NovelToon NovelToon
Langit Maheswara

Langit Maheswara

Status: tamat
Genre:Tamat / BTS / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Reni mardiana

Perjuangan dan kesabaran seorang Langit Maheswara, berakhir sia-sia. Wanita yang selalu dia puja, lebih memilih orang baru. Niat hati ingin memberikan kejutan dengan sebuah cicncin dan juga buket bunga, malah dirinya yang dibuat terkejut saat sebuah pemandangan menusuk rongga dadanya. sekuat tenaga menahan tangisnya yang ingin berteriak di hadapan sang kekasih, dia tahan agar tidak terlihat lemah.

Langit memberikan bunga yang di bawanya sebagai kado pernikahan untuk kekasihnya itu, tak banyak kata yang terucap, bahkan ia mengulas senyum terbaiknya agar tak merusak momen sakral yang memang seharusnya di liputi kebahagiaan.

Jika, dulu Ibunya yang di khianati oleh ayahnya. maka kini, Langit merasakan bagaimana rasanya menjadi ibunya di masa lalu. sakit, perih, hancur, semua luka di dapatkan secara bersamaan.

Ini lanjutan dari kisah "Luka dan Pembalasan" yang belum baca, yuk baca dulu 🤗🥰🥰



jangan lupa dukungannya biar Authornya semangat ya 🙏🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengharapkan Karma

Hendra mencari tahu siapa orang yang sudah membawa pergi Kejora, dia tidak akan tinggal diam saja disaat anak bungsunya sedang sekarat. Baginya, hidup Kejora tidak begitu berharga kecuali Syifa dan juga Gladys, menyiksa fisik maupun batin tidak akan cukup untuk menyembuhkan luka sekaligus kebencian yang Haidar rasakan.

Di dalam CCTV hanya terlihat seorang pria memakai masker dengan balutan jas berwarna navy di tubuhnya, Hendra sama sekali tidak bisa menebak siapa orangnya, sialnya lagi dia mematikan CCTV di sekitar ruang operasi karena dia cukup tahu akan resiko kedepannya.

"Sialan!" Umpat Hendra sambil mengeratkan rahangnya, jelas dia marah karena ketidak tahuan-nya.

****

Langit membereskan administrasi Galaxy, hal cerdik yang di lakukan Langit cukup di acungi jempol, karena sekarang dia mengganti pakaiannya menggunakan pakaian olahraga milik Angkasa. Tujuannya yaitu untuk mengelabui Haidar, dia yakin Haidar sedang mencari tahu siapa yang sudah membawa Kejora pergi.

"Widdiiih, ada murid baru nih." Ledek Arzan melihat Langit keluar dari toilet.

"Kelebihan punya baby face ya gini, bisa menyesuaikan dengan pergaulan dan juga keliatan kayak bocah ingusan." Ucap Langit dengan pedenya.

"Percuma ganteng dan baby face, tetep aja di selingkuhin." Ucap Arzan diakhiri kekehannya.

Cetaakkk...

Langit menyentil mulut Arzan, kalau perlu dia ingin sekali merobek mulutnya. Galaxy dan Angkasa pun tergelak melihat wajah cemberut Arzan, bisa-bisanya Arzan memancing orang galau yang sensinya melebihi perempuan datang bulan.

"Haha, syukurin loe kambing." Ucap Galaxy puas melihat Arzan.

"Mulut dia emang pantes di krauk, lemes bener kayak bapaknya." Timpal Angkasa.

"Diem lu pada!" Ketus Arzan dengan bibir manyunnya.

Tokkk... Tokkk...

"Masuk." Sahut Angkasa dari dalam.

Ceklekkk...

"Hehe." Salah seorang pria masuk dan menatap kearah Langit seraya menampilkan rentetan gigi kuningnya.

"Pfftttt, pasta gigi mahal cuy." Cicit Arzan sambil menahan tawanya. Galaxy dan Angkasa pun menyembunyikan tawanya, mereka benar-benar julid.

