Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuka Tabir Gelap Masa Lalu
Mawar tidak mau tinggal diam dengan selendang merahnya dia melesat ke arah warok kendil untuk membunuhnya.
Yuda mengalah membiarkan mawar yang menghadapi warok kendil.
Sang warok yang mengetahui bahwa golok ditangannya tidak bisa lagi dipergunakannya lalu melemparkannya ke arah mawar dan mawar langsung mengebutkan selendangnya untuk menangkis serangan tersebut sehingga patahan golok tersebut menancap dibatang pohon sampai hanya terlihat gagangnya saja.
Sang warok melihat ada golok yang tergeletak ditanah segera mengambilnya dan dipakai untuk bertahan dan menyerang sang dara yang cantik jelita.
Lima belas jurus berlalu sang warok masih belum juga bisa mengalahkan sang dara lalu melompat mundur dan berkata,"aku tidak kenal siapa kalian?nona apa masalahmu dengan kami?dan siapakah dirimu?"tanya warok kendil.
"dunia persilatan memberikan julukan kepadaku 'Bidadari Selendang Merah' dan dosa kalian kepadaku tidak dapat lagi diampuni!!!"ucap sang dara dengan kemarahan yang hebat.
"apa yang telah kami lakukan kepadamu?"tanya sang warok.
"masih ingat apa yang kalian lakukan di desa lintang lima tahun yang lalu saat kalian mengobrak-abrik desa itu dan membunuh ayahku juga kekasihku!"ucap mawar.
"hmmmmm...desa lintang?...apakah ayahmu yang bernama Raden Surya Dipa?"tanya sang warok.
"bagus kalau kau sudah ingat sekarang bersiaplah untuk kematianmu!!!"ucap mawar lalu selendangnya diikat kembali ke pinggangnya yang ramping lalu dia merapalkan sesuatu sehingga tangannya bercahaya kemerahan.
"hmmmm...ajian saga nestapa"ucap sang warok lalu tangannya pun berubah menjadi kebiruan tampaknya dia sudah mengeluarkan ajian kelabang birunya.
Surya yang melihat bahwa sang warok sudah mengeluarkan jurus yang sangat dibanggakannya segera bertindak cepat tangannya segera berubah menjadi keperakan dan hawa maha panas terhampar ditempat itu.
Mawar menyentakkan tangannya kearah warok kendil sehingga berkiblatlah cahaya merah ke arah warok kendil dan begitupun dengan sang warok menyentakkan tangannya sehingga berkiblatlah cahaya biru hendak membalas serangan sang dara tapi tiba-tiba dari arah samping cahaya keperakan yang memaparkan hawa maha panas memotong laju cahaya biru sang warok sehingga ledakan hebat terdengar ditempat itu.
Tiga kekuatan sakti bertemu dan sang warok terhempas kebelakang dan langsung memuntahkan darah segar.
"Siapa kau pemuda gendeng?"bentak sang Warok dan memuntahkan darah kembali dari mulutnya.
Yuda hanya melihat sekilas lalu mengacuhkannya dan berjalan menuju mawar.
"sahabat bagaimana keadaanmu?"tanya yuda.
"Dadaku masih sesak dan aliran darahku kacau"ucap mawar.
Yuda berlutut dibelakang mawar dan menyalurkan hawa murni dengan menempelkan kedua tangannya pada punggungnya.
Keadaan mawar semakin membaik setelah yuda menolongnya, aliran darahnya sudah mulai normal.
"Sekarang bagaimana keadaanmu mawar?"tanya Yuda kembali.
"Sudah membaik, terima kasih kakang atas pertolonganmu kalau kakang tidak ikut campur menolongku, aku pastikan sudah berkalang tanah sekarang"ucap mawar.
Ada getaran aneh pada diri mawar saat melihat wajah tampan sang pemuda yang telah menolongnya dan yang menjadi teman seperjalanannya itu.
"sudahlah tidak usah dipikirkan yang penting dirimu sudah selamat dari maut"ucap Yuda.
"Sahabat tidakkah engkau mau menutup kedua dadamu yang terbuka terlebih dahulu aku risih melihatnya"ucap Yuda yang melihat pakaian mawar terbuka dibagian dada dan dia tidak menyadarinya.
Mawar terkaget dan secara refleks melihat dadanya.
"Astaga....."ucap mawar dan perempuan cantik tersebut langsung sibuk menutupi dadanya yang terbuka dengan selendang merahnya.
"Dasar edan pemuda ceriwis....pantas namamu edan setelah kau puas menatapi kedua buah dadaku baru kamu mau mengatakannya"ucap mawar perlahan dengan senyum dibibirnya.
