PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LAMARAN 2
Ayana menatap wajah Rayan yang menunduk sedih
"Maaf Ayana.." Rayan menyesal tidak bisa mengendalikan perasaannya
Ayana tersenyum melihat Rayan yang terlihat benar benar menyesali perbuatannya
"Jika memang aku bukan yang terbaik, jangan tolak aku dulu.. Berilah aku peluang meski hanya sekali untuk membuktikan bahwa aku bisa menjadi pantas.. Atau jika aku boleh meminta, beri tau aku gimana caranya untuk menjadi seperti yang kamu inginkan.. Aku akan berusaha semampu ku.. Namun jika nanti hati mu tetap gak bisa menerima aku, Insya Allah aku ikhlas.." Tutur Rayan begitu lirih
Ayana menghembuskan nafas kasar menatap Rayan
"Bukan kamu, tapi aku.. Aku gak bisa nerima kamu karna seperti yang aku katakan tadi.. Kita sungguh sangat jauh berbeda.. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari aku luar sana.." Ucap Ayana
Rayan menegakkan kepalanya menatap Ayana
"Gak Ayana.. Aku ingin kamu.. Hanya kamu.. Cobalah untuk mengerti Ayana.." Lirih Rayan
Entah kenapa Rayan begitu takut kehilangan Ayana. Bahkan dulu sewaktu dia bersama Rena, dia tidak pernah sekalipun sampai memohon pada Rena untuk tetap berada di sisinya ketika Rena menikah dengan laki laki lain.
Ayana menatap Rayan dalam diam. Sebetulnya dia mau menerima Rayan dalam hidupnya. Membuka lembaran baru bersama dokter tampan itu. Hanya saja dia merasa bahwa dia tidak pantas untuk lelaki sebaik Rayan yang memiliki segalanya
"Tapi kamu tau sendiri aku ini janda.. Aku juga sudah memiliki seorang anak.. Aku tidak memiliki pendidikan tinggi.. Bahkan kehidupan kami pun sangat sederhana.. Apa kamu gak bisa melihat itu semua..?" Ucap Ayana menekan
"Apa aku peduli..? Apakah mencintai seseorang itu harus memiliki syarat..? Coba beri tau aku apa syarat untuk mencintai kamu.." Ucap Rayan menatap manik mata Ayana begitu intens
Ayana hanya diam termenung. Dia bingung harus menjawab apa.
Rayan meraih tangan Ayana dan menggenggamnya penuh perasaan
"Ayana.." Lirih Rayan
Ayana menatap Rayan begitu lama tanpa mengucapkan sepatah katapun. Rayan begitu sabar menunggu Ayana untuk menjawabnya
"Apa kamu gak akan menyesal..? Apa kamu tau resiko menikahi janda itu seperti apa..? Apa kamu bakalan siap..?" Pertanyaan Ayana membuat Rayan tersenyum
"Kenapa senyum..? Aku serius bertanya.." Ucap Ayana mencebikkan bibirnya
Rayan semakin melebarkan senyumnya menatap Ayana
"Kalau aku menyesal, aku gak mungkin sampai memohon seperti ini.. Tak sekalipun aku ragu dengan keputusanku.. Menyesal, Insya Allah aku gak akan menyesal.. Aku yakin seyakin yakinnya bahwa kamulah jodohku yang sempat Allah pinjamkan pada orang lain.." Tutur Rayan tersenyum
Ayana menatap mata Rayan mencari kebenaran akan ucapannya. Dan Ayana tidak menemukan sedikit pun kebohongan disana. Hingga Ayana akhirnya menyunggingkan senyumnya menatap Rayan
Rayan mengangkat keningnya ke atas. Ayana tahu Rayan meminta jawaban yang pasti. Dia pun menjawabnya dengan anggukan dan senyum manisnya membuat Rayan refleks memeluk tubuhnya dengan erat
"Dokter Rayan.. Aku gak bisa nafas.." Ucap Ayana dalam dekapan Rayan
Rayan melerai pelukannya dan menatap wajah Ayana datar
"Apa tadi..? Coba ulangi tadi panggil aku apa..?" Tanya Rayan datar
Ayana tergelak melihat ekspresi Rayan. Ayana memeluk Rayan masih dengan tawanya. Membuat Rayan bahagia tiada duanya
***
Keesokan Harinya. Dokter Mika yang mendapati misi dari dokter Retno, Ibunya Rayan yang merupakan tantenya sendiri, sedang tergesa gesa mencari Rayan di dalam ruangannya. Rayan yang baru saja selesai operasi seorang pasien yang mengalami gawat janin, sedang ketiduran di sofa yang berada dalam ruangan pribadinya
Ckleekkk..
