NovelToon NovelToon
Kontrak Pernikahan 360 Hari

Kontrak Pernikahan 360 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Araya Noona

"Hanya satu tahun?" tanya Sean.
"Ya. Kurasa itu sudah cukup," jawab Nadia tersenyum tipis.
"Tapi, walaupun ini cuma pernikahan kontrak aku pengen kamu bersikap selayaknya istri buat aku dan aku akan bersikap selayaknya suami buat kamu," kata Sean memberikan kesepakatan membuat Nadia mengerutkan keningnya bingung.
"Maksud kamu?"
"Maksud aku, sebelum kontrak pernikahan ini berakhir kita harus menjalankan peran masing-masing dengan baik karena setidaknya setelah bercerai kita jadi tau gimana rasanya punya istri atau suami sesungguhnya. Mengerti, sayang!"
Loh, kok jadi kayak gini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Araya Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Masa Lalu

Nadia membasuh wajahnya beberapa kali. Tangannya masih gemetar setelah tadi melakukan pertolongan pertama pada tiga orang pasien secara bergantian.

Tidak. Nadia bukan takut dengan luka mereka yang memang lumayan parah. Dia gemetar karena sosok yang tadi menyembut namanya.

Nadia menatap wajahnya di cermin. Wanita itu menghela napas berat. Menempelkan dahinya di cermin seraya menutup mata beberapa saat. Dia harus bisa menetralkan perasaannya sebelum keluar dari sana.

Butuh waktu sekitar sepuluh menit sebelum Nadia keluar dari toilet. Shift Nadia memang belum berakhir namun dia berniat untuk pulang saja. Jujur saja dia sudah tidak sanggup jika terus di sana. Lagipula jika dia paksakan mungkin saja Nadia bisa melukai pasien.

"Aku izin pulang duluan ya," ujar Nadia. Bukankah sudah dia katakan meski statusnya sebagai menantu dari pemilik rumah sakit itu, dia tidak akan semena-mena dan diistimewakan. Dia sama seperti karyawan biasanya yang harus minta izin jika akan pulang sebelum shift-nya berakhir.

"Kamu kenapa, Nad?" tanya salah satu teman dokternya di sana, Dini.

"Tiba-tiba aja aku merasa gak enak badan," jawab Nadia. Dia tidak berbohong kok. Dia sungguh merasa tidak enak badan.

"Kamu baik-baik aja?" Dini jadi khawatir karena wajah Nadia terlihat pucat.

Nadia tersenyum simpul. "Aku baik-baik aja, kok. Nanti dibawa istirahat juga bakalan enakan," jawabnya sembari memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Apa jangan-jangan kamu lagi hamil ya?" tanya Dini tiba-tiba.

Aktifitas Nadia seketika terhenti. Dia berbalik menatap Dini yang juga tengah menatapnya dengan tatapan penasaran seraya tersenyum lebar.

"Semoga aja. Kamu doain ya," jawab Nadia dengan nada sedikit malu-malu. Dia memang sangat menginginkan hal itu terjadi.

Dini bertepuk tangan kecil lalu memeluk Nadia singkat. Meski mereka baru bertemu dan kenal ketika Nadia mulai bekerja di rumah sakit itu namun sifat Dini yang ramah dan friendly membuat keduanya dekat dengan cepat.

"Pasti. Aku doain semoga kamu secepatnya bisa hamil," kata Dini.

"Amin," kata Nadia.

Setelahnya, wanita itu pun pamit pulang dengan menggunakan kendaraan umum, bus. Sebenarnya Sean memberi Nadia fasilitas mobil hanya saja Nadia lebih suka naik kendaraan umum. Sebab dia bisa menikmati pemandangan kota Eligra yang hari ini diguyur gerimis.

Suasana yang begitu mendukung pikiran Nadia larut ke masa lalu.

"Enggak! Aku gak boleh ingat dia lagi!" Wanita itu segera menggeleng cepat. Bahkan sampai membenturkan kepalanya pelan ke arah kaca bus membuat beberapa orang memperhatikannya. Tapi, tenang saja, mereka tidak akan peduli sama sekali sebab pemandangan orang yang sedang frustasi sudah biasa dikota-kota besar seperti Eligra ini.

Nadia memejamkan matanya erat lalu mengerang pelan. Bukannya ada yang bilang ya kalau dia tidak ada di Eligra lagi? Dia sudah menetap di luar negara. Lalu kenapa dia harus kembali dan kenapa juga takdir harus mempertemukan mereka di mana Nadia tidak bisa menghindar karena terikat oleh tanggung jawab?

Astaga! Semakin memikirkannya semakin membuat kepala Nadia terasa akan pecah. Haruskah dia meminta izin untuk libur beberapa hari sampai sosok yang tak ingin dia temui itu keluar dari rumah sakit? Tapi, itu tidak mungkin karena Nadia sudah menggunakan semua jatah cutinya bulan ini.

Sial! Benar-benar sial!

Pada akhirnya Nadia tetap harus menghadapi masa lalu yang selama lebih dari enam tahun coba dia lupakan namun masa lalu itu justru datang menghampirinya.

