ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 29
" Apa ada yang menyenangkan Bos?"
" Eeeh, ada dooong ha ha ha."
Sam mengerutkan keningnya, sejak kedatangan sang tuan, ia merasa bahwa tuannya itu sedang dalam kondisi yang aneh. Ryder terlihat tersenyum sepanjang waktu dan sesekali terkekeh geli. Ini merupakan kejadian yang biasa sebenarnya, karena Ryder selalu bersikap ramah dengan para karyawannya. Tapi dia akan bersikap dingin terhadap orang yang tidak dia suka.
Ya Ryder memang selalu menunjukkan ekspresinya dengan jelas terhadap satu per satu orang yang dihadapi.
Tring
" Ohh udah mulai nih kayaknya," ucap Ryder pelan sembari membaca pesan yang masuk. Ekspresi wajahnya seketika berubah. Senyuman ramah tadi pun menghilang dan berganti menjadi senyuman menakutkan.
Sam bahkan sampai bergidik ngeri melihat senyuman yang sekarang Ryder lakukan.
" Sekarang apa lagi Tuan?"
" Oh ini, ini adalah orang yang bakalan mendapat pelajaran khusus dari ku nanti. Aah bener, Sam jika ada yang datang dari kediaman Brahmana, sambut dia dan perlakukan dia dengan baik."
" Ya? Oh baik Tuan."
Sam pamit undur diri kembali ke ruangannya untuk kembali bekerja. Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Sam mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Ryder baru saja. " Orang dari keluarga Brahmana? kira-kira yang mana yang Tuan maksud?"
Sedangkan Ryder, ia bukannya membalas pesan yang baru saja dikirimkan tapi dia langsung menelponnya. Tentu saja ini adalah bagian dari rencana yang akan dia lakukan.
" Halo, ini nomermu?"
" Oh hal-lo Kak Ry, i-iya ini nomorku. Jangan lupa disimpen ya. Aku dapet nomor Kak Ry dari Ibu. Apa aku boleh berkirim pesan ke Kakak?"
" Aah tentu aja boleh dong, masa orang ngirim pesan aja nggak boleh sih."
Ryder benar-benar berbicara dengan nada ramah, sungguh sangat berbanding terbalik dengan ekspresinya saat ini. Ya, Ryder tampak sangat kesal dan menahan rasa kesalnya. Ia tidak mungkin melepaskan rasa kesalnya itu saat ini jika tidak ingin Luna tahu. Karena ini baru awal, dia harus bisa menahan sebaik mungkin.
Dan tentu saja berbeda dengan Luna. Saat ini gadis itu sedang senang bukan main karena Ryder menelponnya lebih dulu. Wajahnya bersemu merah karena tersipu.
Hanya dengan sesaat, Luna langung membuat sebuah anggapan bahwa Ryder menyukainya. Kepercayaan dirinya semakin melambung tinggi sekarang. Dan dia menjadi semakin yakin bahwa ucapan Ryder yang waktu itu tentang menikahi Ayesha adalah emosi sesaat karena melihat anak yang mirip dengannya.
" Luna, kamu kenapa sayang? Apa ada hal yang baik?"
Luna memang masih belum berangkat bekerja. Ia masih berada di ruang makan, dia baru saja menghabiskan sarapannya. Pesan yang ia kirimkan kepada Ryder tadi pun hanya sekedar tes saja apakah Ryder akan membalasnya. Namun siapa sangka Ryder akan menelponnya begini.
" Ma, lihat! Lihat Ma, ini beneran kan Ma, aku lagi nggak mimpi kan? Aaaah aku seneng banget tahu Ma!"
Tania langung meraih ponsel milik Luna, ia membuka matanya lebar-lebar, dan benar saja bahwa Ryder baru saja menelpon. Di layar ponsel tertera nama Ryder dan jumlah menit lamanya panggilan masuk berlangsung.
" Aaaaaah, Mama seneng banget. Akhirnya, akhirnya Ryder notice kamu sayang. Dan ini beneran, ini bukan mimpi. Selamat sayang, selamat. Tahap dua udah berhasil kita lalui. Posisi Nyonya Brown selanjutnya bisa kamu dapetin, Mama yakin itu."
Keduanya berpelukan dengan erat. Rasa bahagia begitu membuncah dari ibu dan anak. Bak berhasil menaklukan gunung, Tania dan Luna benar-benar bersorak akan hal tersebut.
