Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 tahun berlalu
10 TAHUN BERLALU .....
Seorang wanita berpakaian rapi khas kantoran berjalan anggun membawa beberapa berkas di tangannya.
"Mommy, hari ini mommy sangat-sangat cantik, Mommy selamat ulang tahun untukmu!" seru seorang anak laki-laki yang sangat tampan berusia 9 tahun lebih.
Dia adalah Algasia Cestaro. Putranya Allessia.
10 tahun berada di Singapura, Allessia mengabdikan diri untuk belajar dan bekerja di negara tersebut. Allessia sangat menuruti perkataan seseorang yang membuat hatinya terpaku dalam kenangan lama.
Ya, setelah belajar ke Singapura Allessia menyadari jika dirinya telah mengandung benih dari Zigga. Allessia benar-benar tidak percaya jika hanya sekali main ia akan mengandung anak Zigga.
Di saat Allessia ingin mengabari Zigga tentang anak yang ia kandung, Allessia teringat jika Zigga pernah berkata tidak akan bertanggung jawab atas dimasa depannya. Uang 1M yang di berikan Zigga adalah tanda keseriusannya jika ia tidak akan bertanggung jawab.
Allessia pun menahan dirinya dan bertekad untuk membesarkan anak itu sendirian.
Sampai pada akhirnya 10 tahun lebih berlalu begitu saja dan kini anak itu berkembang pesat dan menjadi anak yang sangat pintar, tampan dan perhatian.
"Terima kasih Alga nya mommy, maaf mommy sangat sibuk sehingga mommy lupa jika ini adalah ulang tahun mommy. Hmm, apakah kue ini Alga yang buat untuk mommy?"
Ale benar-benar tidak dapat menahan sakit di hatinya. Siang malam banting tulang demi untuk masa depan anaknya, ia sampai tidak menyadari jika kini anaknya sudah tumbuh menjadi anak yang sangat pintar. Di usianya yang menginjak 9 tahun hampir 10 tahun ia sudah pandai dalam hal apapun termasuk memasak.
Entah itu adalah keahliannya atau karena keterpaksaannya untuk mandiri karena ibunya yang selalu sibuk.
"Yaps mommy, Alga buat kue ini untuk Mommy. Mommy, Alga berharap Alga cepat tumbuh besar agar bisa membantu mommy mencari uang supaya mommy tidak selalu kerja sampai malam." seru Alga terlihat antusias dan tersenyum bangga.
Namun senyum itu adalah pisau yang mengiris hati seorang ibu yang tidak berdaya.
"Terima kasih sayang, Alga adalah anak mommy yang sangat hebat." Puji Ale memeluk erat putranya.
Setelah tiup lilin Ale benar-benar tidak berdaya harus meninggalkan putranya di hari libur karena ia ada rapat mendadak. Padahal ia sudah berjanji pada anaknya jika hari ini ia akan mengajak anaknya pergi ke taman bermain.
"Maafkan mommy sayang, mommy janji mommy tidak akan lama, nanti sore kita akan pergi dan jalan-jalan sampai malam?" Ale hanya bisa berjanji lagi dan lagi.
"Tidak apa-apa mommy, Alga akan di rumah dan belajar, kita bisa bermain jika mommy sudah tidak sibuk lagi." jawab Alga tersenyum, ia terlihat tegar namun sebenarnya hatinya pun merasa kecewa.
"Terima kasih sayang, mommy pergi dulu ya?" Alle mencium kening anaknya dan meninggalkan apartemen sesegera mungkin karena dirinya benar-benar sudah terlambat.
Setelah kepergian ibunya, Alga benar-benar merasa sangat bosan di apartemen sendirian. Ia ingin belajar namun semua buku di dalam rak sudah ia baca semuanya.
"Apa aku cari buku di kamar mommy aja, ya?" gumam Alga antusias berlari ke kamar mommy nya dan mencari buku yang dapat ia baca untuk menambah wawasannya.
Ketika sedang memilih buku tidak sengaja Alga menemukan ponsel lama ibunya.
"Ini handphone lama mommy? Masih hidup gak, ya?" Gumam Alga merasa sangat penasaran.
Alga pun mencoba menghidupkan ponsel itu dan melihat-lihat isinya. Namun sayangnya file di dalamnya kosong. Alga pun mengecek beberapa sampah di dalam ponsel itu, tidak di duga Alga menemukan foto-foto yang sudah di hapus oleh ibunya.
Di dalam sampah itu terdapat banyak foto-foto pria bahkan ada foto ibunya Alessia memakai baju pengantin bersama seorang pria. Meskipun Alga tahu itu adalah editan, namun Alga dapat menduga jika pria itu pasti adalah ayahnya yang selama ini ia rindukan.
