NovelToon NovelToon
Di Buang Ayah Dan Ibu

Di Buang Ayah Dan Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cerai / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Uul Dheaven

Setelah orang tua nya bercerai, Talita dan kedua adiknya tinggal bersama ibu mereka. Akan tetapi, semua itu hanya sebentar. Talita dan adik-adik nya kembali terusir dari rumah Ibu kandung nya. Ibu kandungnya lebih memilih Ayah tiri dan saudara tiri nya. Bukan itu saja, bahkan ayah kandung mereka pun menolak kedatangan mereka. Kemana Talita dan adik-adik nya harus pergi? Siapa yang akan menjaga mereka yang masih sangat kecil? Jawaban nya ada di sini. Selamat membaca. Ini novel kedua ku ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Hari ini Talita mengantarkan Tania ke sekolah baru nya. Di dekat kontrakan mereka ternyata ada sekolah dasar negri yang dekat. Hanya perlu berjalan kaki selama lima menit saja.

"Kak, kok Kak Tania sekolah nya di sini? Kenapa nggak satu sekolah lagi sama Andi?"

"Kak Tania udah bosan dek, maka nya sekarang lagi nyari suasana baru." Ucap Tania mencoba memberi pengertian kepada adik nya.

"kok Ibu nggak datang buat anterin kak Tania?"

"Nggak boleh sama bu guru nya kalau pergi ramai-ramai."

"Yaudah, kalau gitu Tasya nggak usah ikut ya kak. Biar Ibu aja yang temenin kak Tania ke sekolah baru. Pasti kakak lebih membutuhkan Ibu daripada Tasya sekarang."

Talita bingung, apa yang harus ia katakan sekarang kepada Tasya. Tidak mungkin ia terus menerus mengarang cerita.

"Tasya, Ibu sedang banyak pekerjaan. Jadi, kita mewakili Ibu ya untuk menemani Kak Tania di sekolah baru nya."

"Hmm. Iya deh. Kasihan juga ya Kak Tania. Sekolah nggak di antar Ibu. Nanti, kalau Tasya sekolah, pokoknya Tasya akan paksa Ibu untuk datang." Ucap nya sambil tersenyum.

Hati Talita bertambah sakit mendengar celotehan adik nya itu. Entah nanti bakal kesampaian keinginan nya itu.

Karena masih di awal tahun, jadi Tania masih bisa masuk ke Sekolah itu. Alhamdulillah semua nya gratis. Dan jika Tania berprestasi, bisa-bisa ia akan mendapatkan beasiswa.

Talita sedikit lega. Setidak nya untuk makan uang masih tersisa. Ia harus memutar otak untuk ke depan nya.

Sekolah? Sepertinya terpaksa ia berhenti. Siapa yang akan menjaga Tasya jika ia sekolah. Apalagi sekolah Talita menerapkan full day school yang pulang ketika sore hari.

Talita belum bisa mempercayai siapapun untuk menjaga Tasya. Bukan apa-apa, Tasya susah dekat dengan orang-orang baru.

Suara panggilan memecah lamunan Talita pagi itu. Setelah mengantar Tania ke sekolah, ia kembali kerumah untuk membereskan barang-barang mereka.

"Dimana kamu?"

"Ada apa?"

"Ibu tanya dimana kamu?"

"Biasa aja kali ngomongnya nggak perlu teriak-teriak. Di kasih apa Ibu semalam sampe bisa kayak gini."

"Talitaaaaa!"

"Kan udah di bilang jangan teriak-teriak. Aku bukan keturunan orang tu li."

"Dimana kau sekarang Talita?"

"Buat apa Ibu nanya aku dimana? Bukan kah sekarang Ibu sudah bahagia karena kami tidak ada lagi di rumah itu? Oh, ralat! Rumah kami."

"Maksud kamu apa ngomong kayak gitu. Ini rumah Ibu, jadi Ibu berhak atas rumah ini."

Talita tertawa sumbang saat mendengar Ibu nya mengatakan hal yang lucu baginya. Talita tidak menyangka Ibu nya akan berkata seperti itu kepada nya. Anak kandung dan da rah daging nya sendiri.

" Rumah Ibu? Apa Ibu nggak malu? Rumah itu Ibu minta kepada Ayah karena Ibu mengatakan akan merawat kami anak-anak Ibu. Tapi ternyata semua zonk! Ibu tega mengusir kami demi laki-laki me sum itu."

"Dia Ayah mu sekarang Talita."

