Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Kai Bhumi Abinawa
JD advertising jam makan siang. Sita, Leo, dan Tika bersiap menuju ke kantin. Perut mereka sudah minta diisi karena memang sudah lewat jam makan siang. Mereka tadi menyelesaikan perjanjian kerja sama dengan para model yang akan membintangi iklan garapan mereka untuk DCC. Suasana kantin sudah sepi.
"Sepi banget ya. Masih dapat makan nggak nih." Ujar Leo
"Iyalah ini udah jam 2, udah pada kelar makannya. Nggak tau deh kita masih dapat makan atau enggak." Tika ikut berucap.
Sita hanya diam menyaksikan kedua temannya itu dia merasakan perutnya bergejolak.Sita pun meringis merasakan sakit.
"Ugh….. Argh……"
"Sita. Kamu kenapa Sit. Jangan bercanda." Ucap Tika bingung melihat Sita kesakitan.
"Duuuh tiiiik saakkiiit banggeeet." Ucap Sita dengan nafas terengah engah peluh bercucuran di keningnya.
"Sita kamu mau lahiran?" Tanya Leo. Sita hanya mengangguk sudah tidak berkuasa untuk berbicara.
Leo dan Tika pun memapah Sita menuju lobi. Terlihat air ketuban Tika sudah merembes dibalik dress yang bisa pakai. Beberapa yang melihat pun mendekat dan tampak khawatir. Sampai di lobi Leo berlari ke arah tempat parkir untuk mengambil mobil. Namun tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan lobi. Di dalamnya ada seorang laki-laki. Ia kemudian membuka kaca mobil dan menyuruh Sita serta Tika masuk ke dalam mobil.
"Cepat masuk. Saya akan mengantar kalian ke rumah sakit."
Sita dan Tika pun patuh. Mereka menaiki mobil laki-laki itu. Sedangkan Leo yang baru tiba dengan mobilnya bingung karena tidak menemukan 2 orang temannya.
"Pak. Sita dan Tika mana ya.'
" Oh tadi diantar sama tuan muda Rama."
"Apaa…..!" Leo ternganga dengan jawaban security itu, pasalnya banyak yang tidak mengenal anak pemilik JD Coal. Leo pun pernah melihat namun itupun karena kebetulan.
Di mobil laki-laki yang ternyata adalah Rama itu Sita meringis kesakitan. Tika panik melihat Sita dalam keadaan seperti itu.
"Mbak… mbaknya kudu tenang. Coba ambil nafas lalu buang. Ambil nafas lalu buang. Saya akan berusaha agar cepat sampai di RS." Mendengar ucapan Rama entah kenapa membuat Sita jauh lebih tenang.
Tak lama mereka pun sampai. Sita kesulitan bergerak, dengan sigap Rama memerintahkan Tika untuk keluar dulu dan kemudian ia menggendong Sita. Rama mengucapkan kata maaf terlebih dahulu sebelum menggendong Sita.
Rama berlari menggendong Sita diikuti oleh Tika. Dan tampak dokter serta perawat yang membawa brankar. Rama meletakkan Sita di brankar dan di bawa oleh dokter masuk ke dalam ruang bersalin.
"Anda silahkan masuk. Saat ini si ibu sudah pembukaan lengkap jadi anda sebagai suaminya bisa menemani istri anda untuk memberikan support." Ucap Dokter.
"Tapi dok, saya buk…" Belum selesai Rama menyelesaikan kalimatnya ia sudah ditarik oleh perawat. Mau tidak mau ia masuk ke ruang persalinan itu.
Di dalam Sita sudah siap untuk mengejan. Rama diminta dokter untuk memegang tangan Sita. Rama gemetar dan gugup, "elaah itung-itung nolong sekaligus latihan kalau nanti punya istri lahiran." Batin Rama mencoba menenangkan diri. Ia melihat perempuan itu begitu kesakitan. Entah kenapa hatinya ikut sakit.
"Saya hitung ya bu. Sampai hitungan tiga ibu baru boleh mengejan. 1…2….3…"
"Eugh………."
"Ayo bu sedikit lagi… ambil nafas lalu keluarkan. Saya hitung lagi ya bu.1...2...3…"
"Eugh…….."
"Ayo bu sedikit lagi… kepala bayinya sudah kelihatan. 1...2...3…"
"Eugh…… "
"Oek….. Oek….."
Alhamdulillaah, ucap semua yang ada di ruangan itu. Tak terkecuali Rama, tanpa sadar dia mencium tangan dan kening Sita. "Eh… kok jadi terbawa suasana." Ucapnya dalam hati. Sita yang menerima perlakuan Rama pun tidak terlalu memperdulikan karena rasa lelah mengalahkannya. Dia pun menatap wajah perempuan yang bernama Sita itu dengan iba dari tadi dia bertanya-tanya, dimana kah sang suami kenapa tidak muncul.
