YUDA EDAN PENDEKAR PEDANG NAGA BUMI
Desa Mulya Rimbun adalah sebuah desa yang dikenal sebagai desa yang subur dan rakyatnya makmur.
Penduduknya adalah pekerja keras yang menghabiskan waktunya sebagai petani dan nelayan.
Kepala desa mereka yang bernama Gatot Laksana adalah seorang kepala desa yang sangat dicintai oleh rakyatnya karena sifatnya yang tidak pernah mementingkan dirinya sendiri dan selalu mengutamakan kesejahteraan rakyatnya dibandingkan untuk kepentingannya sendiri.
Gatot Laksana menikahi Sekar seorang kembang desa yang kecantikannya sudah dikenal semua orang dan dari pernikahan mereka dikaruniai seorang putra berkulit putih dan sangat tampan yang mereka beri nama Yuda Laksana...
Pagi itu keadaan desa berlangsung seperti biasanya.
Penduduk mulai menyibukkan dirinya dengan segala pekerjaan yang mereka kerjakan.
Pagi yang tenang itu tiba-tiba berubah menjadi teriakan ketakutan dari para penduduk yang berlari kerumahnya masing-masing.
"gerombolan rampok Karang Lintang...gerombolan rampok Karang Lintang...sembunyi...sembunyi lekas...!"teriakan demi teriakan mulai terdengar dimana-mana.
Gerombolan tersebut memasuki desa dengan golok terhunus ditangan dan dengan kejam mereka mulai membunuh semua lelaki yang mereka temui dan mencoba melawan mereka.
sekitar tiga puluh orang bersenjatakan golok mulai menyebar kesegala arah untuk menangkap para perempuan yang memiliki paras menarik baik yang sudah bersuami maupun yang masih perawan dan membantai semua lelaki yang mencoba melawan mereka.
"jangan...jangan ganggu isteriku...!"ucap seorang lelaki yang mencoba menarik tangan seorang rampok dengan jambang bawuk menghiasi wajahnya dan dengan kejam goloknya berkelebat sehingga orang tersebut terkapar dengan dada terbelah.
teriakan histeris terdengar dimana-mana termasuk dirumah kediaman kepala desa Gatot Laksana.
"Sekar lekas selamatkan dirimu!keluar dari pintu belakang dan masuklah ke hutan biar kakang mencoba untuk menahan mereka disini. Lekas Sekar bawa Yuda bersamamu sebelum terlambat!!!"pinta suaminya cemas dan dengan air mata yang berlinang dia berkata,"kakang ayo kita pergi bersama-sama untuk menyelamatkan diri. Ayo kakang aku tidak mau sendirian"ucap Sekar.
Para perampok sudah didepan pintu rumah kepala desa dan meminta mereka untuk keluar.
"Sekar lekas jangan pedulikan kakang nanti kakang akan mencarimu!"ucapnya lalu membawa sang isteri untuk keluar dari pintu belakang.
Lalu dengan tergesa-gesa Sekar berlari masuk kedalam hutan dan karena Yuda masih bayi dia menangis dalam dekapan sang ibu yang membuat seorang rampok mendengar tangisan sang bayi dan mengejar Sekar masuk kedalam hutan tersebut.
"Braaakkk"
Pintu kayu yang terbuat dari jati hancur berkeping-keping dipukul dengan tenaga dalam kuat.
"bangsat kalian mau apa kalian ketempat ini?"ucap kepala desa.
"hahahahahaha Singkil dia tanya apa mau kita. Dengar baik-baik kepala desa yang aku mau adalah kalian harus menyiapkan upeti bagi kami tujuh puluh persen dari hasil desamu. Mengerti!!!"ucap warok Cakil.
"kalian gila kalau kami menyerahkan upeti itu bagaimana kami mau hidup!!!"ucap kepala desa.
"aku tidak peduli kalian mau mati atau hidup yang pasti upeti harus kalian serahkan kepada kami kalau nyawamu masih ingin selamat!!!"ancam warok Cakil.
"aku memilih mati bersama kalian!!!"ucap kepala desa lalu memutar goloknya dan berkelebat menyerang.
Warok Cakil cukup terkejut menyadari bahwa serangan yang dilakukan kepala desa bukan sembarangan, serangan angin yang ditimbulkan memerihkan kulit.
