NovelToon NovelToon
Nikah Dini

Nikah Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ela W.

Aku tidak tahu bahwa cinta adalah sebuah kepalsuan semata. Kupikir kebebasan adalah kesenangan yang abadi. Faktanya, aku justru terjebak di sebuah lobang gelap gulita tanpa arah yang disebut cinta.

Aku gadis belia yang berusia 17 tahun dan harus menikah dengan orang dewasa berusia 23 tahun beralasan cinta. Cita-cita itu kukubur dalam-dalam hanya demi sebuah kehidupan fiksi yang kuimpikan namun tidak pernah terwujud.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ela W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 8

Memang, sejak kejadian itu aku merasa takut untuk keluar rumah, khawatir berita tentang kabur dan pernikahanku mulai tersebar, aku malu jika semua teman di sekolah tahu bahwa aku menikah di usia dini, mau jadi apa jika reputasi keluarga hancur gara-gara ulahku. Ibu masih berusaha terlihat tenang, padahal matanya selalu terlihat sayu dan sembab seperti habis menangis. Aku tahu apa yang ada di pikiran ibu, tapi sampai detik ini, aku sendiri belum berani untuk mengungkap kebenarannya bahwa aku dan Trio hanya menikah pura-pura. Ayah juga sudah bulat untuk mengundurkan diri dari pekerjaan di kapal pesiar yang bergaji fantastis, juga bisa berkeliling ke beberapa negara bagian hanya demi aku. Ayah berencana akan membuka usaha. Baginya saat ini yang paling penting hanyalah aku, katanya aku harus sembuh dari luka dan tidak akan lagi kehausan kasih sayang dan sosok seorang ayah.

Beberapa bulan terakhir psikiater selalu datang ke rumah, mengajakku bicara dengan obrolan hangat dan menyenangkan, aku semakin tenang dan berani. Sebelumnya aku berpikir bahwa aku masih mencintai Trio, laki-laki itu tidak salah dalam mengambil tindakan karena semua atas aturan ibunya, tapi aku sadar, seharusnya Trio membantah tegas akan pernikahan konyol hanya demi uang. Apa lagi Trio melakukannya tidak hanya sekali, jika aku bisa membongkar kebusukan mereka, mungkin tidak akan ada korban berikutnya. "Kak Trio, maafkan aku, hatiku tidak bisa berbohong kalau aku masih sangat mencintaimu. Tapi logikaku harus bermain demi kebaikanmu juga." benakku bergumam.

Trio dan keluarganya hanya predator yang mencari keuntungan dari orang-orang yang buta hukum karena berpikir jika dilaporkan ke polisi pun tidak akan ditangani karena untuk membeli keadilan di negara ini cukup mahal. Keluarga Trio sudah banyak meraup keuntungan dari orang awam yang beralasan tidak mau ribet, permainan hukum hanya mengulur waktu untuk terus terhubung dengan keluarga penipu. Sayangnya aku tidak ada di jajaran mereka. Ayah tegas dalam membela, ayah berjanji akan membuat mereka semua memakai baju orange.

*****

Tiga bulan ini sudah kulewati waktu. Aku mungkin sudah sepenuhnya pulih dari rasa takut dan canggung, mentalku kini bisa dibilang sudah sembuh dan baik-baik saja. Aku bahkan merasa sudah sangat siap jika harus diintrogasi. Perasaan yang dulu kusebut cinta sekarang hanyalah sampah penyesalan. Trio dan keluarganya harus dilaporkan agar tidak kebiasaan. Mereka harus tahu bagaimana rasanya sebuah penderitaan ditambah hukuman sosial, aku tidak akan tanggung dalam membantu ayah menyeret mereka ke ranah hukum yang adil, akan kubuat beberapa orang ikut speak up tentang bagaimana kejahatannya dilancarkan.

"De, kamu liat sosmed hari ini?" ibu tiba-tiba mengagetkanku yang sedang asik menikmati jus melon dengan buku novel remaja yang dibelikan ayah kemarin.

"Ada apa, Bu?"

"Anak sialan dan keluarganya itu mengupload pernikahan kalian ke Face Book dan ramai yang berkomentar."

"Hah, mukaku jelas, Bu?"

"Sangat!"

"Terus gimana dong, Bu?" hatiku tiba-tiba saja kembali ciut dan merasa malu. Trio memang kurang ajar, tidak bisa dikasih hati.

