Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Ayesha tengah termenung di dalam kamar yang ia tinggalkan selama lima tahun ini. Rasa sakit itu masih nyata adanya, dan Ayesha tak pernah menyangka jika Rama bisa sejahat ini padanya, bahkan berani menikahi selingkuhannya meski Ayesha dengan tegas menolaknya, bahkan pernikahan itu terjadi di saat Rama dan Ayesha belum bercerai.
"Aku ingin kau hancur, Mas." Kata Ayesha sambil menghapus air mata di pipinya.
Andrew masuk begitu saja ke kamar Ayesha dan melihat mata sembab Ayesha yang basah.
"Menyesal?" Tanya Andrew yang kini duduk di sofa yang ada di dalam kamar Ayesha.
Ayesha pun duduk di sebelah Andrew. "Sangat menyesal, tapi aku bisa apa?"
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Andrew.
"Aku ingin melihat mereka hancur, Mas Rama hancur, ibunya juga hancur, dan Mbak Mira yang sudah membunuh bayiku juga ikut merasa hancur." Kata Ayesha dengan dingin.
"Kemana hatimu yang lembut?" Tanya Andrew seolah tak percaya dengan perubahan sang adik.
"Mati saat aku meninggalkan rumah bagai neraka itu, Kak."
Andrew menggenggam tangan Ayesha, "Biarkan karma yang berjalan."
"Tidak, Kak. Aku ingin membalas semua kejahatan mereka. Bantu aku." Pinta Ayesha.
Andrew diam untuk berpikir, dirinya juga marah dengan perlakuan keluarga Rama pada adik kesayangannya itu.
"Kakak akan menyuruh Egi karna Egi pasti tau kelemahan mereka." Kata Andrew dan Ayesha mengangguk setuju.
**
"Bu, mana sarapannya?" Tanya Rama yang tak melihat adanya makanan di atas meja.
"Suruh istrimu yang masak lah, kamu sudah menikah dan bukan tanggung jawab Ibu lagi dalam mengurusmu."
Rama menghela nafasnya, lagi lagi pagi ini ia disuguhkan dengan keributan.
Rama memilih berangkat bekerja bersama Tiara dan Tiara meminta sarapan di jalan. Mereka makan bubur di pinggir jalan berdua.
"Kita ngontrak aja yuk, Ram." Bujuk Tiara untuk kesekian kalinya.
"Gak bisa, Ra. Nanti pengeluaranku jadi dobel, ya bayar kebutuhan rumah ibu, bayar juga kebutuhan rumah kontrakan." Jawab Rama dengan lesu. "Apa lagi sekarang bonusku berkurang karena penjualan tim ku sedang tidak baik."
"Koq bisa sih, Ram?"
"Gak tau, sepertinya ada kompetitor yang memasang harga rendah dan kwalitas mereka gak kalah bagusnya, jadi mereka menguasai hampir setengahnya pasar kita, kalau begini terus, bisa bisa kita kalah saing dan mereka yang merajai pasar."
"Kalau begini terus, bagaimana?" Tanya Tiara serius karena Tiara pun bekerja di perusahaan yang sama dengan Rama.
"Entahlah." Jawab Rama. "Ayo kita ke kantor." Ajak Rama setelah sarapan mereka habis.
Di kantor, semua mata memandang mereka dengan tatapan sinis. Rama yang tidak peka hanya cuek saja, berbeda dengan Tiara yang merasa dirinya di tatap tidak mengenakan seperti itu.
"Ram, di panggil Pak Wisnu." Kata Bayu rekan kerjanya.
Rama menghembuskan nafas kasarnya, baru kemarin ia di panggil oleh atasannya itu dan hari ini ia di panggil kembali.
Rama masuk ke dalam ruangan Wisnu dan di dalam ruangan itu tampak tegang.
Tidak lama kemudian Tiara juga mendatangi ruangan Wisnu, ternyata mereka berdua di panggil dengan waktu yang bersamaan. Rama mengusap wajahnya kasar, ia sepertinya tau untuk apa mereka di panggil.
Tiba tiba saja Wisnu melempar beberapa lembar foto di meja, dan mata Rama juga Tiara tertuju pada foto foto itu.
"Kalian sudah menikah dan membohongi perusahaan dengan tetap bekerja di satu perusahaan." Kata Wisnu dengan kesal.
"Dan pernikahan kalian terjadi karena penggerebekan warga." Tebaknya lagi yang memang tepat.
"Sekarang silahkan kalian ke HRD untuk memutuskan siapa salah satu dari kalian yang akan resign." Tegas Wisnu.
Baik Rama maupun Tiara hanya saling diam. "Perutmu juga tidak akan bisa disembunyikan lagi, Ra." Sindir Wisnu.