"ternyata calon bangkai ini boleh juga, Singkil hadapi dia!!!"perintah warok Cakil.
"baik kakang..."ucapnya lalu dengan golok terhunus ditangan menyerang sang kepala desa.
Gatot laksana sebelum menjabat menjadi kepala desa adalah seorang guru silat yang sangat disegani karena kebaikan budinya sehingga penduduk mengangkatnya menjadi kepala desa menggantikan kepala desa yang sudah meninggal.
sang kepala desa mengamuk dengan menyabetkan goloknya ke bagian-bagian tubuh yang mematikan.
Pertarungan yang mereka lakukan sangat cepat dan tampaknya seimbang.
Keduanya saling serang dan bertahan sehingga tanpa mereka sadari dua puluh jurus telah berlalu.
"Singkil cepat kau habisi calon bangkai itu, waktu kita tidak banyak ditempat ini!"perintah warok Cakil.
"baik kakang"ucap Singkil lalu melompat ke belakang.
Goloknya disarungkannya kembali lalu dari mulutnya berkemak kemik seperti mantera.
tangan warok singkil tiba-tiba berubah menjadi kebiruan.
Gatot laksana yang melihat perubahan pada tangan lawannya menjadi tersentak kaget.
"ilmu kelabang biru..."desisnya.
Lalu dengan cepat sang kepala desa pun melakukan hal yang sama goloknya disarungkan lalu dia memasang kuda-kuda dan tangannya diangkat keatas kepala lalu diputarkan tiga ratus enam puluh derajat sehingga menimbulkan deru angin yang hebat laksana badai.
"hmmmm...ajian badai penghancur karang!!!"desis warok singkil lalu tanpa menunggu lama di pukulkan ajian kelabang birunya ke arah sang kepala desa.
Dua pukulan sakti bertemu di udara menimbulkan dentuman yang cukup keras.
Warok singkil jatuh terduduk sedangkan Gatot laksana sang kepala desa tubuhnya terlempar kebelakang dengan tubuh yang sudah berwarna biru dan jeritan menyayat terdengar dari mulutnya lalu nyawanya lepas saat dia masih berada diudara lalu terhempas keras ditanah.
"hahahahaha bagus Singkil....bagus....ilmu kelabang birumu semakin hebat"ucap warok Cakil dan membiarkan saudara seperguruannya itu memulihkan dirinya.
Sekar terus berlari masuk kedalam hutan dia menyadari bahwa dirinya sedang dikejar oleh salah seorang perompak lalu dia meletakkan Yuda kebalik semak-semak dan menutupinya dengan ranting dan daun-daunan.
Sekar dengan berat hati harus meninggalkan putera semata wayangnya untuk menyelamatkan puteranya tersebut.
Sekar terus berlari dan berlari menjauhi puteranya yang disembunyikannya sampai suatu saat dia tidak melihat akar pohon yang mencuat keluar dari dalam tanah dan tubuhnya terjatuh.
Tidak lama kemudian orang yang mengejarnya sudah berada dibelakangnya.
Kaki Sekar membengkak biru dan sulit untuk dipakai melangkah.
"mau lari kemana lagi manis?lebih baik kau ikut kakang"ucap salah seorang pemimpin rampok orang ketiga yang bernama warok kendil.
Saat Sekar menoleh kebelakang, warok kendil terpesona melihat kecantikan wanita yang dikejarnya itu ternyata wanita itu sangat cantik dengan kulit putihnya dan gunung kembar yang besar lalu lesung Pipit yang menghiasi pipinya.
"amboi...amboi...ternyata dirimu cantik sekali nyai. Rezekiku besar nian hari ini bisa bertemu dirimu"ucap warok kendil.
"lepaskan aku tuan...jangan sakiti aku...aku mohon..."ucap Sekar memelas.
"jangan takut cantik aku tidak akan menyakitimu melainkan akan membawamu terbang sampai langit ketujuh hahahahaha"ucap warok kendil yang membuat Sekar semakin ketakutan.
Dia menyadari bahwa hal buruk akan menimpa dirinya dan orang itu semakin dekat menghampirinya lalu merobek bajunya.
"ahhh...jangan...jangan...tuan...jangan sentuh aku....awwww....bangsat...pergi kau...pergi..."ucap Nilam saat baju atasnya sudah dirobek paksa sehingga sepasang gunung kembarnya terpampang dihadapan warok kendil.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments