NovelToon NovelToon
Campur Tangan Mertua

Campur Tangan Mertua

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Suami ideal
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Tie tik

Menjalani rumah tangga bahagia adalah mimpi semua pasangan suami istri. Lantas, bagaimana jika ibu mertua dan ipar ikut campur mengatur semuanya? Mampukah Camila dan Arman menghadapi semua tekanan? Atau justru memilih pergi dan membiarkan semua orang mengecam mereka anak dan menantu durhaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Kakak Ipar

“Mil, kapan kamu nyusul? Sinta saja udah hamil anak kedua loh,” 

“Iya nih, kami udah gak sabar pengen gendong anaknya Arman. Setelah ini kamu harus nyusul ya, Mil. Masa iya nikahnya bareng, hamilnya enggak?”

Hanya senyum tipis yang mengembang dari kedua sudut bibir Camila tatkala mendengar pertanyaan itu. Lantas, dia memilih pergi dari ruang tamu, “permisi, saya mau ke belakang sebentar, sepertinya kompornya belum mati,” pamitnya.

Bulir air mata mulai membasahi pipi setelah Camila berada di dapur. Dia berdiri di depan meja dengan kedua tangan berpegang pada pinggiran meja. Hatinya bergemuruh setiap mendengar pertanyaan mengenai kehamilan ataupun anak. 

“Kenapa sih mereka suka mengulang pertanyaan yang sama?” gerutu Camila sambil menyiapkan minuman untuk kakak iparnya yang baru tiba. “Kenapa masalah anak selalu dipertanyakan kepadaku? Padahal, mereka pun tahu jika semua itu kuasa Tuhan.” Helaan napas berat terdengar saat Camila menggerutu. 

Camila menatap nanar ke arah jendela dapur di mana kebun belakang rumah mertuanya terlihat jelas di sana. Wanita cantik itu sedang memikirkan rumah tangga yang dibina selama empat tahun ini. Belum ada tanda-tanda kehamilan meski Camila dan Arman sudah menjalani program hamil di klinik terbaik yang ada di Mojokerto.

“Sayang, kenapa melamun di sini?” 

Suara bariton seorang pria terdengar di belakang tubuh Camila. Tentu hal ini membuat sang empu menoleh ke belakang. Rupanya suaminya menyusul ke dapur.

“Mas Arman dengar sendiri ‘kan bagaimana bude Sinah dan bulek Siti bertanya? Aku sedih tahu gak sih,” tanya Camila kepada suaminya dengan suara yang bergetar.

“Sudahlah. Tidak perlu diambil hati, nanti kamu bisa setres,” tutur Arman seraya mengambil nampan di rak. “Sebaiknya cepat bawa minumannya ke depan. Kasihan mas Yudi dan mbak Sinta sudah menunggu. Setelah ini kita pergi jalan-jalan, oke?” bujuk Arman agar istrinya tenang kembali. Dia sengaja datang ke dapur untuk membantu Camila.

Camila hanya menghela napas panjang setelah mendengar penuturan suaminya. Dia segera membawa nampan berisi minuman dan beberapa makanan ke ruang tamu. Sementara Arman termangu menatap punggung Camila yang perlahan hilang dari pandangan.

“Semoga Mila tidak mendengarkan ocehan orang-orang yang ada di ruang tamu,” gumam Arman. Pasalnya di ruang tamu ada beberapa kerabat yang ikut menyambut kedatangan Yudi dan Sinta.

Arman menyusul ke ruang tamu dan dia duduk di sofa yang ada di samping ibunya. Raut bahagia terlihat jelas dari wajah Aminah—ibunda Arman—saat mengamati bocah laki-laki berusia tiga tahun yang ada di atas pangkuan Yudi. Begitu pula beberapa orang yang ada di sana. Mereka sangat antusias ngobrol dengan Sinta.

“Man, masmu akan tinggal sementara di sini karena mbak Sinta kan gak bisa ditinggal sendirian di rumah. Jadi, nanti kamu dan Mila bantu-bantu menjaga Zafi ya. Kasihan Mbakmu sedang hamil muda,” jelas Aminah seraya menatap anak bungsunya itu.

