Devina Putri Ananta berusaha menata hati dan hidupnya setelah bercerai dari suaminya, Arthur Ravasya Barnett. Perceraian yang terjadi lima tahun yang lalu, masih menyisakan trauma mendalam untuknya. Bukan hanya hati yang sakit, namun juga fisiknya. Terlebih ia diceraikan dalam keadaan hamil.
Devina dituduh berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Akibat kejadian malam itu, saudari kembar Devina yakni Disya Putri Ananta harus meninggal dunia.
"Menikahlah dengan suamiku, Kak. Jika bersama Kak Arthur, kakak enggak bahagia dan terus terluka. Maafkan aku yang tak tahu jika dulu Kak Reno dan kakak saling mencintai," ucap Disya sebelum berpulang pada Sang Pencipta.
Bayang-bayang mantan suami kini kembali hadir di kehidupan Devina setelah lima tahun berlalu. Arthur masih sangat mencintai Devina dan berharap rujuk dengan mantan istrinya itu.
Rujuk atau Turun Ranjang ?
Simak kisah mereka yang penuh intrik dan air mata 💋
Merupakan bagian dari novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Aku Ingin Rujuk (Arthur)
The Langham Residence, Jakarta.
"Astaga Arthur !!" pekik Rara saat datang berkunjung ke apartemen pribadi putra sulungnya itu. Hari ini ia datang bersama sang suami, David Barnett.
Rara dan David begitu terkejut melihat kondisi apartemen yang porak-poranda seperti kapal pecah. Sudah beberapa hari ini Arthur tak pulang ke rumah dan ponselnya susah untuk dihubungi. Bahkan Arthur juga tidak datang ke kantor.
Lisa akhirnya mengabari pada Rara bahwa ia kerepotan mengurus DelovA tanpa Arthur. Bahkan Lisa menceritakan perihal pesta malam itu di mana Arthur mendadak pulang meninggalkan dirinya sendiri dan dijemput oleh sopir. Lisa juga mengatakan bertemu Reno dan Devina dalam pesta yang sama.
"Sejak pesta itu, Mas Arthur berubah Tan. Apa jangan-jangan karena dia bertemu Devina?"
"Dia bertemu Devina di sana?" tanya Rara yang terkejut mendengarnya.
"Iya, Tan. Reno juga bersama Devina waktu itu, tapi kita enggak bertegur sapa lagi setelah keluar dari lift."
Alhasil Rara dan David yang mengkhawatirkan kondisi Arthur, seketika bergegas mengunjungi apartemen pribadi milik putranya tersebut. Mereka yakin Arthur berada di sana dan akhirnya terbukti.
"Kenapa, Son?" tanya David pada Arthur yang saat ini dalam kondisi tengkurap di atas ranjang.
Namun tak ada sahutan dari Arthur. Lelaki ini sedang malas untuk bangun. Bahkan sudah beberapa hari ini Arthur tidak mandi dan makan hanya sesekali. Bukan makan nasi melainkan lebih sering mengkonsumsi mie instan kesukaan Devina.
Di luar kamar, Rara tengah menyuruh office girl dari pihak apartemen untuk membantunya membersihkan apartemen Arthur terutama bagian ruang tamu dan area dapur yang sangat berantakan.Biasanya dua hari sekali pembantu yang dibayar Arthur akan datang untuk bersih-bersih. Ternyata Arthur tak ingin diganggu oleh siapapun. Alhasil pembantu tersebut tidak datang ke apartemen Arthur guna melakukan pekerjaannya seperti biasa.
Ceklek...
Derit pintu kamar utama dibuka oleh Rara.
"Dia masih belum bangun juga, Dad?"
"Belum, Mom. Badan Arthur demam,"
"Tolong Daddy bantu buka baju Arthur. Mommy mau siapkan kompresan dulu,"
Rara pun menghubungi restoran yang berada di dekat lobi apartemen untuk mengirimkan bubur ke unit milik putra sulungnya itu. Lalu, ia berjalan melihat kotak obat dan beruntung masih tersedia obat penurun demam.
David dan Rara berjibaku bersama untuk membersihkan tubuh Arthur serta mengganti baju lelaki itu. Kepala Arthur juga sudah ia kompres sebelum bersiap menyuapi putranya.
"Ayo, makan dulu." Rara pun bersiap menyuapi Arthur dengan bubur yang ia pesan tadi.
Arthur yang memang sudah terbangun sejak tadi, seketika menggelengkan kepalanya. Rara pun dibuat kesal olehnya.
"Kamu ini maunya apa sih?!" bentak Rara.
"Sabar, Mom. Inget, putramu lagi sakit." David berusaha mengelus pundak Rara yang tengah kesal dengan Arthur.
"Dia ini kelewatan Dad. Jadi bos enggak profesional. Jadi laki-laki juga masih bucin sama mantan istri yang jelas-jelas selingkuhin dia malah hamil pula," ujar Rara yang tengah berapi-api.
"Devina hamil anakku, Mom. Hiks...hiks...hiks..." Arthur pun akhirnya bersuara walaupun lirih. Isak tangisnya tak mampu ia tahan, sebab hatinya benar-benar tengah berada di titik rendah dalam hidupnya saat ini. Penyesalan tengah menggerogotinya.
"Apa maksudmu?" cecar Rara dengan mimik wajah terkejut.
Arthur pun menyampaikan pada orang tuanya jika Aaron adalah anak kandungnya dengan Devina, bukan benih Reno. Ia menyuruh David mengambilkan amplop hasil tes DNA yang disimpan di laci dekat ranjangnya.