"Hmmm, dia sangat tampan, tapi masih tampan diriku, kita akan cari tahu, kesalahan apa yang Daddy lakukan sampai-sampai Mommy tidak pernah mau menyebut namamu. Daddy, jika sampai kau benar-benar melukai Mommy, maka aku akan membalasnya!" gumam Alga merasa senang sekaligus marah kepada ayahnya yang baru saja ia dapati rupanya.
Alga tertawa terbahak-bahak melihat-lihat foto ayahnya yang di edit banyak oleh ibunya. Ada yang berkostum kelinci bahkan kucing..
"Hahaha... Daddy terlihat sangat sangar kalo jadi kucing, meong ... Meong!" seru Alga menertawai lelucon itu.
.......
Di sisi lain Alle terlihat memasang wajah kesal jika ada klien mengajak bekerja sama di tempat-tempat yang tidak umum baginya.
Kali ini klien mengajak bertemu di sebuah bar VIP. Jika klien mengajak bertemu di tempat seperti ini maka Alle akan meningkatkan kewaspadaannya. Banyak kasus seorang sekertaris yang menjadi tumbal demi kesuksesan sang bos.
"Tuan, maaf saya sedikit terlambat." ucap Ale berdiri di belakang seorang pria yang di duga adalah klien mereka hari ini.
"Tidak apa-apa sekertaris Ale, kemari kita mulai." ucap Bosnya Allesia berusia 50tahunan lebih.
Pria yang duduk di depan Alle melirikkan matanya sedikit tajam ketika mendengar nama sekertaris kliennya. Dia ternyata adalah Zigga.
Alle belum menyadari siapa sebenarnya klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan bosnya.
Alle masih dengan santai berjalan dan duduk di tempatnya dengan senyum yang sangat lebar. Tapi, seketika senyumnya memudar dan jantungnya berdegup sangat kencang ketika matanya melihat siapa yang ada di depannya.
_Zigga, itukah dia?_ gumam Ale terkejut.
Zigga terlihat sangat tenang sekali, ia bahkan bisa menahan ekspresinya seolah-olah ia tidak mengenali sekertaris Ale.
Sedangkan Ale setengah mati menahan dirinya sembari menjelaskan keunggulan tentang keuntungan yang akan di dapatkan atas kerja sama mereka.
Usai menandatangani kontrak, Alle pergi ke kamar kecil dan membasuh wajahnya yang terlihat sangat pucat sekali.
"Dia, kenapa tiba-tiba muncul lagi? Kenapa harus bertemu lagi?" gumamnya terlihat sangat bingung harus bagaimana.
Setelah membasuh muka Alle kembali dan ikut bergabung dengan bos dan para kliennya.
"Sekertaris Alle, ayo kita minum untuk merayakan kerja sama kita!" Bosnya Alle menyeratnya untuk bergabung.
"Tuan, saya tidak minum," tolak Alle dengan halus.
"Ayolah Alle, kita sudah mendatangani kontrak dengan keuntungan besar, kita harus berbagi kebahagiaan bersama-sama!" Bos itu sedikit memaksa.
Zigga hanya terdiam dan memandangi Ale dengan tatapan tajamnya. Tatapan Zigga membuat Alle benar-benar sangat grogi sekali, sampai-sampai Alle setuju untuk minum. Zigga tidak pernah berubah, selalu menatap Alle dengan diam dan tanpa ekspresi membuat Alle menjadi salting parah.
Tidak terasa sudah hampir 2 botol Ale menghabiskan minumannya. Kini ia benar-benar sangat mabuk parah, bahkan sebenarnya Alle sudah mabuk sejak gelas pertamanya, namun Alle masih terjaga dan terus minum untuk menghilang rasa groginya kepada Zigga yang terus menatapnya.
"Bos, saya pulang duluan, anakku menunggu ku!" ucap Alle setengah sadar sambil terhuyung-huyung.
Ketika Alle mengatakan anak saat itu juga Zigga tiba-tiba berdiri dan meraih tangan Alle.
"Tuan Poly, saya pulang dahulu, dan saya akan mengantar sekertaris anda sampai ke depan, sepertinya dia mabuk berat," ucap Zigga langsung menuntun Alle keluar tanpa mendengarkan jawaban dari Bosnya Ale.
Bosnya Alle yang bernama tuan Poly pun terpaku sejenak melihat Zigga yang terkenal anti bersentuhan dengan seseorang kini dengan santai merangkul sekertarisnya.
_Apakah sekertaris ku semenarik itu di mata Tuan Zigga?_ gumamnya terheran-heran.