Rama merasa heran, entah dari mana Wisnu mendapatkan foto foto itu, yang jelas kini Egi sudah bergerak menjalankan perintah Andrew untuk memberi pelajaran pada keluarga Rama.
Rama dan Tiara keluar dari ruangan Wisnu karna tidak dapat memberikan penjelasan yang dapat di terima oleh Wisnu.
"Ram, bagaimana ini?" Tanya Tiara.
"Kamu saja yang resign, sayang jabatanku disini sudah tinggi, Ra. Lagi pula kamu kan sedang hamil, nanti saja cari pekerjaan lagi kalau sudah melahirkan." Jawab Rama.
Tiara terpaksa menyetujuinya, karna jika ia memilih bertahanpun percuma karna sedang hamil dan pasti akan berimbas pada pekerjaannya nanti.
Siang hari Tiara pulang duluan ke rumah orang tua Rama, dan hal itu membuat Ratna merasa heran.
"Koq sudah pulang?" Tanya Ratna.
"Aku resign, bu."
Ratna berdiri dari duduknya karena terkejut, "Koq bisa?"
"Iya, gegara ketauan aku nikah sama Mas Rama dan hal itu di larang oleh kantor."
"Terus kalau kamu gak kerja, kamu ngapain?" Tanya Ratna mendelik.
"Ya duduk manislah, Bu. Nungguin suami gajian." Jawabnya seenaknya.
"Enak saja kamu." Kesal Ratna. "Kalau kamu tidak menghasilkan uang, urusin kerjaan di rumah."
"Maaf ibu mertuaku sayang, aku sedang hamil anak Rama, tidak mungkin mau kerja kerjaan rumah. Aku bukan pembantu gratisan seperti Ayesha yang bodoh itu." Balas Tiara kemudian Tiara melangkah menuju kamarnya namun tangannya di cekal oleh Ratna.
Tiara menatap sengit mertuanya itu dan mendorongnya hingga tersungkur. "Jangan coba berani sama aku, Bu." Sentak Tiara memperingatkan. "Sekali lagi aku tegaskan, aku bukan Ayesha yang mudah di injak injak, aku bisa saja menyiksa Ibu." Ancamnya.
"Kau...."
"Apa? Mau ngadu sama Rama? Silahkan, Rama tidak akan percaya karena dulu perbuatan Ibu pada Ayesha."
Tiara ingin meninggalkan Ratna namun kaki Ratna menendang bo*kong Tiara hingga Tiara tersungkur.
Untungnya Tiara menahan tubuhnya dengan kedua tangannya, lalu ia segera mengambil ponsel untuk menelpon Rama.
"Halo, Ra."
"Raaammm." Tiara pura pura menangis. "Ibu menendangku hingga terjatuh, perutku sakit, aku takut bayi kita kenapa kenapa." Kata Tiara bersandiwara.
Rama memutuskan telponnya dan segera pulang, ia tidak ingin kejadian kedua kalinya harus kehilangan calon anaknya.
"Gila kamu!!" Sentak Ratna.
Tiara tertawa, "Baru tau jika kau gila? Kita lihat permainan Ibu, Rama akan membela siapa." Kata Tiara mengejek.
Benar saja, Rama pulang dengan tergesa gesa, jarak kantor yang cukup dekat membuatnya tiba hanya dalam waktu sepuluh menit karena Rama pun membawa mobilnya dengan kencang. "Tiara..."
"Ramm.. Ibumu menendangku, perutku sakit."
"Bohong, Tiara duluan yang dorong Ibu, Ram." Bela Ratna.
Tiara nenggenggam tangan Rama, "Aku baru saja pulang dan ingin bersitirahat, Ibumu marah karna aku resign dan menyuruhku untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti Ayesha dulu, aku tidak mau dan mau lari ke kamar, lalu Ibumu mencekal tanganku, aku melepaskannya dan ibu terjatuh lalu saat aku mau kembali ke kamar, Ibu menendangku hingga aku terjatuh." Adu Tiara menangis tersedu sedu.
Rama seketika murka, "Ibu, apa tidak cukup hanya Ayesha saja yang Ibu siksa? Aku tidak mau lagi kehilangan bayiku. Bu." Sentak Rama.
"Ayo kita ke dokter, Ra." Rama memapah Tiara.
"Lihat saja, Bu. Aku akan pindah dari sini dan berhenti memberi uang pada Ibu." Ancam Rama kemudian pergi dari rumah.
"Rama, jangan pergi, ceraikan wanita itu!!" Teriak Ratna.
Namun Rama mengabaikannya dan segera pergi menuju rumah sakit menggunakan mobilnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bu Ratna enaknya di kasih karma apa ya? Aku yang bikin cerita tapi aku juga gregetan sama Bu Ratna. 🤣
Bantu Like, Vote, Koment, Share, dan Hadiah ya Teman teman.
semangat terus Thor... 😀😀💪