Kini Luna pun bersiap untuk ke perusahaan, bersama Tania yang ikut serta. Karena ada yang akan Tania lakukan di sana, yakni tahap ke tiga dari rencana menjadikan Luna sebagai Nyonya Brown.
" Tapi Ma, apa akan berhasil kali ini?"
" Tentu dong, dia kan nggak pernah peduli. Lagi pula anak sialan itu juga udah nggak ada di sini, jadi nggak ada alasan buat dia ngelarang keinginan Mama. Lagi pula kan akan menguntungkan perusahaan kalau Brown dan Brahmana bersatu. Iya kan?"
Luna mengangguk cepat. Apa yang dikatakan oleh Tania itu benar adanya. Sebuah senyuman mengembang di bibir gadis itu. Ia sangat puas mengingat bahwa semua hal akan jadi miliknya.
Dulu ya dulu sekali, Luna dan Tania harus bersembunyi dengan baik. Itu adalah syarat yang diberikan oleh Betrand terhadap Tania jika ia ingin melahirkan Luna.
Luna kecil selalu diperlihatkan kehidupan Ayesha yang sempurna. " Lihat sayang, suatu hari kamu yang akan punya itu semua. Posisi itu bakalan jadi milikmu, jadi kamu sabar dulu ya sayang."
" Iya Mama."
Luna hanya bisa melihat bagaimana harmonisnya keluarga Ayesha. Dia pun mulai merasa iri terhadap Ayesha. Kenapa anak itu bisa merasakan kehidupan yang bebas dan menyenangkan, tapi tidak dengannya. Padahal mereka sama-sama memiliki ayah yang sama.
Satu hal yang tidak Luna tahu, bahwa keberadaan dirinya adalah hal yang disengaja oleh Tania. Luna memang benar anak Betrand, tapi hasil dari sebuah kesalahan. Tania sengaja menjebak Betrand untuk mendapatkan banyak hal dari betrand.
Tania, dia adalah seroang waiters di sebuah bar tempat Betrand biasa menjamu dan bertemu para kliennya dalam membahas pekerjaan.
Betrand yang tampan dan kaya tentu membuat Tania tertarik. Meskipun dia tahu bahwa pria itu sudah beristri, dia tetap tidak peduli. Sehingga suatu ketika Tania melakukan niatnya. Dia membuat Betrand mabuk berat dan mereka melakukan hubungan badan.
Singkat cerita, Tania hamil. Dia meminta pertanggungjawaban Bertrand. Tentu Betrand tidak mau.
" Gugurkan dia, aku nggak mungkin punya anak dari wanita lain."
Tania sudah tahu bahwa Betrand akan berkata demikian, sehingga dia sudah menyiapkan cara kedua yakni dirinya akan melaporkan ini semua kepada Amirandah.
" Jangan berani macam-macam kamu wanita sialan!"
" kalau begitu, izinkan aku melahirkan anak ini."
" Terserah, tapi ingat. Jangan pernah menunjukkan wajahmu di depan istri dan anakku. Aku akan mengirimkan uang setiap bulannya. Bersembunyi lah selamanya."
Awalnya Tania merasa cukup dengan hal itu. Dia mendapatkan materi yang lumayan banyak, tapi lama-kelamaan jiwa iri dan serakahnya muncul. Dia menginginkan posisi istri sah. Dia menginginkan posisi Amirandah.
Dan Luna menjadi salah satu senjatanya. Ya itu tadi, dia memberikan foto-foto Betrand bersama anak dan istrinya. Dan Luna mulai merasa keinginan untuk berada di tempat itu juga.
" Ma, akhirnya ya Ma. Satu per satu akan kita dapetin."
" Benar sayang, benar sekali. Dulu kita hanya bisa melihat dari media, tapi kini kita lah yang berada di media. teruslah bersikap manis sayang, teruslah menjadi putri yang baik."
Luna mengangguk paham. Dia tahu peran apa yang harus dia lakukan. Dia tentu tidak boleh melakukan hal yang salah agar semua yang sudah didapat dan yang akan diraih tidaklah pergi.
Luna tidak ingin menjalani kehidupan seperti dulu. Maka dari itu, Luna harus terus mempertahankan sikapnya di depan publik.
TBC