NovelToon NovelToon
Ayah, Aku Anakmu

Ayah, Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu / Pelakor jahat
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

"Ayah, kenapa Ayah merahasiakan ini semua padaku Yah?" Tanya Alesha yang harus menelan pil pahit saat mengetahui kebenaran tentang dirinya, kebenaran bahwa Ia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di alami oleh ibunya.

"Nak, kamu anak Ayah, apapun yang terjadi, kamu tetap anak Ayah." Ucap Pak Damar dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Tidak Yah, aku benci Ayah. Aku benci pada diriku sendiri yah." Ucap Alesha sembari memukuli tubuhnya sendiri.

"Jangan lakukan itu Nak, kamu Anak Ayah, sampai kapanpun kamu anak Ayah." Ucap Damar sembari memegangi tangan Alesha agar tak memukuli tubuhnya lagi.

Melihat anak yang begitu Ia sayangi seperti ini membuat hati Damar begitu hancur.

"Atau jangan jangan Ibu terkena gangguan jiwa karena aku Yah, karena Ibu hamil anak dari para bajing*n itu Yah." Tebaknya karena semua orang bilang Ibunya gila semenjak melahirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana ke Jakarta

Tiga bulan kemudian...

Shasa yang baru saja pulang dari sekolah berlari masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia sembari membawa piala dan Piagam penghargaan di tangannya.

"Ayah... Bunda..." Teriaknya.

Damar dan Ajeng saat ini sedang duduk berdua di teras belakang rumah sembari menikmati minuman mereka yaitu Teh manis untuk Damar, dan susu ibu hamil untuk Ajeng dengan di temani sepiring pisang goreng buatan Ajeng.

"Ayah... Bunda..." Teriak Shasa lagi saat tak kunjung ada sahutan dari Ayah Bunda nya.

"Mas, itu sepertinya Shasa udah pulang." Ucap Ajeng berusaha berdiri namun sedikit kesulitan karena perutnya yang sudah membesar.

Kehamilan Ajeng saat ini menginjak usia enam bulan, namun berat badan Ajeng sudah naik lebih dari 10 kg, membuat badan Ajeng makin berisi.

"Iya sayang, sebentar Mas lihat dulu." Ucap Damar membantu Ajeng untuk berdiri terlebih dahulu lalu masuk ke dalam rumah dan menemui putrinya.

"Ada apa sayang? kok teriak teriak?" Tanya Damar menghampiri putrinya.

"Ayah lihat, Shasa menang lomba cerdas cermat Yah, Shasa dapat piala dan juga piagam penghargaan." Ucap Shasa girang mengangkat kedua tangannya yang memegang piala dan piagam di depan Damar.

"MashaAllah, anak Ayah hebat sekali." Ucap Damar segera memeluk Shasa dan menciuminya.

"Ada apa sayang?" Tanya Ajeng yang baru saja masuk.

"Ini loh Bunda, Shasa menang lomba, dia dapat piala dan juga piagam penghargaan, putri kita hebat ya Bun." Jawab Damar memuji putrinya dengan rasa bangga sembari menatap Ajeng.

"Wahhh mana coba Bunda lihat." Ucap Ajeng, Shasa pun berlari mendekati Ajeng.

"Ini Bunda." Shasa memperlihatkan piala dan Piagam pada Bunda nya.

"Wahhh, Kakak Shasa pinter banget sih." Puji Ajeng.

"Sini peluk Bunda Kak." Ucap Ajeng yang berusaha berjongkok di depan Shasa agar Shasa bisa memeluknya.

Shasa pun memeluk Bunda nya, sesekali Ajeng mencium Shasa.

"Oh ya, minggu depan Shasa akan mengikuti lomba tingkat provinsi di Jakarta. Ayah dan Bunda bisa ikut kan? Soalnya orang tua di perbolehkan ikut." Ucap Shasa.

"Hmmm pasti dong sayang, Ayah dan Bunda akan menemani Shasa ke Jakarta, Iya kan Bun?" Ucap Damar menoleh ke arah Ajeng.

"Iya Ayah, kita akan sama sama ke Jakarta." Jawab Ajeng.

"Horeeee, terimakasih Ayah, Bunda, Shasa sayang Ayah dan Bunda." Ucap Shasa memeluk kedua orang tuanya.

"Ya sudah, sekarang Shasa ganti baju dulu, Sebentar lagi masuk waktu Ashar, kita siap siap untuk Sholat berjamaah. Oke?" Ucap Damar.

"Oke Ayah." Sahut Shasa mengangkat kedua jempolnya. Kemudian segera berlari ke kamarnya.

"Mas yakin mau ke Jakarta?" Tanya Ajeng setelah Shasa masuk ke kamarnya.

