Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08. Persetujuan Yang Dipaksakan
Kepulangan Rayden, Zhia, Levi dan Lucia langsung disambut dengan penuh harap oleh Zhea yang memang telah menanti kabar baik semenjak kepergian mereka. Shea bahkan hanya bisa terdiam sembari menggeleng-gelengkan kepala melihat saudari kembarnya itu yang tengah bucin akut kepada Nathan.
“Mom! Dad, bagaimana? Apakah aku masih memiliki kesempatan?” Zhea langsung menanyakan kabar yang ingin dia dengan sejak tadi.
“Astaga, mirip siapa anak ini? Bukannya menyambut kedatangan kami lebih dulu dengan pelukan, dia malah langsung menanyakan tujuan utamanya,” ucap Rayden yang sedikit menyindir kelakuan cucu kesayangannya itu.
“Sepertinya lebih mirip Mommy nya,” ujar Levi yang seketika mendapat tatapan tajam dari sang istri tercinta.
“Sudah, sebaiknya kita masuk ke dalam dulu baru membicarakannya lagi.” Zhia menengahi, karena tidak pantas membicarakan hal penting di depan pintu rumah.
Jika Zhia sudah mengatakan sesuatu, maka sebaiknya tidak ada bantahan apapun lagi. Mereka lalu masuk ke Mansion dan memilih ruang keluarga untuk melanjutkan pembicaraan yang sangat di nantikan oleh Zhea.
Apalagi Zhea kini sudah menempel erat kepada Mommy dan Grandma nya, sedangkan Shea pun tidak mau kalah dia lebih suka menempel pada Daddy dan Grandpa nya yang sering mengajarinya ilmu bela diri.
“Mom, bagaimana dengan pertanyaanku yang tadi? Apakah aku masih memiliki kesempatan untuk mengejar cinta Kak Nath?” Zhea yang tidak sabaran kembali menanyakan hal yang sama seperti sebelumnya.
“Tentu saja, Sayang! Kau masih memiliki kesempatan untuk mengejarnya, tapi hanya dalam waktu satu bulan. Karena bulan depan mereka sudah merencanakan pertunangan dan pernikahan.”
Perkataan sang Mommy bagaikan sebuah roller coaster bagi Zhea. Bagaimana tidak? Baru saja dia mendapatkan kabar baik bahwa dia masih memiliki kesempatan untuk mengejar cintanya, seolah dia tengah dibuat bahagia sebelum di jatuhkan dengan kalimat selanjutnya. Dimana Nathan dan kekasihnya ternyata akan segera merencanakan pertunangan dan pernikahan.
“Kini keputusan berada di tanganmu, Zhea! Jika kau memang masih ingin memperjuangkan cintamu kepada Nathan, maka kau memiliki waktu satu bulan untuk membuatnya berpaling kepadamu. Namun, jika kau gagal maka kau harus berhenti ketika mereka sudah resmi bertunangan. Apa kau mengerti maksud perkataan Mommy, Sayang?” Lucia menjelaskan agar putrinya juga tidak melewati batasnya.
“Namun, jika kau ingin menyerah sekarang juga tidak masalah. Itu bahkan lebih baik untukmu, karena kau bisa membuka hati dengan yang lainnya,” imbuh Lucia sembari membelai lembut wajah putrinya.
“Benar, Zhea! Masih banyak pria yang lebih baik dan menarik diluar sana. Hanya saja saat ini kau tengah mengunci hati untuk Nathan seorang. Coba saja kau membuka hati untuk orang lain, maka kau akan tahu banyak yang mencintai dan menginginkanmu. Apalagi putri kesayangan Daddy sangat cantik dan menawan.” Sebagai seorang ayah Levi selalu menginginkan yang terbaik untuk putrinya.
“Namun, jika kau masih ingin mencoba memperjuangkannya. Maka kami semua akan menjadi orang pertama yang mendukungmu, Zhea!”