Langit yang tahu akan kehadiran perawat pria yang sudah membantunya pun, segera mengambil ponselnya dan meminta nomor rekening pria tersebut. Dengan senang hati pria yang bernama Aslan itu mencatat nomor rekening pribadi miliknya, tak berapa lama ponselnya berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk di dalamnya.

/Tf 20jt.

Aslan membelalakan matanya melihat nominal yang barus saja masuk ke dalam rekening pribadi melalui ponselnya.

"T-Tuan, gak salah kirim kah? Banyak banget." Tanya Aslan dengan tak percaya.

"Akting lu bagus, gue suka, jadi itu imbalannya.." Jawab Langit jujur.

"Ya Allah, makasih Tuan. Bisa buat nambahin emak naik haji, kapan-kapan kalau butuh bantuan jangan sungkan Tuan, saya suka dengan gajinya." Ucap Aslan cengengesan.

/TF 50jt.

"Buat emak lu, tar kalo berangkat naik hajinya jangan lupa doain gue, semoga gue bisa tetap waras menghadapi kenyataan sepahit apapun itu." Pesan Langit.

"Hadeuuhhh, kata-kata orang galau." Cibir Arzan.

"Gak heran sih gue sama loe, ngomong sama loe sama aja kayak ngadepin bapak loe!" Bagi Langit Arzan dan ayahnya sama saja, sangat senang sekali mengganggu kehidupannya.

Aslan berkali-kali mengucapkan terimakasih kepada Langit, dan Langit pun hanya membalas dengan anggukan saja. Anggap saja Langit bersedekah kepada orang yang membutuhkan, toh uangnya di pakai untuk beribadah bukan di pakai untuk foya-foya semata. Sedekah untuk dirinya sendiri karena rasa syukur kepada Allah yang telah menyadarkannya, pengkhianatan Jennie memanglah sakit, tetapi akan lebih sakit lagi jika dia meneruskan hubungan dalam kebohongan yang di rangkai oleh orang yang di cintainya.

******

Sementara di tempat lain.

Meta dan Raja sudah membawa Kejora masuk ke dalam apartemen Langit, disana sudah ada Bi Asih yang menunggu kedatangan mereka. Raja membaringkan tubuh Kejora di Kamar yang sebelumnya Kejora tempati, Meta duduk di samping tubuh Kejora dengan air mata yang terus luruh tanpa bisa di hentikan.

"Ra, kenapa takdir kamu sangat pedih? Kak Meta aja gak sanggup bayanginnya, kamu kuat banget dan aku salut sama kamu, Ra." Ucap Meta di sela isak tangisnya.

"Kita keluar dulu, Bu Dokter. Kasihan dia, biarkan dia istirahat." Ucap Raja.

Meta pun menganggukkan kepalanya pelan, dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Kejora. Luka di kepala Kejora saja belum sembuh sempurna, bahkan fisiknya saja masih ngilu akibat dari perbuatan-perbuatan manusia yang tak berhati seperti keluarganya itu.

Selang 2 jam.

Kejora mulai menggerakkan matanya, dia merasakan pening di kepalanya. Seingatnya dia ada di acara pernikahan kakaknya sampai lampu padam, tetapi melihat sekeliling kamar yang dia tempati ini bukanlah kamarnya, melainkan kamar yang sama seperti saat dia bangun dari pingsan kemarin.

Kejora menoleh ke samping begitu mendengar suara pintu terbuka, terlihat disana Bi Asih membawakan air minum di susul oleh Meta di belakangnya.

"Loh, Kak Meta?" Kejora terkejut melihat Meta ada di belakang Bi Asih, entahlah dia sangat bingung saat ini.

"Syukurlah kamu udah sadar, Ra." Ucap Meta menghela nafas lega.

Kening Kejora mengkerut, dia bertanya-tanya akan ucapan Meta. Seakan paham apa yang di pikirkan oleh Kejora, Meta mendudukkan tubuhnya di samping Kejora, dia mengambil segelas air yang di berikan oleh Bi Asih dan menyodorkannya kepada Kejora.

