NovelToon NovelToon
Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB TIGA PULUH DUA

"Kenapa banyak sekali dibeli?" tanya Hera heran. Dia melihat satu kantong gorengan campuran, ada tahu isi, pisang molen, ubi goreng, dan pisang coklat. Sedang satu lagi buat Hera keju kacang, dan satu lagi martabak telur.

"Gak apa, untuk dimakan-makan bersama." jawab Dika santai. Dia hanya berusaha menyenangkan Hera. Dia juga telah memiliki misi untuk mendekati sahabat Hera.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Hera. Setibanya disana Andika melihat tiga orang pemuda sedang main joker. Mereka main joker dipinggiran gang antara depan rumah Hera dan Hasyim.

Hera turun dari motor. "Ayo masuk." ajaknya. "Hai brother." sapa Hera pada teman dan tetangganya. Hera masuk dalam rumah dengan langkah pasti.

"Hai. Baru pulang? Sana ganti kostum dulu." sahut Hasyim. Mereka lanjut main joker yang seru. Andika turun dan memarkirkan motornya. Dia berniat menyapa sekumpulan orang tersebut.

"Hai Brother. Kamu yang namanya Hasyim?" tanya Andika setelah menyapa mereka bertiga. Ada Hasyim, Rudi, dan Aswar. Mereka bertiga menatap Andika bersamaan.

"Ini Hasyim." jawab Rudi, dia menunjuk pada Hasyim yang ada disamping kirinya. "Kalau saya Rudi." imbuhnya. Andika ikut duduk disitu bersama mereka.

"Oh, iya maaf saya salah orang." ujar Andika. "Nama saya Andika." dia memperkenalkan dirinya. Mereka bertiga juga memperkenalkan diri masing-masing.

"Ini makan-makan." Andika menyerahkan gorengan kepada mereka bertiga dan juga rokok. "Kalian merokok?" tanyanya tapi yang ditatap Hasyim.

"Iya. Kami berdua merokok, dia tidak." jawab Rudi cepat. Dia merasa mendapatkan rezeki nomplok. Dapat gorengan dan dapat rokok juga.

"Ini buat kamu." ucap Andika menyerahkan dua bungkus rokok pada Hasyim. Hasyim menerimanya dengan senang hati, tapi dia ada rasa curiga juga.

"Terima kasih. Ini untukmu satu Rudi." ujar Hasyim menyerahkan satu bungkus rokok buat Rudi dan satu lagi untuknya. "Kalau kesini gak usah repot-repot. Kamu siapanya Hera?" tanyanya penasaran.

"Teman kantornya." jawabnya singkat. Dia menatap Hasyim lekat. "Jadi ini yang namanya Hasyim, aku harus cari tahu banyak tentang Hera. Apa yang disuka Hera pada Hasyim." batinnya.

"Saya ke rumah Hera dulu." pamitnya membawa sebungkus martabak telur ke rumah Hera.

"Terima kasih ya! Sering-sering boleh lah kalau tidak merepotkan." ujar Rudi dengan nada bercanda. Mereka hanya tertawa bersama!

Andika masuk ke dalam rumah Hera, di rumah ada ibu Rosita yang menyambut Andika. Andika menyerahkan kotaknya kepada ibu Ros.

"Kenapa repot-repot nak?" tanya ibu basa basi. Ibu Ros menemani Andika ngobrol sambil menunggu Hera membuat minuman.

"Gak kok tante, kebetulan singgah saja. Kemana Om, tante?" tanyanya basa basi. Dalam hatinya mungkin calon ayah mertuanya kerja.

"Di kantor belum pulang, mungkin sebentar lagi. Kamu teman Hera di kantor ya?" tanya Ibu Ros. Andika mengangguk sambil menatap ibu Ros sambil tersenyum.

"Iya tante, kami satu kantor di rumah sakit. Saya juga perawat seperti Hera." jelasnya. Beberapa menit kemudian datang Hera dengan nampan di tangan. Ada teh hangat dua gelas dan terang bulan atau martabak manis dipiring.

"Diminum air hangatnya nak Dika, tante tinggal ke dalam ya!" pamit ibu Ros karena harus memasak untuk makan malam.

"Terima kasih tante." ucap Andika, Hera duduk di dekat Andika, dia membuka kotak yang Andika bawa.

"Kenapa ini dibawa kesini?" tanya Hera heran. Dia membuka kotak yang berisi martabak telur. Dia minum teh hangatnya dan makan martabak manis.

"Makan lah." ucap Andika menyodorkan martabak telur di depan Hera. "Buat kamu." imbuhnya sambil tersenyum.

"Enak ini. Makan lah juga! Nanti lapar loh kalau pulang." ajak Hera memaksa supaya ada ditemani makan.

"Iya." lalu Andika mengambil martabak manis dan memakannya hingga habis di tangannya. "Iya enak." ucapnya singkat.

"Hera. Aku mau tanya serius boleh?" tanya Andika mode serius. Dia menatap Hera lekat yang telah menyelesaikan makan martabak manis dan telur.

"Tanya apa? Bilang saja aku dengarkan." jawab Hera, dia terlalu menggampangkan segala hal. Padahal Andika sudah mode serius banget.

"Adakah pacar kamu?" tanyanya menatap Hera dengan lekat.

Lama mereka ngobrol, kini saatnya Andika mengatakan keseriusannya. Hera menatap Andika dengan serius, apakah ada cinta dimata Andika?