“Iya, Man. Aku dipindahkan ke Surabaya. Kalau Mbakmu aku tinggal di Solo kasihan. Jadi, sekalian aku ajak saja tinggal di sini biar ada temannya. Zafi lagi aktif bergerak sedangkan mbakmu ini sedang hamil muda. Terus aku juga biar bisa pulang walau sebentar.” Yudi ikut menjelaskan perihal penting ini kepada Arman.

Yudi, kakak kedua Arman bekerja di salah satu perusahaan BUMN. Beberapa kali Yudi dipindahkan ke anak cabang yang ada di beberapa kota. Seperti saat ini, dari Solo dia harus pindah ke Surabaya. Alhasil anak dan istrinya ikut diboyong ke kota kelahirannya—Mojokerto—agar lebih dekat dengannya.

“Oh … iya, Mas. Silahkan saja. Lagipula rumah ini pun masih luas. Lalu, rencananya Mas mau PP Surabaya-Mojokerto setiap hari kah?” tanya Arman.

“Tidak, Man. Mungkin akhir pekan baru pulang. Aku tinggal di mes biar gak capek di jalan,” jawab Yudi.

”Ibu senang akhirnya bisa berkumpul dengan kalian. Biasanya Ibu suka kepikiran kamu, Yud. Terus kepikiran Mbakmu yang di Malang. Kalau sudah begini kan lega. Kalian lebih dekat dengan Ibu dan Bapak.” Aminah menimpali obrolan kedua putranya.

Sementara Camila hanya menyimak pembicaraan kakak beradik itu. Entah mengapa firasatnya menjadi tidak enak setelah tahu jika Sinta akan tinggal di rumah ini. Camila membayangkan bagaimana kehidupannya setelah ini. Pasti penuh dengan siksa batin. Mengingat kakak iparnya itu diam-diam menghanyutkan. Tutur katanya yang halus seringkali menjadi duri di hati Camila.

“Semoga saja mbak Sinta sudah berubah.” batin Camila seraya menatap Sinta sesaat.

Pernikahan Yudi-Sinta dan Arman-Camila dilangsungkan secara bersamaan empat tahun yang lalu. Mengingat, keduanya bertemu dengan jodohnya di waktu yang sama. Setelah menikah Yudi tinggal di rumah peninggalan orangtua Sinta di Solo. Sementara Arman tinggal di rumah orangtuanya. Pria yang berprofesi Guru Negeri SMA itu harus tetap tinggal di Mojokerto karena tuntutan pekerjaan. Alhasil Camila yang harus meninggalkan kariernya sebagai Teller Bank di Surabaya demi mengikuti langkah sang suami.

“Sebaiknya kalian istirahat saja. Pasti capek habis perjalanan jauh. Bapakmu tadi masih kumpulan haji di rumah abah Samsul.” ucap Aminah setelah cukup lama berbincang bersama beberapa kerabat yang masih ada di sana.

“Bu, setelah ini aku mau keluar sama Mila sebentar.” Arman berpamitan kepada orangtuanya.

“Kamu ini bagaimana toh, Man? Mas mu kan baru datang, kok malah mau keluar. Gak pantas lah,” sahut Sinah, kakak tertua Aminah.

“Iya, Man. Benar kata budemu itu. Mending di rumah saja. Lagipula setelah ini Mila juga harus bantu-bantu Ibu menyiapkan makan siang, ya, Mil?” Sahut Aminah seraya menoleh ke tempat Camila.

“Emm … i—iya, Bu.”

Camila hanya bisa pasrah setelah mendengar ucapan ibu mertuanya. Dia merasa kecewa karena rencananya gagal. Lagi dan lagi ibu mertua serta saudara-saudaranya ikut campur urusannya bersama Arman dan mungkin, setelah ini Sinta pun mengikuti jejak mereka.

“Bagaimana jika jalan-jalannya nanti malam saja?” tanya Arman setelah semua orang pergi dari ruang tamu. Dia pindah tempat di samping istrinya.

“Terserah Mas Arman saja,” jawab Camila dengan wajah murung.

“Jangan murung begitu, dong,” bujuk Arman seraya menangkup wajah cantik istrinya. “Akhir pekan nanti kita touring ke kota Batu yuk! Terus mampir ke rumahnya mbak Ana,” Ajak Arman. Ana adalah kakak pertama Arman.

