pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buronan Kerajaan
yoan. sang pangeran kerajaan timur.
Pertempuran itu berakhir. Hutan kecil yang rimbun itu rata dengan tanah, akibat per tempuran sengit, antara Aden kamra dan den anyar. Ruy kamra dan yang lainya, berlari melompat ke udara. ia menarik tubuh den anyar yang di rasuki sin, Mereka menjauh secepat mungkin. agar, tak akan menjadi masalah yang lebih besar.
"kenapa kamu ceroboh sekali sin !" teriak Ruy kamra.
"maaf tuan. itu bukan kehendak ku, aku merasakan amarah dan kesedihan yang ada di dalam hati anyar." ucap sin.
"ini akan menjadi Maslah besar." ucap Dewi sanca.
Den anyar hanya bisa menetaskan air matanya yang terus mengalir di pipi, amarah dan dendam menyelimuti hatinya. "aku bersumpah akan membunuhmu El." gumam den anyar.
Sementara itu. Di tanah yang hangus akibat pertempuran sengit, Aden kamra berdiri menatap langit. "ternyata kau masih hidup Ruy." gumam Aden kamra.
"tuan, maafkan aku. Kami tak bisa melawan bocah itu." ucap El menahan sakit di tubuhnya.
"selamatkan pasukan mu yang terluka cepat !" teriak Aden kamra.
Tak lama kemudian. seorang pangeran kerajaan timur dan tentara keamanan kerajaan mendatangi Aden kamra, mereka terkejut, melihat hutan yang hangus dan menjadi tanah yang tandus.
"apa yang terjadi ? Siapa yang akan bertanggung jawab, merusak hutan kerajaan ini !" teriak Yoan
Aden kamra terdiam sejenak dan Yoan sang pangeran kerajaan itu berkata lagi.
"ini tak bisa di biarkan. para bocah itu telah merusak hutan dan merusak kerajaan." ucap Yoan.
"tuan Yoan, biarkan aku yang akan turun tangan, anda tak perlu khawatir." ucap Aden kamra.
"baiklah. Aku juga akan menyuruh satu pendekar kerajaan timur, untuk mencari keberadaan mereka. dan aku juga serahkan sisanya kepadamu, tuan Aden kamra." ucap Yoan.
Ruy kamra dan yang lainya. Mereka menjadi status buronan kerajaan timur, Mereka akan men dapatkan hukuman, akibat merusak beberapa bangunan kerajaan timur dan hutan.
Sementara itu, Ruy kamra, Dewi sanca dan sin. Mereka telah tiba di sebuah pinggiran sungai, mereka melihat Tora yang sedang berdiri.
"tadi itu apa ? Aku melihat cahaya yang besar, di tempat area pertarungan." tanya Tora.
"kita sedang dalam masalah besar." ucap Ruy kamra.
Tora terdiam sesaat. "lalu, apa yang harus kita lakukan Ruy ?"
Sin pun keluar dari tubuh den anyar. tiba-tiba, den anyar pingsan, akibat terlalu banyak mengeluarkan energi dan tenaganya.
"dia pingsan, aku saja yang gendong." teriak Tora kegirangan.
"bodoh, ini bukan waktunya bercanda Tora !" teriak Dewi sanca.
"Dewi, kau saja yang mengendong gadis ini." ucap sin.
"apakah kalian mau mengikuti ku ? aku akan pulang ke tempat asal ku sementara, aku merindukan nenekku." ucap Ruy kamra.
Mendengar itu. Tora dan Dewi sanca mengangguk, mereka akan pergi ke wilayah barat, untuk menemani Ruy kamra pulang ke tepat asalnya, Ruy kamra melihat peta yang di berikan den anyar. Ternyata, sungai itu menembus ke barat dan Utara.
"aku baru tau jika sungai ini menyambung ke barat dan Utara." ucap Ruy kamra.
"baiklah kalau begitu." ucap Tora menepuk tanganya.
Tiba-tiba. munculah, buaya besar yang siap mengantarkan mereka ke wilayah barat. Dewi sanca terkejut melihat Tora memanggil buaya-buaya itu.
"Ternyata ? Kau seorang pawang buaya Tor ?"ucap Dewi sanca tak percaya.
Tora tertawa." haha.. Aku memang lemah di daratan. akan tetapi, jika di air, aku tak akan kalah hebat seperti kalian." ucap Tora.
"bukan itu, Patas saja matamu jelalatan." ucap Dewi sanca.
"hey.. Sembarangan !" teriak tora.
