NovelToon NovelToon
Menikah Karena Wasiat

Menikah Karena Wasiat

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: moon

“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-

Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.

“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Setelah kejadian semalam, Gadisya mencoba kembali bersikap seolah tak terjadi apa apa, sebisa mungkin ia bersikap wajar, walau di hatinya ia sangat ingin membungkam mulut suaminya.

Pagi itu Gadisya sudah bersiap lebih awal ia sengaja menyiapkan sandwich untuk dua orang.

Jika nanti Kevin tak mau makan, Gadisya akan membawanya ke rumah sakit agar bisa di makan untuk siang hari.

Ia sudah selesai bersiap ketika Kevin keluar dari kamar, Kevin mengernyitkan dahinya, melihat Gadisya sudah rapi seperti dirinya.

Gadisya sengaja diam, dia tak ingin bicara jika Kevin juga tak ingin bertanya, "sarapan?" 

Kevin diam tak menjawab, baiklah itu pertanda Kevin menolak, jadi Gadisya segera mengemas Sandwich, kemudian buru buru mengikuti Kevin yang sudah keluar dari apartemen.

Melihat Gadisya mengikuti langkahnya, Kevin pun menoleh, "Kamu menguntit ku?" Tanya nya, pelan tapi langsung ke sasaran..

"Nggak," 

"Lalu, mau kemana? Jangan bermimpi mengikutiku yah, aku gak suka di mata matai."

"Aku mau ke rumah sakit juga bang, kan hari ini aku mulai praktek di rumah sakit." Jawab Gadisya malas

"Praktek, di William Medical Center?" 

"Iya, kemarin mommy sendiri yang mengatakannya padaku, jadi karena aku menghargai permintaan mommy, maka hari ini aku mulai praktek di rumah sakit, aku ikut mobilmu yah, kan kita harus bersandiwara."   

Kevin diam, tak mengiyakan ataupun menolak, tentu saja itu jadi angin segar untuk Gadisya, "karena jadwal praktek ku hanya sebentar, nanti aku pulang lebih dulu." 

Kevin diam lagi, Gadisya seperti berbicara dengan patung, kelihatan wujudnya, namun enggan berbicara.

Selama perjalanan, Gadisya sibuk dengan ponselnya, sementara Kevin mengemudikan mobilnya, tanpa berbicara.

Sesampainya di rumah sakit, sepasang pengantin baru ini berjalan beriringan, tersenyum pada siapa saja yang berpapasan dengan mereka, dilihat dari luar mereka pasangan serasi, sang calon pewaris dan istrinya yang ternyata berparas ayu, sungguh membuat siapa pun berdecak kagum.

Mereka berpisah jalan, karena tempat praktek Kevin berada di lantai 3, sementara Gadisya di lantai 1.

Hari pertama Gadisya, disambut ramah dua orang suster yang akan menjadi asistennya, hari ini pendaftaran pasien luar biasa banyak, karena dokter yang ada di tempat hanya Gadisya, sementara dokter Evelyn baru mulai praktek jam 2 siang.

Namun karena dedikasi yang luar biasa, Gadisya menangani pasien pasiennya tanpa mengeluh, bahkan ada beberapa pasien anak anak yang akhirnya bersedia mendapat pertolongan pertama, berkat kesabaran dan ketelatenan Gadisya.

Sementara itu, di lantai 3, Kevin pun tak kalah sibuknya, karena jadwal prakteknya di mulai jam 10, pagi itu usai visite pasien pasiennya, Kevin menuju ruang operasi, hari ini ada 2 operasi yang sudah terjadwal. 

Hari hari berlalu seperti itu, tak ada tegur sapa, tak ada canda tawa, hanya sepi menyapa, hingga banyak pihak mulai menduga duga, karena di rumah sakit pun pasangan ini tidak pernah terlihat bersama, mereka hanya bersama ketika datang di pagi hari, dan siang harinya Gadisya pulang seorang diri, Kevin pun demikian, dia pulang pada malam harinya.

Gadisya mendengar bisik bisik tak menyenangkan itu, dari kedua perawatnya, yah kini kedua perawatnya itu seperti telinga bagi Gadisya, mereka adalah sumber berita, informasi, dan gosip harian yang beredar di rumah sakit, rumah sakit sekelas William Medical Center, tentu banyak gosip menarik yang diperbincangkan di grup perawat, jadi Gadisya merasa terbantu sekali dengan kehadiran kedua asistennya.

Bukan berarti Gadisya menceritakan kondisi rumah tangga nya, namun dari kedua asistennya, Gadisya mengetahui perkembangan gosip tersebut. 

Siang itu Gadisya sedikit sibuk, hingga jam 2 siang ia baru bisa bergerak menuju kantin, untuk makan siang.

Namun perhatiannya tersita oleh sebuah pemandangan tak mengenakkan, suaminya tengah menikmati makan siang bersama seorang wanita, walau suasana kantin mulai sepi, tapi Gadisya menyadari dirinyalah yang tidak rela melihat sang suami berbagi meja dengan wanita lain, walau hanya sebatas teman makan siang.