"Keluarga mereka harus diberi pelajaran!"

Berita tentang pernikahan dini semakin tersebar dan ter-upload ke beberapa platfrom sosial media, Tiktok, Instagram, aplikasi X. Rasa khawatirku mencuat kembali, aku tidak mau menampakkan wajah meski yang berkomentar tidak semuanya mengenalku. Tetap saja aku merasa malu karena dianggap gatal dan ingin buru-buru menikah. Komentar Netizen yang begitu tajam hampir membunuh kembali mentalku. Nyeri rasanya dada ini setiap membaca perkata dari tulisan mereka. Ibu memang melarang untuk membaca respon mereka, katanya ini hal wajar karena kita tinggal di negara fomo yang dengar kabar sebelah pihak.lantas ikutan mem-bully, nanti kalau tahu kebenarannya, pasti balik memuji. begitulah cara unik dalam mempermainkan otak manusia yang sangat mudah menelan hoax. Tapi sebagaimana pun ibu menyarankan, diam-diam aku masih penasaran dengan ketika tangan netizen, lantas sesekali membuatku langsung menangis sesenggukan hingga tak kontrol dan berujung sesak napas.

Aku menangis kuat jika dirasa sudah tidak kuat, ayah memeluk dan menciumi kening. Ia menyemangati agar aku tidak kembali lemah.

"De, tante Dea akan membantu kita, Devani nanti jujur ya, Keluarga anak sialan itu harus kita jebloskan ke penjara semua. Ini bukan hanya untukmu tapi korban sebelumnya juga selanjutnya. Kita harus bangkit, De." bisik ayah memaksa. Aku masih ragu apakah aku bisa?

*****

Esok harinya, didampingi psikiater yang sudah terbiasa bersamaku belakangan ini, tante Dea berniat menanyaiku semua kejadian sejak aku pergi dari rumah dan juga TKP tempatku pernah singgah hingga akhirnya berakhir di rumah Trio sebagai seorang istri. Niat utama, alasan, pergi ke mana, dan atas dasar apa aku mau menikah dengan Trio yang bahkan jarak usianya sangat jauh di atasku. Perlahan aku menceritakan dengan perasaan gugup dan suara terbata-bata. Air mata tercurah hasil dari cinta yang masih ada namun ditimpa oleh sakit karena disia-siakan.

"De, Trio tidak boleh mengalahkanmu. Kamu harus kuat, katakan semuanya yang kamu rasakan dan kamu lihat tentang mereka." tekan tante Dea dengan suara tegas namun penuh penekanan, aku yakin tindakanku sudah benar, tidak perlu ada lagi yang diragukan. Semua hanya soal waktu, jika sudah tiba, keluarga siapan itu akan masuk ke dalam jeruji besi, penderitaan ku akan terbayar lunas, tuntas! Belum lagi hukuman sosial akan mereka dapatkan, karena dengan bijak aku sudah mengklasifikasi bagaimana kondisi yang sesungguhnya, saat melaporkan juga ayah dengan sengaja mengundang media agar berita cepat tersebar dan viral di semua sosial media. Dunia harus adil memperlakukan manusia agar yang berlaku jahat bisa segera ditumpas, dan korban bisa sembuh dari serangan mental yang dirusak secara ugal-ugalan.

Benar saja, tidak menunggu lama, semua dukungan dan doa berbalik menghujani akun pribadiku di kolom komentar, seharusnya sejak awal aku tidak perlu takut untuk membuat perlawanan. Mereka harus diberi pelajaran yang sesuai yang bisa membuat jera dan tidak lagi kembali membuat kesalahan yang sama sehingga tidak akan ada lagi Devani selanjutnya yang mereka kenal. Aku juga masih berharap penuh pada Trio menjadi orang yang lebih baik di masa mendatang. Pelan tapi pasti, aku akan menghapus perasaan terhadap Trio. Ia hanyalah cerita buruk dalam lembaran kisah perjalananku. Aku bangga bisa menjadi perempuan yang berani bersuara meski masih ada cinta yang kutepis. Seolah bimbang, antara mau tidak mau mengungkap kejadiannya karena masih tergantung pada kehidupan Trio yang harus terseret, padahal aku sedikit percaya bahwa dia bukanlah dalang dibalik semua kasus mereka..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!