NovelToon NovelToon
SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh keluarganya.

Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.

Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.

#story by suciptayasha#

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30 Musuh di balik bayangan

"Bagaimana keadaanmu di sana, Jay?"

Naira menghubungi Jay melalui perangkat yang terpasang di telinganya.

"Aku baik-baik saja, tapi sungguh mereka membuat banyak senjata canggih yang belum pernah aku lihat," jawab Jay sambil melihat-lihat rancangan senjata di markas itu.

Jay mengenakan satu set seragam perang, dengan rompi anti peluru dan membawa senapan laras panjang. Ia berjalan menyisir seluruh markas bawah laut itu sambil memimpin puluhan anggota geng Frost.

Mereka berjalan pelan, memeriksa setiap ruangan dan menghabisi musuh yang terlihat. Tidak peduli mereka adalah petugas keamanan ataupun para ilmuwan.

"Tetaplah waspada, aku mendapat informasi jika mereka juga bereksperimen dengan manusia."

Tanpa menunggu lama, Jay segera meningkatkan kewaspadaannya.

“Eksperimen dengan manusia” adalah kalimat yang membangkitkan kembali insting bertahan hidupnya.

Dalam dunia kejahatan dan konspirasi ini, tidak ada yang benar-benar mustahil, dan terkadang kenyataan bisa lebih mengerikan daripada rencana terburuk sekalipun.

Ketika mereka menyusuri lorong gelap yang diterangi cahaya lampu kelap-kelip, suara langkah kaki dan detak jantung menjadi satu-satunya suara yang menggema, mengiringi perjalanan mereka. Suasana semakin mencekam, dan setiap suara kecil pun cukup untuk membuat jantung berdetak kencang.

Di tengah ketegangan, seorang anggota geng Frost tiba-tiba berteriak memperingatkan bahwa mereka menemukan sesuatu yang aneh di salah satu ruang laboratorium.

Jay segera menuju ke lokasi, dan pemandangan yang dihadapinya mengejutkan.

Di ruangan itu terdapat beberapa tabung besar berisi cairan berwarna hijau, masing-masing berisi sosok manusia yang tampaknya tidak sadar.

Jay mendekati salah satu tabung, mengamati wajah mereka yang tampak tenang meski berada dalam situasi yang tidak manusiawi.

“Kita sudah menemukan eksperimen gilanya?” ujar Naira melalui komunikasi, seakan bisa membaca pikiran Jay.

“Kita harus menghancurkan tempat ini secepat mungkin. Kita tidak bisa menyelamatkan mereka yang menjadi eksperimen,” ujar Jay.

Naira mengangguk, meski tidak ada yang melihatnya. Ia menyadari bahwa waktu mereka tidak banyak.

Mereka harus bertindak cepat sebelum masalah bertambah parah. Setelah memastikan bahwa ruangan tersebut aman, Jay memerintahkan memasang peledak di titik-titik strategis di dalam laboratorium itu.

Sementara timnya bekerja, Jay memfokuskan pikirannya pada langkah selanjutnya, memastikan bahwa mereka semua keluar dari tempat tersebut hidup-hidup.

Namun saat mereka bersiap untuk meledakkan laboratorium, suara gemuruh kembali terdengar.

Kali ini lebih keras, seakan berasal dari kedalaman bunker yang lebih dalam. Jay dan timnya terhenti, menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam bunker penuh rahasia ini.

Ada sesuatu, atau seseorang, menunggu untuk dihadapi selanjutnya.

"Siapkan diri kalian," perintah Jay kepada para bawahannya.

Langkah kaki terdengar dari lorong bunker yang gelap, membuat semua orang menahan napas mereka. Mereka tahu jika orang yang datang adalah seseorang yang kuat, mendengar dari langkah kakinya yang keras dan mengintimidasi.

Tak lama kemudian, kilatan cahaya merah keemasan dan gemuruh senapan mesin terdengar, peluru-peluru metal menghujani Jay dan rombongan.

"Menghindar!"

Jay segera menghindar dengan memasuki salah satu ruangan di lorong tersebut. Namun naas, beberapa orang tidak sempat bereaksi dengan perintah Jay, membuat tubuh mereka penuh lubang dan seketika tewas.

Suasana berubah drastis. Mereka yang telah terluka atau kehilangan nyawa menjadi pengingat betapa berbahayanya situasi ini.

Jay berusaha mencari perlindungan sembari menembak balik ke arah musuh yang masih belum terlihat jelas di balik asap.

"Siapa mereka?" tanya Naira, suaranya terdengar keluar dari perangkat komunikasi Jay.

"Entahlah, mungkin pasukan khusus milik Viper, tapi yang jelas dia hanya satu orang," balas Jay sambil berusaha mendeteksi gerakan berikutnya dari lawan.

Dalam kegelapan yang semakin menakutkan, Jay harus mencari cara mengatasi musuh yang sepertinya sudah sangat siap menghadapinya.

Pikiran Jay berputar cepat mencari rencana sambil tetap waspada pada setiap gerakan di sekelilingnya.

Beberapa anggota geng Frost mencoba memberikan tembakan perlindungan sambil mencari cara untuk memulihkan kekuatan.

Suara tembakan tak kunjung reda, memacu adrenalin dan ketegangan yang semakin menjadi-jadi.

"Ada ide, Jay?" tanya Naira, tetap tenang meski situasi semakin sulit.