"Iya sayang, kita semua akan ke Jakarta, Kasihan Shasa kalau kita ngga ikut, Mas akan memberi dukungan untuk Shasa." Jawab Damar.

"Iya sudah Mas, Aku sih ikut apa kata Mas aja" Sahut Ajeng.

***

Drettt Drettt Drettt

"Damar." Lirih Kevin saat membaca nama kontak yang menghubunginya.

"Hallo, Assalamu'alaikum." Sapanya.

"Wa'alaikumsalam. Apa kabar Vin?" Tanya Damar.

"Alhamdulillah Baik, kamu gimana kabarnya?" Jawab Kevin kemudian balik bertanya.

"Alhamdulillah sehat." Jawab Damar.

"Oh ya, minggu depan aku akan ke Jakarta, InshaAllah aku akan mampir ke caffe." Ucap Damar.

"Oh ya, tumben mau ke Jakarta? biasanya kalau di minta main ke Jakarta selalu bilang ngga bisa. Padahal kita semua udah kangen banget sama kamu." Tanya Kevin.

"Iya maaf vin, aku kan dulu memang sibuk kerja disini, sehari ngga kerja ya gimana anak dan istri aku makan. Lagian dulu aku mana punya ongkos buat ke Jakarta," Jawab Damar.

"Lah terus minggu depan mau ke Jakarta, emang ada ongkosnya?" Tanya Kevin.

"Untuk kali ini aku pasti usahakan, karena Shasa akan ikut lomba disana. Lagian kendaraan sudah di sediakan dari sekolahan." Jawab Damar.

"Ohhh begitu, Ya sudah aku tunggu kedatangan kalian disini. Aku juga akan kasih tau yang lainnya biar kita bisa kumpul disini." Ucap Kevin.

"Oke, Ya sudah aku tutup dulu ya, Assa..."

"Tunggu Dam." Sela Kevin.

"Ada apa Vin?" Tanya Damar.

"Kemarin Om Adhi datang ke Caffe dan meminta alamat rumah kamu, tapi aku jawab ngga tau karena aku memang ngga tau tempat tingal kamu sekarang." Jawab Kevin.

"Oh, ya memang lebih baik seperti ini Vin." Ucap Damar.

"Tapi Dam, apa kamu ngga kasihan sama Papah kamu, dia terus mencari kamu, dan aku lihat sepertinya kesehatan papah kamu sedang tidak baik kemarin." Ucap Kevin yang merasa iba pada Pak Adhi.

"Aku tidak tahu Vin, mungkin aku akan coba menemuinya nanti pas aku ke Jakarta." Jawab Damar.

"Iya memang lebih baik seperti itu Dam, walau bagaimana pun dia tetap orang tua kamu, kamu tidak boleh mengabaikannya." Ucap Kevin.

"Iya Vin, terimakasih ya, aku tutup dulu, Assalamualaikum." Ucap Damar.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Kevin lalu panggilan pun terputus.

Selesai melakukan panggilan, Damar sedikit merenungi perkataan Kevin yang mengatakan untuk tidak mengabaikan orang tuanya.

"Apa sebaiknya aku menghubungi papah ya?" Pikirnya.

"Sepertinya tidak ada salahnya kalau aku sesekali menghubungi papah untuk menanyakan kabar Papah dan juga Mamah." Ucap Damar kemudian segera mencari kontak papahnya.

"Ayah." Panggil Shasa yang tiba tiba masuk kamar orang tuanya saat Damar baru saja memencet tombol hijau untuk menghubungi papahnya.

"Putri Ayah, ada apa sayang?" Tanya Damar yang segera memeluk sang putri.

"Ayah, Sepatu Shasa bolong, Ayah bisa ngga beliin Shasa sepatu baru?" Ucap Shasa yang meminta di belikan sepatu baru.

"Oke, InshaAllah besok pulang kerja Ayah akan belikan sepatu baru untuk Shasa." Jawab Damar.

"Beneran Yah?" Tanya Shasa

"Iya sayang." Sahut Damar.

"Horeee, terimakasih Ayah. Muacchhh" Ucap Shasa girang lalu mencium kedua Pipi Ayahnya.

Tanpa Damar sadari, ponselnya telah terhubung dengan papahnya dan Pak Adhi bisa mendengar percakapan antara ayah dan anaknya.

"Damar, itukah kamu nak. Dan anak kecil itu, apa dia cucu Papah Nak." Lirih Pak Adhi.

Pak Adhi segera mematikan sambungan telponnya lalu menghubungi nomor itu kembali.

"Papah." Lirih Damar melirik ponselnya yang bergetar dan ternyata Pak Adhi menghubunginya melalui Video Call.

