang seakan tak mampu mengendalikan diri nya saat dekat dengan gadis itu,siapa lagi kalau bukan Kiara si istri kecilnya.

Al dan rival nya mulai fokus menatap jalan di depan mereka,jalan raya yang terlihat sudah berubah menjadi arena balap liar mereka.

" Lo udah tau kan apa taruhan nya?" tanya rival Al seakan sengaja ingin mengganggu konsentrasi Al.

Al tak menjawab, ia terlihat tak berminat untuk menjawab pembicaraan yang rival nya mulai.

" Gue mau Lo serahin Melly ke gue,dia milik gue" ucap pria itu lagi-lagi ingin memancing Al.

Al tersenyum miring di balik helm full face miliknya " gue memang ga memiliki rasa apapun sama Melly,tapi gue bakal tetap lindungi temen dari kecil gue dari laki-laki brengsek kayak Lo" jawab Al santai.

" Lo mau nipu gue? Lo kira gue sebodoh itu percaya dengan omong kosong Lo? " bantah pria yang usianya satu tahun di atas Al.

" Gue ga pernah maksa Lo buat percaya,cuma Lo salah kalau mau jadiin Melly sebagai taruhan,apalagi sebagai alat buat ngancam gue" jawab Al santai, bahkan ia memperlihatkan senyuman remeh nya di balik helm nya.

Hal itu membuat rival nya semakin tersulut emosi,rasanya ia sangat ingin memberikan bogem mentah di wajah tampan Al,dan menghajar pria itu sampai babak belur.

Di lokasi tersebut keadaan terlihat semakin panas,dan semakin seru,suara sorak Sorai terdengar begitu heboh saat para andalan mereka mulai memacu motornya.

****

Sedangkan di asrama kampus,Kiara berusaha keras untuk memejamkan matanya,melupakan kejadian yang baru saja terjadi pada dirinya, Kiara merasa sangat malu,marah dan juga tidak terima, walaupun kejadian itu tidak menjadi dosa untuk nya,tapi ia tidak terima karena mengingat sikap Al yang tidak pernah bersahabat padanya.

Bahkan Al terkesan begitu tidak peduli padanya,pria tampan itu hanya memberikan nya sebuah kartu sakti sebagai bentuk tanggung jawab nya dengan status mereka.

Kiara menang tidak mengharapkan lebih pada pernikahan mereka,tapi sesungguhnya ia berharap itu adalah pernikahan pertama dan terakhir untuk nya,dan entah sejak kapan ia merasa mulai mengagumi wajah tampan Al,apakah ia telah jatuh cinta pada suaminya itu?.

Kiara berusaha sekuat tenaga untuk menolak perasaan yang menurutnya aneh itu,ia merasa kangen jika beberapa hari tidak melihat Al,dan ia juga merasa sakit saat melihat Melly yang hampir selalu menempel pada suaminya itu.

" Tidak Ara..kamu tidak boleh menaruh hati padanya,dia sudah menjadi calon suami wanita lain,kamu jangan coba-coba menjadi wanita jahat yang merebut pria milik wanita lain,terlebih mereka sangat serasi" batin Kiara bergejolak melawan perasaan nya.

Kiara memang merasakan itu semua,tapi ia juga merasakan nyaman saat mengobrol dengan dosen mudanya,bahkan ia merasa nyaman dengan perhatian dokter Kenzo,seakan ia kembali menemukan sosok almarhum Angga Abang nya pada Kenzo,dan itu membuat Kiara sering beristigfar untuk menyadarkan tentang statusnya dan juga untuk menjaga batasan antara wanita dan pria yang bukan mahram nya.

Berbeda jika saat bersama Irwan,Kiara memang juga merasa nyaman tapi ia tidak merasa special, walaupun perlakuan Irwan padanya sangatlah terlihat istimewa,mungkin karena Kiara sudah tau bahwa sahabatnya sangat menyukai Irwan dan Kiara tak ingin menyakiti hati sahabatnya, sehingga Kiara sering menghindari Irwan.