Gadisya segera memesan makanannya, kemudian dengan penuh percaya diri, ia menuju meja sang suami.

"Selamat siang," sapa Gadisya. 

Kedua orang yang disapa tampak menoleh bersamaan.

Gadisya segera mengambil posisi duduk di kursi kosong, di sebelah kanan suaminya.

Wajah Kevin nampak tak menyukai kedatangan Gadisya, namun Gadisya tak peduli, ia pura pura cuek, padahal dalam hatinya ia menahan geram luar biasa.

"Siang dok," sapa wanita itu.

"Siapa yah, kok sepertinya baru lihat." 

"Oh saya Vera, dari bagian farmasi."

Gadisya menganggukkan kepalanya.

"Sudah berapa lama kenal sama Dokter Kevin?" 

Vera tersenyum canggung, "iya lumayan lama sih, kami teman satu SMU." Walau terasa aneh, akhirnya Vera menjawab pertanyaan Gadisya, ia mulai bertanya tanya, siapa wanita yang tiba tiba bergabung ke meja nya ini, padahal sudah sejak jauh jauh hari Vera berusaha mendekati Kevin, "Dokter ini … ?" Tanya vera.

Gadisya tersenyum, "Abang, apa dia belum tahu siapa aku?" Ia sengaja berkata demikian agar Kevin sendiri yang memperkenalkan dirinya.

Kevin menatap mata Gadisya, Gadisya menangkap ada rasa tak suka di sana, namun sebisa mungkin ia tetap menunjukkan senyuman terbaiknya, hingga akhirnya, entah dapat dorongan dari mana, Kevin pun buka suara. "Oh iya Ver, kenalkan ini dokter Gadisya, istriku." 

Vera membelalakkan netranya, ternyata gosip yang ia dengar adalah benar adanya, kacau sudah rencananya ingin mendekati Kevin, selama ini bukannya ia tak tahu, tapi gosip yang beredar selama ini membuatnya berada di atas angin, hingga membuatnya memberanikan diri mendekati dokter Kevin, selentingan kabar tersebut mengatakan, dokter Kevin terlihat dingin dengan istrinya, bahkan di rumah sakit ia jarang bertegur sapa dengan istrinya, tapi kenyataan yang ia lihat nampak jauh dari bayangannya, walau agak kaku tapi Vera melihat Kevin membalas senyuman istrinya, Vera mengepalkan tangannya dibawah meja.

Dengan telapak tangannya, Gadisya mengusap pipi dan dagu Kevin, walau terkejut tapi sepertinya Kevin tak menolak dengan apa yang dilakukannya, "terima kasih sayang, sudah memperkenalkanku." Kemudian Gadisya mulai makan dengan tenang, tak ada yang bisa membaca apa yang tengah dipikirkan Gadisya, karena sudah sejak lama Gadisya pandai menyembunyikan perasaannya.

Selesai makan siang, Kevin berpamitan, ia membawa Gadisya ke ruangan pribadinya di lantai 3. 

Ini pertama kalinya ia melihat sendiri ruangan pribadi suaminya, ruangan itu tak terlalu luas, tapi ada kasur lipat juga di sana.

Kevin menatap tajam ke arahnya, "jangan lakukan lagi." Ujar nya kembali dingin seperti biasa.

"Maksudnya?"

"Kamu tahu benar apa yang kumaksudkan,"

Gadisya tersenyum samar, "tadi itu aku hanya melakukan apa yang kita sepakati di awal perjanjian pernikahan kita, dan apa kamu tahu gosip tentang kita sedang beredar luas, jika tadi aku tak bersandiwara, sebentar lagi seluruh isi rumah sakit, akan tahu ada yang tidak beres dengan pernikahan kita."

"Biarkan saja mereka tahu, aku tak peduli, karena faktanya memang demikian, bagiku kamu hanya sebuah pajangan, indah untuk dilihat saja, tapi tidak untuk disentuh, jangan terlalu menghayati peranmu, aku muak melihatnya." 

Tanpa mereka sadari, seseorang tengah berdiri di depan pintu, dan mendengar semua pertengkaran mereka.

1
erinatan
lanjuttttt
Ruzita Ismail
Luar biasa
Gamar Abdul Aziz
stop
Gamar Abdul Aziz
siapa ya..?
Gamar Abdul Aziz
Kevin nnti kena batunya
Gamar Abdul Aziz
awal yang indah
Gamar Abdul Aziz
bagus ceritanya thor
Gamar Abdul Aziz
acara mulai
Gamar Abdul Aziz
lanjut
ولدي انعم
Luar biasa
echa purin
/Smile/
ay Susie
😍😍😍😍 lopelope papi alex
Agus Setiawati
Lumayan
Ye Limatiga
lahh itu banyak bangett yg komentar
Lufia Nurlaili
Luar biasa
Nabilah Afifah
yagima,
Linda Antikasari
Luar biasa
Alissia
/Drool/
Ismu Srifah
sya jamu hamil yaa
Yantik Purwati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!