Jay merenung sejenak lalu mendapatkan ide nekat, "Mengingat musuh memiliki senapan mesin, pertarungan jarak jauh sangat berisiko. Jadi kita harus mendekatinya!"

Jay segera mengatur strategi. Ia menginstruksikan timnya untuk terus memancing perhatian musuh, sementara dirinya akan mencari cara untuk mendekatinya.

"Tapi bukankah itu tindakan yang nekat, Kapten?"

Salah satu bawahannya mengkhawatirkan keselamatan Jay, dia adalah anggota termuda dari geng Frost, anak yang masih labil. Dia bernama Dion, meskipun masih muda, ia memiliki bakat yang cukup untuk bergabung dalam penyerangan bersama Jay.

"Biarkan saya melakukan tugas itu, Kapten!"

"Dion, percayalah padaku. Aku masih membutuhkanmu untuk menggantikan peranku di sini, sementara aku mendekati musuh, kaulah yang akan memerintah."

Dion terdiam, dia sedikit sedih namun senang karena kaptennya sangat mengandalkan dirinya. Awalnya mereka semua tidak terima harus dipimpin oleh orang yang bukan dari geng mereka, namun setelah melihat kemampuan memimpin Jay, mereka sangat mengaguminya.

"Saya akan melaksanakan tugas Anda sebaik mungkin!" jawab Dion dengan tegas.

"Bagus, aku mengandalkanmu."

Rencana dimulai, Dion memimpin pasukan yang ada memberikan perlawanan kepada musuh yang masih belum terlihat sembari terus berlindung di tempat yang aman.

Sementara Jay menerima instruksi Naira.

"Ada sebuah saluran ventilasi di ruangan itu, kau bisa masuk dan keluar tepat di atas musuh untuk menyerangnya."

Jay mengangguk, meskipun Naira tidak bisa melihatnya. Ia bergerak cepat menuju sudut ruangan, mencari saluran ventilasi yang dimaksud.

Matanya menyusuri sekeliling hingga akhirnya menemukan penutup ventilasi dengan baut-baut yang kokoh.

"Aku menemukannya," Jay berkata pelan ke dalam komunikatornya, sembari mengeluarkan peralatan dari tas di punggungnya untuk membuka penutup ventilasi.

Sementara itu, suara tembakan yang terus terdengar memantapkan tekad Jay. Anggota geng Frost di bawah komando Dion tampak terus menggempur posisi musuh, membuat Jay merasa lega bahwa timnya mampu bertahan dan mengikuti instruksinya dengan baik.

Dengan tangkas, Jay melepas baut-baut penutup ventilasi dan perlahan membuka penutup tersebut, memastikan tidak ada suara yang akan mengungkap rencananya kepada musuh.

Ia kemudian memanjat masuk ke dalam saluran sempit itu, berusaha seminimal mungkin untuk tidak menimbulkan kebisingan.

Saluran udara yang dingin dan berdebu menyambutnya saat Jay merayap ke depan. Ruangan terasa semakin sunyi, seolah detik-detik menggantung di udara.

Namun dalam pikiran Jay, waktu seolah berpacu tak henti, mendorongnya untuk bertindak cepat.

Sampai pada satu titik, Jay melihat kisi-kisi ventilasi yang memperlihatkan pemandangan di bawahnya. Kilatan cahaya merah keemasan dan suara keras senapan mesin memberi tahu bahwa ia berada tepat di atas musuhnya.

Jay menyiapkan granat kejut yang dibawanya.

"Naira, aku di posisi," bisiknya. "Beri aba-aba pada Dion untuk meluncurkan serangan penuh dalam 30 detik."

"Dipahami," balas Naira, dan Jay dapat mendengar suaranya menggemakan instruksi melalui kanal komunikasi.

Jay mempersiapkan granat di tangannya, menunggu saat yang tepat. Ketika detik-detik semakin mendekati titik nol, Jay menarik pin granat dan melemparkannya keluar dari kisi-kisi ventilasi, tepat ke arah musuh yang masih sibuk mencoba menghabisi timnya.

Ledakan cahaya dan suara bising memenuhi ruangan. Tidak membuang waktu, Jay melompat keluar dari ventilasi, mendarat dengan cekatan di ruangan tersebut.

Musuh itu sedang terhuyung, terjebak dalam efek granat kejut. Jay membidik dengan senapan yang siap di tangannya, memastikan tembakannya tepat mengenai target.

Dalam hitungan detik, suara tembakan dari senjatanya menggema, mengakhiri tanda bahaya dari musuh yang mengintimidasi tersebut.

"Area bersih," Jay melaporkan dengan napas sedikit memburu. Ia kemudian bergerak menyingkirkan senapan mesin yang sempat mengancam nyawa timnya, memastikan semua kini dalam kontrol geng Frost.

Dengan cepat, Dion dan anggota lainnya merangsek maju, menyusulnya.

"Tetap di sana!" teriak Jay di tengah lorong dan seketika membuat Dion beserta seluruh timnya membeku.

1
Muhammad Fadil
kosa katanya gk jelas, harus nya gk pake kata sekarat
system
ada system tapi ko seperti gk guna thor
Lin
awal yang bagus
YYW
bang author bisa bikin novel yg MC nya anti naif atau jadi villain gitu bang seru kata gw
(saran aja)
Agus Suhada
info seru gak?
variable of ancient: agus sakit
Caveine: seru bang !!!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!