"Bukan, dia bukan Ayah ku. Dia suami me sum mu bu."

"Tutup mulut mu Talita! Siapa yang mengajarkan kamu untuk berkata kasar seperti itu?"

"Ibu. Ibu yang sudah mengajarkan aku. Ibu adalah Guruku. Aku belajar semua nya dari Ibu. Tapi satu hal yang tidak akan aku lakukan kalau menjadi Ibu. Aku tidak akan membuang anak kandung ku demi menyenangkan anak tiri ku."

Panggilan di akhiri sepihak. Talita tidak sanggup kalau harus berlama-lama berdebat dengan Ibu nya. Bukan nya ia tidak tahu seperti apa Ayah tiri nya itu.

Otak me sum laki-laki yang di sebut Ayah tiri itu selalu saja jalan saat melihat Talita. Bukan tanpa alasan ia ingin mengusir anak-anak itu dan hanya meninggalkan Talita di sana.

Ia dari awal sudah menyukai Talita dan ingin mencicipi nya. Namun, pada malam itu Tania dan Tasya selalu saja mengganggu rencananya.

Bahkan Ayah tiri yang me sum itu juga pernah mengintip Talita berganti baju. Untung saja Talita selalu memakai kaos tipis di balik seragam sekolah nya.

Wajah Talita memang sangat cantik. Kulit putih bersih, hidung mancung dan bibir merah muda alami. Rambut nya lurus dan berkilau. Walaupun Ibu nya masih cantik di usia nya yang sudah tua, namun pria seperti Ayah tiri nya ini pasti akan tergoda saat melihat gadis muda yang masih segar.

"Gimana? Kamu sudah tahu dimana anak-anak mu sekarang?"

"Ini semua gara gara kamu! Gara-gara kamu sekarang anak-anak ku tidak tahu kemana."

"Bukan nya kamu menyuruh mereka ke rumah ayah kandung nya? Dan Talita, buat apa dia juga ikut?"

"Trus, apa mungkin Talita mau berpisah dengan adik-adik nya? Ia sangat menyayangi mereka. Dan Ayah kandung mereka, juga tidak menerima kehadiran mereka mas."

"Trus, kenapa harus aku yang salah? Bukankah kau yang mengambil keputusan ini. Dengar ya sayang, mereka akan baik-baik saja, Oke. Talita sudah besar dan pasti bisa merawat mereka."

"Tapi, tadi malam Talita menelpon dan ingin mengatakan sesuatu. Harus nya tadi malam aku bertanya dulu kepada nya."

"Kan tadi malam aku udah nggak tahan lagi sayang. Kamu itu buat ku candu." Ucap Jaka mulai menggoda dan menci um seluruh tempat yang bisa ia jangkau.

Lagi-lagi mereka melakukan hubungan suami istri seperti biasanya. Namun kali ini, Jaka membayangkan wajah anak tiri yang sangat ia inginkan itu.

Di lain tempat, Tania sangat senang bisa sekolah di tempat ini. Ternyata, anak-anak di sekolah ini sangatlah ramah. Baru hari pertama sekolah, ia sudah mendapatkan teman baru.

Tania memang anak yang cerdas dan pintar. Di sekolah dulu saja ia selalu mendapatkan rangking 1. Jadi tidak heran jika di hari pertama ia sudah bisa menjawab soal dari guru nya.

Ia sangat teringat pada saat itu, ia di tegur oleh Ibunya karena selalu mendapatkan rangking 1 di kelas.

"Tania, sekali-kali kamu ngalah dong sama Andi. Biarkan dia rangking 1 sekali saja. Ibu kasihan melihat dia yang menangis karena terus menerus mendapatkan rangking 2."

"Bagaimana cara nya bu? Kan yang menilai itu Ibu guru nya kita."

"Kan bisa kamu kosongkan lembar jawaban kamu. Atau jangan kamu jawab semua soal nya."

"Nggak mau! Kok harus Tania yang mengalah. Kalau memang Andi pengen mendapatkan rangking 1, ya dia harus belajar."

"Tania,"

"Ibu ini apa-apaan sih. Kok tega ngomong gitu ke Tania." Ucap Talita yang tiba-tiba datang membela.

"Kan Ibu cuma kasihan aja sama Andi. Dia murung terus karena mendapatkan rangking 2."

"Ya ela, belajar yang giat bilangin. Supaya bisa mengalahkan adik Talita yang jenius ini."

"Kamu ini, bukan nya membela Ibu."

"Salah kok di bela. Talita itu akan membela yang benar bu. Ibu itu sebenarnya Ibu siapa sih?"