Suara pintu ruangan pribadi Rayan terbuka
"Astagaa.. Pantas aja di telephone gak di angkat angkat.." Gumam dokter Mika di ambang pintu bersedekap dada
"Bangun.." Pekik Mika membangunkan Rayan
Rayan tersentak dan langsung menegakkan tubuhnya meski dalam keadaan mata tertutup. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya
"Coba cek handphone kamu, berapa panggilan dari tante yang gak kamu angkat.." Ucap Mika datar
Rayan yang sudah mulai terkumpul nyawanya meraih ponselnya yang tergeletak di meja kerjanya. Dia menghembuskan nafasnya sambil menyandarkan punggungnya ke sandara sofa
"Ada apa mama ngehubungin aku..?" Tanya Rayan pada Mika
"Tante khawatir kamu bunuh diri karena di tolak sama pujaan hati kamu itu.." Jawab Mika asal
"Sembarangan kalau ngomong.." Ucap Rayan mencebik
"Serius.. Ada apa ini..?" Tanya Rayan kemudian
"Tante mau tau hubungan kamu sama Ayana gimana.. Ini sudah berapa hari sejak pertemuan tante sama Ayana.. Apa Ayana belum ngasih jawabannya juga..?" Tanya Mika dengan ekspresi serius
"Kirain ada apa.." Ucap Rayan santai
"Kalau Ayana menolak kamu, tante udah punya pilihan untuk menggantikan posisi Ayana.." Ucap Mika tak kalah santai
"Mama mau jodohin aku gitu..?" Rayan memgerutkan alisnya
Mika mengangguk pasti
"Oh tidak bisa.. Emangnya aku gak laku apa main jodoh jodohin segala.." Sinis Rayan pada Mika
"Kalau memang kamu laku, mana coba calonnya..? Ayana aja nolak kamu kan..?" Sarkas Mika menatap Rayan
"Sembarangan.. Aku sudah ngelamar Ayana semalam.. Pulang dinas nanti aku mau ngasi tau mama sama papa biar ngejadwalin pertemuan sama orang tua Ayana.." Ucap Rayan tersenyum
"Serius kalian mau nikah..?" Tanya Mika belum percaya
"Iya serius.. Jadi silakan keluar dan tolong kasih tau mama bahwa sebentar lagi anak mama yang ganteng ini akan menikah.. Jadi no jodoh jodohan gak penting itu.." Ucap Rayan sambil rebahan lagi di sofa untuk melanjutkan istrahatnya yang terganggu oleh Mika
Mika mencebikkan bibirnya dan meninggalkan ruangan Rayan dan menutup pintu dengan sedikit kasar
Di tempat lain, Trsitan yang belum juga mendapatkan kabar tentang Ayana, menjadi sedikit pemurung. Hingga Ibunya merasa heran akan perubahan anaknya yang tidak biasanya seperti itu. Bahkan sejak mereka kembali menetap di kota asal mereka lagi, Tristan begitu bahagia dan ceria. Membuat Ibunya menaruh curiga pada Ayana
"Trisntan.. Kamu kenapa..? Sejak kemarin mami perhatiin kamu murung aja terus.." Tanya sang Ibu menghampiri
Tristan membuang nafas kasar dan diam tanpa mau menjawab. Dia menurunkan kakinya ke lantai saat Ibunya duduk tepat di sampingnya
"Kalau ada masalah, cerita sama mami.. Siapa tau mami bisa bantu.." Ucap bu Ayu pada anaknya lembut
"Tadi aku ke tempat kerja Ayana.. Kata temannya yang juga kerja disana, Ayana sudah seminggu gak masuk kerja.. Aku merasa Ayana menghindari aku deh mi.." Tutur Trsitan pada bu Ayu
Wajah bu Ayu lantas berubah menjadi masam. Namun Tristan tidak memperhatikan perubahan wajah Ibunya itu
"Ternyata kalian masih menjalin hubungan di belakang aku.. Awas kamu Ayana.." Gumam bu Ayu dalam hati penuh emosi
**BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH YA TEMAN TEMAN YANG SUDAH MAU MAMPIR DI NOVEL SAYA INI..🙏🙏💞💞
DAN MOHON DUKUNGANNYA TERUS, SEMOGA AUTHOR BISA LEBIH SEMANGAT DALAM BERKARYA.. 😇🙏💞💞**