"Minumlah dulu." Ucap Meta.

Kejora menurut pada Meta, dia meminum airnya sampai habis setengahnya. Tetapi perutnya terasa perih begitu air minum masuk ke dalam tubuhnya, ia baru ingat kalau sejak pulang dia tak makan sama sekali, jangankan makan nasi, mau ambil satu buah pisang saja langsung di ambil ibunya sendiri. Bajingan memang.

"Ssshhh, perutku perih Kak." Ringis Kejora sambil memegangi perutnya.

"Kenapa, Ra? Astaga, pasti Magh kamu kambuh." Tanya Meta risau.

"Ya Allah, Neng. Bi Asih buatin bubur ya, sekalian minta Bapak belikan obat Magh di apotek." Ucap Bi Asih merasa iba melihat Kejora, terlebih dia mendengar cerita Raja dan Meta sebelum Kejora sadar tadi.

"Biar saya saja, Bi. Nanti saya periksa dulu perutnya, biar obatnya sesuai dengan sakitnya." Ucap Meta.

Meta meminta Kejora berbaring, kemudian Meta menghubungi Ayra untuk membawakan peralatan medisnya yang berbada di ruang kerjanya.

Sambil menunggu Ayra datang, Meta menceritakan bagaimana Kejora bisa berada di apartemen Langit. Lagi dan lagi air mata Kejora luruh, dia tak menyangka keluarganya sendiri senekat ini padanya, Jika Tuhan menghendakinya maka Kejora lebih memilih pergi menyusul neneknya dan juga Abang satu-satunya yang menyayanginya dengan tulus.

Sesuai dengan ucapan Kejora malam itu, hari ini adalah hari terakhirnya menginjakkan kakinya di rumah itu. Tidak akan ada kata kembali, dia berharap karma itu segera datang untuk menyadarkan kedua orangtuanya yang menjadi sumber semua lukanya. Kalau untuk Syifa, sebentar lagi karma akan datang dan mungkin saja malam nanti.

Untuk Gladys, sejujurnya Kejora menyayangi adiknya. Akan tetapi Gladys sendiri menolak untuk mendapatkan donor dari Kejora begitu orangtuanya meminta Kejora di depan mata kepalanya sendiri untuk menyerahkan jantungnya, hanya jantung Kejora yang cocok diantara anggota keluarga lainnya, Gladys tidak mungkin merenggut kehidupan kakaknya yang sudah hancur menjadi lebih hancur lagi tanpa merasakan bahagianya. Gladys lah yang mengerti keadaan Kejora, akan tetapi Gladys sendiri tak bisa melindungi kakaknya dari keluarganya sendiri karena mengingat kondisinya yang saat ini tengah drop.

1
Nur Aqilah
Luar biasa
Rafa Pratama
novelnya slalu bagus
Difak Ajjah
Luar biasa
difaq aisyah
Lumayan
Novita Ae
Luar biasa
fanshesss_
ijin baca
prodeoo
laki laki normal tapi sangat lemah hati
Aneke Laoh
Luar biasa
Atiah arini
keren good
Jasni Erianti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Wy Ky
keren
Fitria Utami
waduh ngakak abis🤣🤣🤣🤣
Jasni Erianti
thor kamu orang sumatera barat ya
Reni Mardiana: aku orang bandung lah 🙃
total 1 replies
Ina Karlina
cerita asik .sukses terus ya Thor 🥰🥰
Ina Karlina
kocak banget🤣🤣🤣
Eemlaspanohan Ohan
rasain menjebak tunangan adik. sendiri
Ina Karlina
emang dasar ular..
Ina Karlina
jeni masih penasaran ke langit.. dasar cewe ga tau diri dan malu
Ina Karlina
Jefri mah tau nya minta maaf doang.. tetep aja kelakuannya ga ber- ubah.. sampai di akhir hidupnya pun meninggalkan masalh hadeeh🤦🤦
Ina Karlina
syukurlah kejora tinggal kamu menikmati kebahagiaan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!