" Ya Allah ada apa dengan mata ku ini? mengapa tidak mau terpejam " erang Kiara dalam hatinya.

Kiara merasa sangat frustasi dengan pikirannya,ia benar-benar tidak bisa menghilangkan bayangan perbuatan Al padanya tadi, rasanya ia tak ingin lagi bertemu Al.

" Tuhan...Aku harus bagaimana jika besok bertemu dengan nya? " tanya Kiara pada sang penciptanya.

Karena matanya tak mau terpejam, akhirnya Kiara memutuskan untuk melakukan shalat sunat dan membaca Alqur'an,untuk mengulang hafalan nya pada ayat -ayat suci tersebut, hingga akhirnya ia tertidur di atas sajadah nya dengan masih memakai mukena dan masih memegang mushaf.

***

Di lain tempat..

Al dan para sahabatnya serta para anggotanya sedang merayakan kemenangan mereka,Al dinyatakan menang melawan rival nya,pemuda tampan itu memang belum ada yang mampu mengalahkannya.

Semuanya bersorak gembira menikmati beberapa makanan yang mereka pesan, mereka memesan beberapa box pizza,burger dan aneka cemilan serta beberapa jenis minuman,termasuk minuman mengandung alkohol.

Al memang tidak melarang anggota nya mengkonsumsi alkohol, walaupun ia tidak pernah menyentuh minuman haram itu, asalkan mereka tidak mengkonsumsinya secara berlebihan,tapi Al melarang keras anggota nya mengkonsumsi narkoba jenis apapun atau terlibat dengan barang haram itu.

Al adalah orang yang paling tidak suka berurusan dengan hukum, walaupun ia tau sangat mudah baginya untuk menghadapi para pemeran hukum itu,dengan nama besar keluarga nya dan juga pengacara keluarga mereka bukan pengacara sembarangan, terlebih sudah bukan rahasia lagi jika hukum di negara nya itu masih bisa di beli dengan uang.

Al menggeleng melihat tingkah para anggotanya dan juga kedua sahabatnya, sedangkan Moli dan putri sangat jarang ikut bergabung bersama mereka di markas,kedua sahabat wanita mereka itu hanya sesekali datang ke arena balap, begitupun dengan Melly,untuk Melly Al memang melarang nya terlalu ikut campur dalam urusan nya.

" Cabut gue" ucap Al singkat,ia bangkit dari duduknya dan meraih kunci motor nya,ia bahkan tak menjawab pertanyaan kedua sahabatnya, membuat kedua sahabatnya itu menggeleng melihat tingkah Al yang terlihat semakin aneh.

" Gue ngerasa semenjak kehadiran si bocil,tu bocah agak aneh,kayak banyak nyimpan rahasia" ucap Andre mengungkapkan kecurigaannya pada Aldo, membuat Dion ikut melihat ke arah Al yang hanya terlihat punggungnya saja.

" Lo telat curiga nya,gue sejak awal,makanya gue sengaja nantangin dia dengan alasan taruhan,gue bisa liat tatapan dia beda tiap liat Ara,dan itu dari pertama dia liat di rumah sakit" jawab Aldo santai.

" Maksudnya pak bos lagi jatuh cinta? Bukannya udah ada Melly ya?" tanya Dion yang akhirnya ikutan nimbrung.

" Dia sama Melly itu cuma temen dari kecil,dan juga cuma karena ngerasa berutang nyawa ke bokap nya Melly , karena waktu dia SMP bokap nya Melly pernah selamati dia yang hampir tenggelam dan terbawa arus pas liburan keluarga bareng keluarga Melly juga,kedua orang tua mereka sahabatan " jawab Andre menjelaskan.

Dion mengaguk paham,tapi ia kok jadi penasaran wanita mana yang membuat bos nya itu jatuh cinta dan terlihat sangat galau dan kacau seperti malam ini dan malam-malam sebelumnya dan Dion akan mencari tau itu,karena kebetulan Dion kuliah di tehnik informatika hanya saja berbeda kampus dengan Al dan para sahabatnya.