"Ya Ibu kalian, tapi kan sekarang ada Andi juga yang harus Ibu perhatikan. Kasihan dia dari kecil tidak merasakan kasih sayang seorang Ibu. Maka nya Ibu ingin membuat dia sedikit bahagia."

"Dengan mengorbankan kebahagian Tania?"

"Ya nggak gitu juga Talita. Toh Tania tetap dapat rangking. Kan cuma sekali aja, nggak sampe selamanya."

"Baik kalau itu mau ibu. Tania akan mengalah sekali."

"Gitu dong."

Namun, Tania sangat menyesal karena sudah memberikan kesempatan itu kepada saudara tiri nya.

Andi merasa sombong karena sudah bisa mengalahkan Tania. Bahkan, Ayah tiri dan Ibu mereka malah membawa jalan-jalan Andi menonton bioskop hanya bertiga.

Bukan itu saja, Andi juga diberikan hadiah yang banyak. Diberikan kecupan hangat berkali-kali, dan di masak kan makanan kesukaannya.Tania merasa sangat sedih. Tania merasa di khianati oleh Ibu nya sendiri.

Harusnya ia juga mendapatkan hal yang sama seperti Andi. Tapi apa? Ibunya sudah lupa kalau masih mempunyai anak yang lain.

"Bu, apa cuma Andi yang diberikan hadiah?"

"Iya dong. Kan dia udah berusaha untuk mendapatkan rangking 1. Hebat ya saudara kamu itu."

"Trus untuk Tania apa nggak ada?"

Naina menatap Tania dengan wajah heran. Karena selama ini memang ia tidak pernah memberikan hadiah apapun untuk Tania. Dan Tania pun tidak pernah protes.

"Kan kamu nggak dapat rangking 1."

"Tapi selama ini juga Ibu nggak pernah memperlakukan Tania seperti Andi. Lagian Andi bisa dapat rangking 1 kan karena Tania mengalah bu."

"Tania, kamu nggak boleh sombong nak. Kamu memang pintar. Tapi, ada yang lebih pintar dari kamu."

"Jadi Ibu nggak percaya kalau Tania sengaja mengalah demi Andi?"

"Sudah ya, Ibu capek."

"Ke depan nya nanti Tania tidak akan mengalah lagi Bu. Lihat saja. Tania akan ambil kembali apa yang menjadi hak Tania. Dan pada saat itu, Tania menagih hadiah dari Ibu." Tania berkata sambil menangis sesenggukan.

Naina terus berjalan tanpa memperdulikan tangisan Tania. Bagi nya Tania hanya emosi sesaat. Ia tidak tahu, bahwa di dalam hati kecil Tania, ia menyimpan dendam.

1
mama yogi
Luar biasa
mama yogi
sakit kepalaku melihat kelakuan ibunya 🦖🦖
Game
Andini emng bocahnya udh sakit
Didik Moonkids
pengawal koq ndk ada gunanya...otak kosong
Ari Setiawan
Luar biasa
Sri Yati
masyaallah bngt ceritamu author 🔥 sampe bela2in begadang padahal punya bayi🤭🤭🤭🤭 SE seru itu dan alurnya bikin penasaran terus.... 😚 sukses slalu author yg Budiman😙 di tunggu cerita yg eppic lainnya 🔥🥳🔥🔥🔥
Uul dheaven: Terima kasih 😊😊😊😊😊😊
total 1 replies
Yeni Wati
bagus ceritanya
RiskaCahyani
aku mewek bacanya beneran, ngena banget ceritanya dihati, terimakasih untuk authornya sukses selalu dan semangat buat nulis karya yang luar biasa lagi 🥰🥰🥰
Ayrieenn.
upss
Ayrieenn.
walawe
Suarni Tamin
indah sekali akhir cerita ini
Ayrieenn.
udah pindah aja si talita, udh ga aman itu
Ayrieenn.
dih pd
Ayrieenn.
jacky sm talita cocok kali , spa tau ternyata jacky anak orng kaya
Ayrieenn.
plis jangan sma bagas, jodohin aja si talita sma ceo yng kaya tpi lebih tua dri dia tpi jngn om om
Sartini Cilacap
Riska turunan psikopat
Sartini Cilacap
Apa yang mau ditunjukkan oleh Riska
Sartini Cilacap
Riska salah memilih lawan
Sartini Cilacap
Menunggu Riska hancur
Sartini Cilacap
Semoga ibunya tertolong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!