"Aku gak punya pacar, tapi aku punya sahabat dekat. Bahkan kami sangat dekat. Kamu tahu sendiri kan kalau Hasyim sahabat terdekatku. Ada Rika dan Rudi juga sih! Tapi Rika jauh, dan Rudi terlalu dewasa untuk dekat." ucap Hera menjelaskan.

"Kalau aku menyayangimu, mencintaimu, apakah kamu mau jadi pacarku?" tanya Andika serius. Dia menatap Hera, begitu pun sebaliknya.

"Huft." Hera menghela nafas kasar, dia bingung hendak bagaimana. "Aku pikirkan dulu ya! Gak apa-apa kan?" tanya Hera menatap Andika lekat.

Andika tersenyum manis. "Gak apa-apa kok. Santai saja!" jawab Andika. Tapi dalam hati dia berkata "Aku harus tanya Hasyim, apa aku minta nomor Hasyim ya?" batinnya bertanya-tanya.

Mereka melanjutkan obrolan seputar pekerjaan. Menjelang maghrib, Andika pamit pulang. "Aku pamit ya! Salam buat ayah dan ibumu." ucapnya menuju motornya.

"Iya, nanti aku sampaikan." jawab Hera mengantar Andika sampai di depan. Hera melihat sekeliling sepi, orang pada masuk dalam rumah jika maghrib. Kecuali yang hendak ke masjid.

Hera masuk ke dalam rumah, membawa gelas dan piring ke dapur. "Teman kamu sudah pulang nak?" tanya ibu keluar dari kamar mandi.

"Sudah bu. Baru juga pulang, salamnya buat ayah dan ibu." ucap Hera jujur, dia harus menyampaikan amanah itu.

"Oh iya. Anak itu baik, baru datang saja sudah bawa-bawa makanan. Tidak pelit dia!" celetuk sang ibu. Hera hanya diam sambil tersenyum kaku.

"Iya bu." hanya itu yang keluar dari mulutnya. "Benar sekali kata ibu, bahkan sering Hera ditraktir di kantor. Hampir setiap hari malah!" batinnya menjerit.

Hera duduk di kursi, dia tutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia bingung harus bagaimana. Akhirnya dia melangkah ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian sholat.

Usai sholat hatinya mulai tenang, dia akan mengaji baru menghubungi Hasyim. Dia mau menelfon Rika tapi khawatir jika mengganggu.

"Hasyim sibuk gak ya?" batinnya bertanya, dia ambil ponselnya lalu merebahkan badannya di kasur dengan posisi tengkurap. "Ini nomornya." bersiap memanggil.

"[Halo Hera]" ucap Hasyim ketika mengangkat telefon dari Hera. Hera menarik nafas sebelum berbicara.

"[Kamu dimana? Sibuk gak?]" tanyanya beruntun. Dia sampai duduk mau mendengar jawaban Hasyim. "Apa aku ajak ketemu saja ya?" batin Hera bertanya pada dirinya sendiri.

"[Aku di jalan, baru pulang dari masjid]" jawab Hasyim. Tidak lama kemudian Hera bangkit dari duduknya, mengambil jilbab instan dan keluar kamar. Tujuannya ke teras menunggu Hasyim.

"[Aku tunggu di teras]" ujar Hera antusias. Kemudian telefon diputus sepihak oleh Hera, dia sudah duduk di kursi teras menunggu Hasyim singgah.

1
Hani
Hera: ayo bikin acara?
Nurul Hanifah
enak makan2
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
sukses
Nurul Hanifah
berkarya sesuai dengan kemampuan, jika masih sepi pembaca maka sabar.
Nurul Hanifah
semangat update thor....
Hani
Assalamu'alaikum wr wb. Mampir yuk dikarya sederhana Hani ♡ jangan lupa like dan komen buat Hera ☆
Nurul Hanifah: selalu mampir di karya mu thor
total 1 replies
Hani
siap siap
Hani: siap kk. mksh
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat 1 iklan buat semangat nya, maaf ya cuma iklan🙏✌
total 2 replies
Nurul Hanifah
semangat berkarya thor, abaikan orang yang ingin menjatuhkan mu. buktikan jika kamu pantas menjadi pemenang nya
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
dah baca sampai selesai sovvia?
Nurul Hanifah
Aldi kayak anak pertama donk!!!
Nurul Hanifah
Hera Hasyim dan Rika Rudi
cocok
💫0m@~ga0eL🔱
oma mampir, semngat Hani, lanjuut 💪
Hani: maaf ya Oma, aku belum sempat mampir dikarya Oma /Pray/
Hani: Terima kasih Oma, semoga suka dg karya aku.
total 2 replies
sovvia
wah lanjut terus Thor
Hani: semangat semangat hehehe
sovvia: wah bab baru nih kak
total 3 replies
sovvia
lanjut /Smile/
Hani: semangat juga Sovia berkarya
sovvia: iya kak hani /Kiss/
total 3 replies
sovvia
lanjut kak
Hani: makasih sudah jadi supporter utama /Smile//Pray/
total 1 replies
Nurul Hanifah
Sahabat laki dan perempuan akan ada yg jatuh cinta...
Nurul Hanifah: tapi dari judul saja sudah kentara thor
Hani: bener banget. lebih bagus jika kedua saling mencintai
total 2 replies
Nurul Hanifah
Keren karya baru lagi thor
sovvia
aku tunggu bab berikutnya kak
sovvia: sama kak hani
Hani: terima kasih Sovvia
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!