Seketika ekspresi wajah Camila berubah setelah mendengar ajakan suaminya. Dia senang mendengar ajakan itu. Lagipula sudah lama mereka berdua tidak pergi ke luar kota karena ada beberapa kegiatan yang harus Arman lakukan. Musim panen cabai keriting pun menjadi salah satu penghalangnya. Mengingat, kedua orangtua Arman petani cabai keriting. Entah berapa banyak ladang yang dimiliki. Satu hal yang pasti, mereka salah satu keluarga terpandang di desanya. Entah dari segi ekonomi ataupun agama.

“Emmm … tapi sepertinya rencana kita nanti bakal kacau deh, Mas. Pasti ada saja yang menghalangi,” gumam Camila setelah sekelebat wajah Sinta terlintas di kepala. Sementara Arman hanya bisa tersenyum tipis seraya membelai rambut Camila.

...🌹TBC🌹...

...Selamat datang di karya baruku ya teman-teman❤️...

1
Bunda dinna
Camila mending menenangkan diri dulu,,kehadiran Sinta memang bikin emosi terus..
Arman mana tau,,berangkat pagi pulang sore
Bunda dinna
P.pardi baiķ orangnya,,g banyak omong langsung bertindak..
Titik pujiningdyah: arman harusnya niru bapaknya
total 1 replies
Bunda dinna
Harusnya teh tadi kasih garam sama cuka saja,,Mil..enak buat Sinta
Titik pujiningdyah: bahaya gk sih kalau untuk bumil?
total 1 replies
aca
si tukang fitnah karma nya dateng
aca
bodoh mending cari kontrakan lah suami gk tegas gt buang ke laut
aca
author orang mana kok ada pacet nya q jg orang mojokerto mojosari tepatnya
Titik pujiningdyah: mojokerto aku kak. ak sooko
total 1 replies
Bunda dinna
Si pembuat onad datang lagi..ternyata memang berasal dari keluarga toxic Sinta
Bunda dinna
Mau heran,,Siska kok g punya adab gitu
Haraa Boo
Haii kak, nyicil baca ya, yuk mampir juga di novelku "istri sewaan tuan muda"
terimakasih
Bunda dinna
Niatnya keluar cari hiburan malah dapat masalah,,pusing kan..
Anak sekarang benar2 bikin tepok jidat
Titik pujiningdyah: real life nya memang ada kan yg seperti siska
total 1 replies
Bunda dinna
Mengalah sementara saja,,trs cari solusi biar g serumah sama bu Aminah biar tenang
Titik pujiningdyah: mending keluar ye bund
total 1 replies
Bunda dinna
Syafakallah buat ibu.nya othor..
Lagi musim orang sakit..
Titik pujiningdyah: terima kasih bunda🤩sehat sehat ya
total 1 replies
Bunda dinna
Hadeehh ujung2nya pingsan bu Aminah setelah di marahi pak Pardi
Titik pujiningdyah: tetep gk kuat menghadapi suami. sok garang
total 1 replies
octa❤️
semoga cepat sembuh ibunya y thor
Titik pujiningdyah: amin kak makasih yaaa
total 1 replies
Bunda dinna
Camila sudah bener bersikap cuek sama Sinta,,anggap saja patung..
Fokus sama usahanya biar makin lancar..
Goprutnya ntar sampai hafal sama Mila 😀😀
Titik pujiningdyah: setiap hari makan by goprut
total 1 replies
Bunda dinna
Sinta lagi hamil kok g takut kualat jadi tukang fitnah..
Camila harus lebih tegas lagi
Titik pujiningdyah: tau tuh. caper amat jadi orang
total 1 replies
Bunda dinna
Setelah kejadian ini semoga Arman bisa bijak mengambil keputusan untuk kedamaian rumah tangganya
Bunda dinna
Sah2 saja wanita bekerja asal g lupa sama kewajibannya sama keluarga..
Yg g boleh itu jadi pengadu domba
Titik pujiningdyah: seperti siapa bund?
total 1 replies
Bunda dinna
Mila bersikaplah cuek dan bodo amat sama orang2 yg bermuka dua..
Fokus saja sama keluarga dan usaha biar sukses
Titik pujiningdyah: mila blm jadi wanita strong
total 1 replies
octa❤️
duuh..ini si sinta bisa sekalian dititip ke kang paket g ya..hehehe
Titik pujiningdyah: harusnya bisa ya kak😄dikirim ke solo
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!