Pipi mawar bersemu merah.
"Aku sih mau saja menatap dadamu yang bagus dan montok itu tujuh hari tujuh malam juga aku tidak menampik asal kau rela dan bersedia dengan ikhlas hehehehe!"gurau sang pendekar yang disambut oleh pukulan ringan mawar kearah dada si pemuda.
"Dasar pemuda ceriwis kalau kau menggodaku lagi ku tampar kau!"cemberut mawar.
"lebih baik kau terus menyalurkan hawa murnimu agar peredaran darahmu semakin lancar!biar monyet itu menjadi urusanku"ucap Yuda.
"Tidak bisa Yuda bangsat ini dan kambratnya sudah membunuh kang Jaka dan ayah, aku harus menghabisi nyawa anjingnya dengan tanganku sendiri!"ucap mawar.
"Aku sangat mengerti perasaanmu mawar tapi kau masih terluka kalau engkau memaksakan tenaga dalammu kembali, lukamu tidak akan sembuh dalam waktu singkat"ucap Yuda.
Mawar menyadari apa yang dikatakan pemuda tersebut benar adanya.
"Kau duduklah dibawah pohon sana mawar seraya terus menyalurkan hawa murnimu nanti nyawa anjingnya kuserahkan padamu"ucap Yuda sambil mengedip-edipkan mata kearah mawar si pemuda menggaruk kepalanya lalu si pemuda melangkah ke arah sang Warok.
"Dasar edan....gendeng....."ucap mawar sambil tersenyum.
Melihat dirinya diacuhkan bahkan tidak dipandang sebelah mata pun membuat si berewok warok kendil meradang.
"Anjing buduk...apakah kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa ha?"ucap warok kendil.
"aku tahu namamu Warok Kendil bukan?mana kambratmu yang dua lagi?" Tegas Yuda. "Bukankah kalian bertiga adalah pemimpin dari gerombolan Rampok Karang Lintang"ucap Yuda.
"kalau kau sudah tahu siapa aku kenapa tidak langsung berlutut dan menerima hukuman dariku!"ucap warok kendil dan membuat Yuda tertawa terbahak-bahak.
"Benar kata orang biasanya kalau maut sudah mendekat dan didepan mata biasanya berkicau yang tidak-tidak!hehehehehe"ucap Yuda sambil senyum-senyum.
"Bangsat hina....haram jadah..."maki sang Warok lalu mengeluarkan senjata yang lain berbentuk belati dengan panjang dua jengkal yang tersimpan dibilah bajunya.
Cahaya redup yang keluar dari badan belati dengan sinar hitam membungkus menambah keangkeran belati tersebut.
"senjata siapa yang kau curi itu warok iblis?"sindir Yuda.
Sekilas saja Yuda melihat dia sudah tahu bahwa belati tersebut mengandung racun jahat.
"tenang dulu warok iblis...apakah kau masih ingat peristiwa 17 tahun yang silam di desa Mulya Rimbun setelah kalian membantai kepala desanya yang bernama Gatot Laksana karena tidak ingin menuruti keinginan gila kalian meminta tujuh puluh persen dari hasil pertanian untuk merampok desa tersebut dan setelah kalian membantai dan membunuh kepala desa kalian bakar jenazahnya bersama-sama dengan rumah kediamannya dan tidak puas sampai disitu kau kejar istrinya sampai masuk hutan dan memperkosanya bergantian dengan memaksanya kalau tidak dirimu akan membunuh bayi kecil mereka dan setelah selesai kalian melepaskan nafsu binatang kalian kepada perempuan itu tanpa belas kasihan sama sekali kalian membakarnya dalam keadaan hidup-hidup bersama suaminya.
"Apakah kau sudah ingat binatang?"warok kendil tersentak dan bertanya-tanya dari mana pemuda ini tahu kejadian tujuh belas tahun lampau tanpa ada cerita yang terlewat. Dengan suara bergetar warok kendil berkata, "darimana engkau tahu kisah ini?siapa engkau sebenarnya?"tanya warok kendil gugup.
"Aku akan jawab pertanyaanmu supaya saat engkau mati ini tidak menjadi arwah penasaran"jawab Yuda.
"Soal hidup mati urusan belakangan anak muda, siapa engkau sebenarnya?"ucap Anom mengulang pertanyaannya.
"Pasang telingamu baik-baik monyet, aku tidak akan mengulang dua kali. Aku adalah anak dari suami istri yang pernah kalian bunuh. Namaku......YUDA EDAN!"tandasnya.