***

Sean benar-benar merasa sangat bersalah sekarang. Bagaimana tidak, saat mendengar kabar buruk itu dia sedang melakukan meeting bersama beberapa orang penting yang akan menjadi sponsor filmnya. Ingin meninggalkan mereka juga tidak mungkin. Bisa dikatakan Sean bagai sedang makan buah simalakama.

"Aku benar-benar minta maaf karna baru bisa datang sekarang," ujar Sean mengutarakan perasaan bersalahnya pada sosok pria yang sedang berbaring dengan perban besar di kakinya.

Sosok itu tersenyum simpul kemudian menggeleng. "Tidak apa-apa. Aku ngerti kok," jawabnya penuh pengertian.

"Gak bisa gitu!" ujar Sean tegas. "Aku yang maksa kamu buat datang lagi ke Eligra. Secara tidak langsung kecelakaan ini karna diriku, Juan," lanjutnya.

Juan Artemio, seorang aktor ternama yang saat ini berkarir dan sukses di luar negeri. Karena merasa peran utama pria dalam filmnya hanya Juan yang bisa memerankannya membuat Sean memohon dengan sangat pada pria itu agar mau menerima tawarannya.

Sean cukup beruntung sebab saat itu kebetulan belum ada naskah film lagi yang masuk di tim Juan---sebenarnya ada hanya saja belum sampai di tangan Juan. Ditambah Juan juga suka dengan naskah yang dikirimkan Sean. Action, horor dan romance dijadikan satu dalam film itu bagai tantangan tersendiri untuk Juan. Hingga tanpa pikir panjang, pria itu pun menerima tawaran tersebut.

Naasnya saat dia tiba di Eligra lagi dan dalam perjalanan menuju kantor Sean, tiba-tiba saja mobilnya terlibat kecelakaan beruntun. Juan pun menderita luka yang lumayan parah di kaki.

Juan terkekeh pelan. "Gak usah merasa bersalah seperti itu, Sean," katanya melihat sekeliling rumah sakit itu. "Perawatan yang kamu berikan padaku di rumah sakit ini sudah lebih dari cukup kok," lanjut pria dengan mata sipit tersebut. Bagaimana tidak, dia tempatkan dalam ruangan yang sangat luas dengan berbagai macam alat medis yang lengkap. Tak hanya itu, ruangan itu juga dilengkapi sofa mewah, tv, bahkan kulkas besar.

"Pokoknya apapun yang kamu inginkan, katakan saja. Dua puluh empat jam perawat dan dokter profesional akan melayanimu dengan baik," kata Sean. Sedikit banyak dia merasa senang karena Juan menyukai tempat yang dia sediakan. Walau tetap saja, bukan tempat itu yang seharusnya memanjakan Juan. Tapi, sebuah hotel mewah dengan segala macam fasilitasnya.

Sean harus menunggu beberapa minggu untuk hal itu. Dia sangat berharap hal itu bisa membuat sang aktor sembuh lebih cepat.

Juan berpikir sejenak sembari mengusap dagunya pelan. Dia bisa meminta apapun? Itu sungguh hak yang memang dibutuhkan oleh Juan.

"Boleh gak aku minta satu dokter aja yang ngerawat aku selama aku di sini?" tanya Juan menatap penuh harap Sean.

"Loh, bukannya lebih banyak dokter malah lebih bagus?" Sean balik bertanya dengan kening yang berkerut.

"Ya, itu memang benar," Pria itu menggidikkan bahunya samar. "Tapi aku mau dokter itu aja yang merawatku. Bukannya tadi kamu bilang kalo ada yang aku inginkan bisa kudapatkan."

Itu bagai jebakan b4tma4n untuk Sean.

"Baiklah. Katakan kamu ingin dirawat oleh siapa?"

"Salah satu dokter yang menanganiku saat di UGD."

Itu permintaan yang sulit. Terlebih Juan mengaku lupa nama sang dokter tersebut. Atau tepatnya pura-pura lupa sebab Juan tahu jika dia menyebut namanya dan meminta tolong pada Sean untuk memanggilnya kemari, sang dokter pasti akan menolak. Jadi ini cara terbaik agar dia mau menemui Juan.

"Jadi aku harus memanggil mereka semua datang ke sini?" tanya Sean kembali yang langsung diangguki antusias oleh Sean.

"Jika kamu gak keberatan?" kata Juan.

"Enggak kok," Sean mengibaskan tangannya lalu menyibak rambutnyanya ke belakang.

"Baiklah aku akan menghubungi mereka agar semua datang."

1
@azkhi
seru👍👍👍
Araya Noona: terimakasih sudah membaca😁
total 1 replies
@azkhi
next Thor 🥰🥰🥰
Araya Noona: siyaappp kakak
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut thor
Anto D Cotto
menarik
Araya Noona
Jangan lupa komen dan vote yah kalo kalian suka cerita ini. Terimakasih😉
Nur Adam
lnjut
Araya Noona: Terimakasih sudah membaca kak. semoga suka yah dengan ceritanya😉
total 1 replies
Aery_your
good
Araya Noona: Terimakasih sudah membaca. semoga suka ya😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!