Lalu, David dan Rara membaca dengan seksama perihal hasil tes DNA Aaron. Keduanya sangat syok dan tak menyangka jika calon cucu yang sempat diragukan di masa lalu, ternyata cucu kandungnya sendiri.
Hidup Arthur semakin terpuruk dalam jurang nestapa penyesalannya. Kala cinta Devina datang untuknya pasca mereka bercerai sekaligus jati diri Aaron yang ternyata anak kandungnya sendiri pun mulai terkuak, namun berjuta penyesalan pun datang menderanya. Kini ia justru membenci dirinya sendiri akibat kebodohannya di masa lalu.
☘️☘️
"Aaron, putraku Mom. Tapi, justru dia panggil ayah ke Reno." Arthur pun mengeluarkan keluh kesahnya pada Rara. David mendengarkan dengan seksama di sofa kamar.
"Ja_di dia benar putramu, cucu Mommy?"
"Iya, Mom."
"Tapi, bukankah yang lalu bayi Devina meninggal. Apa saat itu Devina hamil bayi kembar?" tanya Rara kembali.
"Dugaanku juga sama seperti Mommy. Yang lalu aku sempat datang ke makam Adhisty. Sepertinya makam itu jarang didatangi oleh Devina maupun keluarganya. Terlihat banyak rumput liar yang tumbuh lebat di sana. Sudah aku suruh petugas makam buat bersihkan," ujar Arthur yang terdengar sendu.
Ia kembali teringat kala dirinya mengetahui hasil tes DNA jika Aaron adalah anak kandungnya, ia pun memutuskan untuk mendatangi makam Adhisty pertama kalinya.
"Apa kamu Nak, yang hadir di mimpi Papa? Kenapa setelah itu, kamu enggak pernah datang lagi ke mimpi Papa? Apa kamu marah sama Papa? Maaf," Arthur menjeda ucapannya karena tengah sesenggukan. "Maafkan Papa, Nak."
Air mata Arthur menetes hingga membuat wajahnya sembab. Hatinya tak karuan. Bahkan Arthur sempat berpikiran bahwa Adhisty meninggal dunia karena dirinya yang pernah memukul Devina. Namun ia yakin saat itu Devina berusaha melindungi perutnya dan tidak terluka di bagian tersebut. Akan tetapi, rasa bersalah itu tetap meng0lok-oloknya.
"Ini Papa bawain boneka buat nemenin Adhisty. Semoga Adhis enggak kesepian lagi di sana. Papa kangen Adhis. Jangan lupa hadir di mimpi Papa ya. Hiks...hiks...hiks..." ucap Arthur di sela isak tangisnya.
Lalu, ia meletakkan sebuah boneka lucu anak perempuan di atas pusara Adhisty. Arthur berada di makam Adhisty mulai matahari terbit hingga malam tiba. Bahkan keesokan harinya Arthur datang lagi ke makam Adhisty dengan membawakan bubur ayam favorit Devina yang biasa dijual oleh sepasang suami istri paruh baya di depan sekolah mantan istrinya itu.
Arthur memakan bubur ayam tersebut sambil berceloteh sendirian di depan pusara Adhisty. Jika lelah, ia pun sampai ketiduran di atas pusara tersebut. Tak peduli baju dan celana mahalnya kotor akibat terkena tanah makam yang bec3k akibat Jakarta diguyur hujan akhir-akhir ini.
Bahkan Arthur membiarkan dirinya diguyur hujan deras kala terduduk di samping makam Adhisty. Ia memilih tak berteduh. Membiarkan tubuhnya basah oleh air hujan hingga terserang demam dan flu. Mungkin orang lain jika melihat tingkahnya, pasti menyebut Arthur sudah tidak waras lagi. Namun Arthur tak peduli apa kata orang.
Ia ingin menebus dosa dan rasa bersalahnya pada semuanya. Sebelum bertemu Aaron dan Devina, ia lebih dahulu mengunjungi makam Adhisty yang ia yakini sebagai saudari kembar Aaron. Otomatis Adhisty juga anak kandungnya. Ia ingin meminta maaf dengan benar.
☘️☘️
"Jika kenyatannya bahwa Aaron putra kandungmu, maka kamu juga berhak atas dia. Aaron juga butuh kasih sayang dari ayah kandungnya," ucap Rara.
"Kita coba datang baik-baik ke keluarga mantan istrimu sekaligus meminta maaf perihal kamu yang pernah meragukan kehamilan Devina kala itu. Untuk hak asuh Aaron nanti kita bicarakan bersama jika sudah dalam kondisi kepala dingin dan saling memaafkan. Jangan pakai emosi," saran David.
"Apa mereka akan mau memaafkanku semudah itu, Dad?"
"Daddy yakin kalau mereka adalah orang-orang yang baik dan pasti mau memaafkanmu. Walaupun jalanmu tak akan mudah, Son."
"Aku ingin rujuk sama Devina, Mom-Dad. Aku enggak rela kalau Aaron panggil Reno-Ayah. Harusnya aku," pinta Arthur.
"Kata Lisa, Reno akan menikah dengan Devina."
"Aku enggak akan biarin dia menikahi Devina, Mom. Langkahi dulu ma_yatku!" desis Arthur tak suka.
"Bukankah kamu sudah bertunangan dengan Lisa dan kalian akan menikah beberapa bulan lagi. Kita juga sudah booking pihak W O untuk acara pernikahan kalian berdua," ujar Rara.
"Batalkan!" seru Arthur.
"Apa ?!"
Bersambung...
🍁🍁🍁