IG: puputhamzah24
Ayunda terpaksa menikah dengan Gunadarma yang sikapnya dingin dan sombong. Guna dan Ayu bekerja di perusahaan yang sama dan ini semakin membuat hati Ayu makel. Ada-ada sajah titah dan tuduhan Guna terhadap Ayu.
Adinda, adiknya Ayu, demi sebuah ponsel mahal, rela didekati seorang pria bertitel CEO. Akankah Adinda berhasil mendapatkan suami CEO seperti saudarinya atau malah nasibnya lebuh apes?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cuek
Setelah membereskan pakaiannya Ayunda segera membawa kopernya bersama Guna turun kebawah menemui Papa dan Mamanya. Entah apa yang dipikirkan kedua orang tuanya hingga setelah acara akad nikah selesai dan ia resmi menjadi istri Gunadarma Fernan Candrama, ia harus pindah mengikuti Guna hari itu juga.
M**ama dan Papa kayak nggak sayang baget gitu sama gue...
Ratna tersenyum melihat kedatangan Putrinya dan menatunya itu. "Barang-barang kamu yang lain kan besok-besok bisa diambil!" ucap Ratna tersenyum.
"Mama kok senang banget ya, aku pergi dari rumah," ucap Ayunda kesal membuat semuanya tertawa kecuali Guna.
"Ayu jadi istri dan menantu yang baik, kemana pun kamu pergi harus izin sama suami!" ucap Bagas menasehati putrinya.
"Iya Pa," ucap Ayunda.
"Guna bawa istri kamu pulang!" perintah Elin. ia begitu senang karena akhirnya Ayunda menjadi menantunya. Apalagi ia ikut andil membesarkan Ayunda karena kedua anaknya sejak dulu bersekolah diluar negeri.
Ayunda memeluk Bagus, Ratna dan juga Adinda yang sejak tadi menahan tawanya melihat ekspresi kekesalan Ayunda. "Mbak Ayu rumahnya kan didepan rumah kita, jadi nggak usah lebay deh!" ejek Adinda membuat semuanya tertawa.
Ayunda segera melangkahkan kakinya keluar rumah bersama keluarga barunya. Kini ia telah resmi menjadi menanantu Candrma keluarga kaya raya dan pemilik perusahaan tempat dimana ia bekerja. Ayunda menghentikan langkahnya saat mereka sampai tepat didepan pintu pagar yang sangat tinggi. Rumah keluarga suaminya ini sungguh sangat mewah dan besar. Rumah ini bahkan rumah yang paling megah dan mewah di komplek ini.
"Ayo masuk!" ucap Guna membuat Ayunda segera mengikuti Guna masuk kedalam rumah.
Bertahun-tahun Ayunda selalu mendatangi rumah ini hanya karena ingin bermain bersama Eli. Baginya Elin seperti ibu kandungnya sendiri karena Elin sangat menyayanginya. Dulu Ayunda sangat iri dengan Adinda yang sangat manja kepada ibunya, karena ia merasa ibunya lebih menyayangi Adinda daripada dirinya. Hingga membuat Ayunda merasa sangat kesepian. Tapi Elin mendatanginya dan menawarkan persahabatan padanya, membuat Ayunda merasa bahagia dan memilih untuk selalu menemani Elin yang juga kesepian karena kedua anak laki-lakinya bersekolah di luar negeri dan suaminya yang sangat sibuk di Rumah Sakit.
Guna menarik koper Ayunda menuju lantai tiga. "Capek banget, ko kamar kamu dilantai tiga sih?" tanya Ayunda karena ia belum pernah ke lantai tiga. Selama ini ia hanya mengunjungi rumah ini hanya sampai lantai dua.
"Lantai tiga adalah wilayahku dan karena kamu istriku kamu akan tinggal bersamaku!" ucap Guna.
Nggak usah dijelaskan berulang kali gue juga udah tahu...
Mereka menaiki tangga membuat Ayunda merasa lelah "Jadi tiap hari mesti naik turun tangga begini?" kesal Ayunda.
"Iya," ucap Guna.
"Capek, aku bisa kurus kenapa nggak dilantai dua aja sih" ucap Ayunda.
"Kita butuh privasi, sebenarnya kita bisa ke atas lewat lift," ucap Guna membuat Ayunda bingung karena setahunya rumah ini tidak memiliki lift.
"Mana ada lift," ucap Ayunda.
"Kalau mau naik lift lewat pintu samping!" jelas Guna.
Ayunda penasaran dan ia memilih untuk turun kelantai dasar dan mencari lift yang dimaksud Guna. Ia melewati kolam renang dan benar saja ada sebuah tempat terlihat seperti lift. "Gue ***** banget ya nggak tahu ini rumah punya lift, lagian gue mainnya kan hanya di sekitar lantai dasar dan lantai dua," ucap. Ayunda segera masuk kedalam lift dan menuju lantai tiga. Pintu lift terbuka dan ia tersenyum saat melihat Guna yang sedang menarik handel pintu.
"Wah... rumah kamu bagus banget," puji Ayunda. Ia juga takjub melihat lantai tiga yang terlihat seperti apartemen. Bahkan dilantai tiga ini, ternyata ada dapur untuk kecil untuk memasak.
"Yey...ada dapur...kamu suka masak ya?" tanya Ayunda. Ia segera mempercepat langkahnya ikut masuk ke kamar Guna.
Ayunda takjub melihat kamar Guna yang luas dan khas kamar cowok pada umunya di dominasi warna hitam, coklat dan putih. Ayunda duduk diranjang dan ia merasa ranjang yang ia duduki sangat empuk. Ayunda bisa menduga kamar milik Guna ini pasti sangat mahal desainnya.
"Kamarku dimana?" tanya Ayunda.
Guna meletakan koper Ayunda dan ia menatap Ayunda dengan tatapan kesal. "Disini!" ucap Guna.
"Ini seperinya kan kamar kamu, tuh lihat ada foto kamu segede gaban. Jarang loh foto cowok segede itu kamu narsis juga ternyata hehehe..." kekeh Ayunda.
"Itu Mami pasang, kamar ini pun Mami yang desain" jelas Guna.
"Iya Mami pernah cerita sebelum dia menikah dengan Papi Adit, Mami kerja jadi arsitek," ucap Ayunda.
"Jadi yakin nih, ini kamar buat aku?" Tanya Ayunda menyipitkan matanya menatap Guna.
"Ini kamar kita, saya dan kamu akan tidur disini!" ucap Guna tegas membuat Ayunda mengkerucutkan bibirnya karena kesal.
dikit2 nangis