Shea yang melihat keinginan tidak ingin menyerah begitu saja di sorot mata saudari kembarnya hanya bisa memberikan dukungan yang terbaik, jika memang Zhea tetap ingin mencoba memperjuangkan cintanya.
“Aku sangat mengerti, Mommy! Dan maaf, Daddy! Karena seperti kata Shea aku masih ingin mencoba memperjuangkannya. Jika waktunya aku harus berhenti seperti perkataan Mommy, maka aku akan berhenti.” Zhea memberikan keputusan akhirnya.
“Baiklah, kalau begitu kami hanya bisa mendukungmu, Sayang! Gunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Kau tahu satu bulan adalah waktu yang sangat cukup untukmu memperjuangkannya,” ujar Zhia menyemangati cucunya.
“Benar, manfaatkan kesempatan satu bulan ini sebaik mungkin. Jika butuh bantuan katakan saja pada Grandpa dan yang lainnya. Kami pasti akan membantumu dengan senang hati.” Tidak ada lagi yang bisa Rayden lakukan, selain memberikan dukungan dan semangat kepada cucunya.
“Tentu kau harus menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin, putriku! Karena untuk mendapatkan kesempatan ini Mommy mu bahkan hampir saja mengamuk tadi.” Dalam hatinya Levi kembali mengingat kejadian beberapa saat yang lalu di kediaman Will.
...Flashback On …...
...“Berikan putriku kesempatan untuk mengejar dan mendapatkan cintamu, setidaknya sampai kalian memutuskan untuk menikah. Akan tetapi, jangan pernah melukai hatinya terlalu jauh cukup dengan kau mengabaikannya atau sedikit memarahinya. Itulah batas toleransi yang bisa aku berikan kepadamu, Nathan!”...
“Aku tidak bisa, Kak!” Siapa sangka Nathan langsung menolak permintaan itu dengan tegas, “Aku tidak ingin membuat Zhea semakin berharap akan perasaannya kepadaku. Bukankah itu akan semakin menyakiti hatinya? Lebih baik dia berhenti sampai di sini saja,” sambungnya memberikan alasan terbaik akan penolakannya.
Brakk ….
Dan yang lebih tidak duga lagi adalah Lucia menggebrak meja di depannya hingga retak dan sudah hampir bisa dikatakan Lucia siap mengamuk atas penolakan Nathan dilihat dari raut wajahnya. Detik berikutnya Lucia langsung beranjak dari tempat duduknya dan menarik kerah baju yang Nathan kenakan dengan kasar.
Dengan menekan segala emosinya Lucia berkata, “Apakah permintaanku terlalu berlebihan untukmu, Hmm? Aku bahkan tidak memintamu untuk menikahi putriku. Aku hanya memintamu untuk memberikan putri kesempatan untuk mengejar cintanya.”
“Kau boleh menolaknya berulang kali. Kau juga boleh mengabaikannya, tapi jangan pernah kau melukai fisik dan hatinya terlalu dalam. Dan aku bahkan bisa menjamin putriku akan berhenti mengejar mu setelah kau dan kekasihmu resmi bertunangan. Apakah permintaanku terlalu serakah?” sentak Lucia penuh penekanan, bahkan hampir membuat Nathan tak bisa bernapas. Dan tidak hanya Lucia, tetapi Rayden, Levi dan Zhia juga sudah mengeluarkan tatapan mengintimidasinya.
“Ba-baiklah, Kak! Aku setuju atas usulan dan permintaan Kakak tadi.”
Mau tidak mau Nathan pun menyetujui usulan tersebut karena adanya tekanan dan sedikit paksaan dari Lucia. Setidaknya dia bisa menolak semua bentuk perhatian Zhea nantinya. Sebenarnya itulah yang terjadi, persetujuan yang Nathan berikan atas sedikit paksaan dari Lucia dan yang lainnya.
Bersambung....
kaboooorrr