"Sayang, Shasa mau ngga ngobrol sama Kakek?" Tanya Damar sebelum menerima panggilan dari Papahnya.

"Shasa punya kakek Yah?" Tanya Shasa.

"Punya dong sayang, ini Kakek mau ngobrol sama Shasa katanya." Jawab Damar.

"Shasa mau kan?" Tanyanya kemudian.

"Mau yah." Jawab Shasa sembari menganggukan kepalanya.

"Oke." Sahut Damar lalu memencet tombol hijau untuk menerima panggilan dari Papahnya.

"Assalamualaikum Pah." Salam Damar

"Wa'alaikumsalam." Jawab Pak Adhi.

"Damar ini beneran kamu Nak?" Tanya Pak Adhi yang masih tak menyangka bisa melihat Damar lagi walau pun hanya lewat ponsel.

"Iya Pah, ini Damar." Jawab Damar.

"Damar kamu kemana saja Nak, Papah mencari kamu kemana mana tapi kenapa sulit sekali untuk menemui kamu Nak?" Tanya Pak Adhi yang tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Maafkan Damar Pah." Ucap Damar yang juga tak bisa membendung air matanya.

"Ayah, kenapa Ayah menangis?" Tanya Shasa yang menyadari Ayahnya mengeluarkan airmata.

"Ngga sayang, Ayah ngga nangis kok, Ayah cuma merindukan kakek kamu." Jawab Damar menghapus airmatanya.

"Damar, itu cucu Papah Nak?" Tanya Pak Adhi saat melihat Shasa yang juga ikut menghapus airmata Damar.

"Iya Pah, ini Shasa cucu Papah." Ucap Damar lalu mengarahkan ponselnya pada Shasa agar Papahnya bisa melihat Shasa dengan jelas.

"Hallo cantik, ini Opa sayang." Sapa Pak Adhi sembari melambaikan tangannya pada Shasa.

"Hai Opa, aku Shasa." Sapa Shasa yang juga melambaikan tangannya.

"Opa kenapa ngga pernah main kesini?" Tanya Shasa.

"Maaf ya Sayang, disini Opa banyak pekerjaan jadi belum sempat menemui Shasa, tapi Opa janji secepatnya Opa akan menemui Shasa, Oke?" Ucap Pak Adhi.

"Oke Opa." Sahut Shasa.

"Oh ya Opa, sebentar lagi Shasa mau punya Adek loh Opa, Shasa akan jadi kakak." Sambung Shasa.

"Oh ya, Beneran sayang?" Tanya Pak Adhi.

"Iya Bener Opa, perut Bunda udah gede banget Opa, kata Bunda di perut Bunda ada adek Bayi." Jawab Shasa.

"Alhamdulillah, berarti Shasa sebentar lagi jadi kakak, mulai sekarang Opa akan panggil Shasa dengan sebutan kakak, Oke?" Ucap Pak Adhi.

"Oke Opa." Sahut Shasa.

"Pinter, Kakak sekarang udah kelas berapa sekolahnya?" Tanya Pak Adhi.

"Kelas 5 Opa, sebentar lagi mau naik kelas 6." Jawab Shasa.

"Opa, minggu depan kakak ada lomba di Jakarta, rencananya Ayah dan Bunda juga ikut, Opa bisa ngga dateng temui Kakak disana?" Tanya Shasa yang berharap bisa bertemu Opa nya di Jakarta nanti.

1
Yukeu Nadhira
laporkan saja si Tania biar rasa klo perlu juga si damar membenci ibu nya
Arwondo Arni
semoga Ajeng dan anak nya selamat dan Kayla juga ibunya damar dpt karmanya.
Arwondo Arni
jgn sampai niat jahat ibunya damar dan pelakor berhasil Thor kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jangan sampai trauma lagi semoga rencana jahat Kayla terbongkar kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jgn sampai rencana Kayla berhasil kasihan Ajeng menderita terus. semoga mata mertua Ajeng terbuka dgn kelakuan Kayla. Kel kecil Ajeng hidup bahagia juga rukun dgn Kel kevin
Arwondo Arni
semoga niat jahat Kayla tdk akan pernah berhasil
Arwondo Arni
semoga ibunya damar sadar bahwa Ajeng yg terbaik buat damat
Arwondo Arni
damar Lola org udah tau kesalahan ya ngak sadar dipanggil istrinya malah mikirin yg lain
Arwondo Arni
tes DNA mudah2an sasha benih suaminya bukan org yg perkosa
Anonymous
Sosuit pak Damar, suami yg baik bijk pnuh cinta dan kasih sayg👍👍👍❤️❤️❤️
Anindya Nur Rahma
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!