"Selamat kamu telah jadi seorang ibu." Ucap Rama tulus.
"Silahkan pak putranya di adzanin." Ucap Dokter.
"Eh… tapi" Rama pun menoleh ke arah Sita. Sita hanya mengangguk lemah. Mendapat persetujuan dari Sita akhirnya Rama mengadzankan bayi itu.
" Allaahu akbar… allaahu akbar….."
Sita menangis menyaksikan Rama menggendong putranya ia begitu haru, andai yang ada di sana adalah suaminya tapi kenyataannya yang menemani dia bersalin adalah orang asing yang tidak dia kenal. Namun ia tak mau berandai-andai ketika anaknya lahir berarti hubungannya dengan Dani sudah benar-benar berakhir.
Setelah mengadzani Rama menyerahkan bayi itu kepada Sita untuk IMD. Rama pun mengalihkan pandangannya.
"Mau diberi nama siapa?" Tanya Rama dengan masih memunggungi Sita
"Nama saya Sita. Apakah anda berkenan memberinya nama. Karena anda yang telah menolongnya." Ucap Sita.
"Ehmmm Kai… Kai Bhumi Abinawa. Semoga dia akan menjadi laki laki yang terpuji akhlaknya di muka bumi ini. " Jawab Rama
"Aamiin. Kai… nama yang bagus terimakasih mas."
"Rama, nama ku Rama."
"Ya… terimakasih mas Rama."
"Maaf kalau ini sedikit lancang, dimanakah suamimu." Tanya Rama.
"Lho… Bapak ini bukan suaminya toh." Sang dokter tiba-tiba menyala.
"Laah tadi saya juga mau bilang begitu tapi dokter udah narik saya. Tau nggak dok saya kaget." Ucap Rama frontal.
"Maaf mas. Saya minta maaf. " Ucap Sita merasa tidak enak.
"Eeh… nggak apa apa, saya ikhlas kok. Itung-itung latihan kalau nanti sudah punya istri." Rama tersenyum kikuk.
Akhirnya Sita dan Baby Kai dibawa ke ruang perawatan. Tika mengabari Bi Surti jika Sita sudah melahirkan dan sekarang di rumah sakit.
"Jadi dimana suamimu?" Rama masih penasaran.
"Saya sudah bercerai mas."
"Eeeh… maaf tidak bermaksud."
Tidak lama Wira dan Laila pun datang. Mereka berdua kaget melihat Rama ada di sana. Mereka tahu siapa Rama, Rama adalah pewaris JD Grup.
"Pa… ma… " Ucap Sita.
"MasyaaAllaah nak, alhamdulillah kamu sehat. Selamat ya nak sudah jadi ibu." Ucap Laila haru. Ia pun mencium mantan menantunya itu begitupun dengan Wira.
"Lho om… om kenal dengan Sita." Tanya Rama yang ternyata dikenal juga dengan Wira.
"Dia putri om." Jawab Wira mantab
Sita ingin protes tapi mendapat kode dari Laila akhirnya ia diam.
"Oh alhamdulillah kalau begitu. Saya pamit dulu ya om.." Rama pun meninggalkan ruangan Sita namun ia berhenti sejenak membalikkan badan dan berkata," Kalau ayahnya tidak menginginkannya aku mau jadi Daddy nya." kemudian ia melenggang keluar dari ruang perawatan Sita.
Pernyataan sederhana itu membuat semua orang yang ada di dalam ruang perawatan itu tercengang. Tidak ingin papa dan mama mertuanya salah paham Sita akhirnya menjelaskan kronologinya.
Namun diluar dugaan Wira malah tersenyum.
"Jika kamu menemukan kebahagiaanmu dengan orang lain papa ridho nak. Kamu berhak bahagia."
"Iya nak.. Mama juga."
Sita hanya tersenyum tidak terlalu menanggapi omongan kedua mertuanya. Sebenarnya Wira lah yang merekomendasikan Sita agar bisa bekerja di JD Advertising. Bukan sekedar ingin membantu mantan menantunya karena rasa bersalah tapi Wira tahu jika Sita adalah anak yang cerdas dan pasti bisa bekerja dengan baik.
"Oh iya siapa nama cucuku." Tanya Wira.
" Mas Rama yang memberinya nama pa.. Mah.. Karena mas Rama yang menolong kami. Namanya Kai Bhumi Abinawa."
TBC
Happy reading readers. Hari ini cukup dua bab ya. Besok lagi.
Gimana-gimana mas Rama Vibes nya sudah bapakable banget ya heheh.
Jangan lupa like komen dan jadikan favorit ya.
terimakasih
Matursuwun