Tora menyuruh mereka semua. untuk menaiki punggung buaya besar itu, mereka bergegas pergi ke arah barat. Sin menceritakan kejadian pertempuran dan apa yang membuat den anyar diliputi amarah dan kebencian. Lalu, sin men ceritakan informasi, yang ia dengar dari Aden kamra.
"aku tau perasaan den anyar. Nasibnya tak jauh beda dariku. Namun, aku tak menyangka, jika paman ku selamat dari serangan harimau hutan itu." gumam Ruy kamra.
tak lama kemudian den anyar pun tersadarkan dari pingsan nya. mereka menyambut hangat den anyar.
"Kau sudah bangun anyar ?" ucap Ruy kamra.
"aku di mana ?" ucap den anyar.
"Kami akan mengajakmu, pergi ke wilayah bara, apakah kamu mau ikut bersama kami ?" ucap Dewi sanca.
Den anyar mengangguk. hatinya masih di liput kesedihan, ia merenung duduk di atas buaya besar itu. sontak, melihat itu Ruy kamra mendekatinya.
"aku tau yang kamu rasakan." ucap Ruy kamra.
"kau tau apa Ruy ! aku tak memiliki kedua orang tua lagi ! aku menjalani hidupku sendirian ! Mereka seenaknya membunuh orang tua ku !" teriak den anyar.
Ruy kamra tersenyum. Ia menceritakan kejadianya waktu kecil dan sampai sekarang. Sontak sin dan lainya terkejut. Jika, Aden kamra adalah paman dari Ruy kamra dan Ruy kamra adalah seorang pangeran kerajaan.
Den Anyar terasa agak meredam, ia tersadar kan. Men dengar cerita dari Ruy kamra, ia tersenyum kepada Ruy kamra, ia mengingat pesan dari tuan Abdullah. ayah cut Fatimah, bahwa. hidup ini adalah ladang ujian, setiap manusia semua pasti akan mati, akan kembali ke sang maha pencipta.
Den anyar merasa agak legah, ia akan fokus untuk melatih Ruy kamra. agar, ia kelak bisa kembali lagi ke kerajaan nya. Untuk berhadap an dengan pamanya.
"sepertinya, untuk sementara beberapa bulan. aku akan mengikutimu Ruy, aku akan melatih mu. setelah itu, aku akan kembali bersama cut Fatimah di desa nya." ucap den anyar.
"aku akan dengan senang hati menjadi muridmu. Kau berjanjilah, rahasiakan jika aku mempelajari teknik berpedang darimu." ucap Ruy kamra.
"baiklah." ucap den anyar tersenyum.
"hey, aku juga mau ikut latihan bersamamu den anyar !" teriak Tora.
"haha..sepertinya, kau tak memiliki bakat berpedang, aku saja yang mengajarimu." ucap sin tertawa.
"apa !" ucap Tora kesal.
"Aku tak menyarankan mu untuk berlatih berpedang. lebih baik, kau fokus dengan latihan energimu tor." ucap Dewi sanca.
Tora terdiam dan merenung sesaat. "mendengar ucapan mereka. ada benarnya juga, aku harus melatih pernafasan dan energiku, agar kelak berguna untuk ku di daratan." gumam Tora.
Di sisi lain, di kerajaan timur. Aden kamra dan Nyi lasna berbincang-bincang, ia mencerita kan jika, Ruy Kamra masih hidup, sontak Nyi lasna terkejut mendengarnya.
"aku tak menyangka. Jika Ruy kamra masih hidup, sudah 10 tahun yang lalu kita mem buang nya." ucap Nyi lasna.
"aku akan menunggunya dewasa. aku tak sabar, untuk menunggunya dan melihat keponakanku akan melawan ku." ucap Aden kamra tersenyum sinis.
"jadi ? Rencana kita apa sekarang tuan Aden." ucap Nyi lasna.
"kita hanya mengharapkan 50 pasukan para preman ini yang tersisa dan akan kita cari orang-orang baru lagi." ucap Aden kamra.
tiba-tiba, Yoan datang dan menghampiri Aden kamra dan Nyi lasna. "aku telah memanggil 1 pendekar andalan dari kerajaan ini, untuk mencari bocah itu." ucapnya tersenyum sinis.
Pendekar pria berbadan besar dan tegap itu. mengenalkan dirinya, kepada Aden kamra dan Nyi lasna. "salam kenal tuan Aden kamra. Namaku adalah Rayan." ucap Rayan.