perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Perebutan Stik
Saat Lucas melangkah melewati gerbang sihir, ia merasakan sensasi aneh, seperti tubuhnya ditarik dengan cepat ke dalam dimensi lain. Ketika ia membuka matanya, dia mendapati dirinya berada di tengah hutan yang sunyi. Namun, Lucas segera menyadari bahwa Damien tidak ada di sisinya. Mereka telah terpisah.
Tidak ingin membuang waktu, Lucas mulai bergerak. Dia tahu bahwa bertahan selama tiga hari di hutan ini akan membutuhkan perencanaan yang matang. Setelah beberapa waktu, Lucas melihat sebuah gua di kejauhan. Itu akan menjadi tempat yang baik untuk beristirahat dan berlindung. Sambil berjalan menuju gua tersebut, Lucas memutuskan untuk mengumpulkan ranting dan kayu kering. Dia tahu malam akan datang, dan api sangat penting untuk menghangatkan tubuh serta menjaga agar binatang buas tidak mendekat.
Saat berjalan, pikirannya terus fokus pada ujian. Dia harus bertahan, tetapi juga harus mendapatkan stik sebanyak mungkin. Namun, prioritas utamanya untuk saat ini adalah bertahan hidup hingga hari berikutnya. Sesampainya di gua, Lucas segera memeriksa area sekitar untuk memastikan tidak ada bahaya. Setelah merasa cukup aman, ia mulai menyalakan api kecil dengan ranting-ranting yang sudah dikumpulkannya.
Saat malam tiba, Lucas menyadari bahwa keamanan adalah prioritas utamanya. Setelah mengumpulkan cukup kayu dan ranting untuk menjaga api tetap menyala, dia mulai membuat jebakan sederhana di sekitar gua. Jebakan ini dibuat dari ranting-ranting yang disusun dengan cermat untuk memberi peringatan jika ada yang mendekat, baik itu binatang buas atau murid lain yang mungkin mencoba menyerang.
Setelah jebakan-jebakan dipasang, Lucas memeriksa perbekalannya dan menyiapkan makanan sederhana dari ransum yang ia bawa. Sambil makan di dekat api unggun, pikirannya terus memikirkan strategi untuk hari-hari ke depan. Dia tahu bahwa bukan hanya bertahan hidup yang penting, tetapi juga merebut stik sebanyak mungkin dari murid lain.
Selesai makan, Lucas berbaring di dekat api yang hangat, menatap ke langit malam yang dipenuhi bintang. Dia merasa sedikit tenang, namun tetap waspada. "Malam ini mungkin aman, tapi besok semuanya bisa berubah," pikirnya. Ia menutup matanya, mencoba beristirahat agar bisa siap menghadapi tantangan berikutnya.
Pada pagi hari, Lucas memulai harinya dengan penuh fokus. Dia menggambar beberapa lingkaran sihir di pepohonan dan tanah di sekitar gua, merencanakan serangan strategis. Setelah itu, ia menggunakan sihir deteksi untuk mencari siswa lain yang berada di dekatnya. Tidak lama kemudian, ia menemukan empat siswa yang berkelompok dan terlihat tidak jauh dari tempatnya.
Lucas dengan hati-hati mendekati kelompok tersebut, namun aksinya ketahuan. Tanpa membuang waktu, Lucas segera menggunakan skill blink, teleportasi singkat yang membantunya mendekat, dan merebut stik dari salah satu siswa. Sadar bahwa Lucas sendirian, keempat siswa tersebut mulai mengejar Lucas dengan niat merebut kembali stik yang diambil.
Tanpa mereka sadari, Lucas sengaja memancing mereka ke dalam perangkap yang telah ia siapkan sebelumnya. Begitu kelompok itu berada di area yang telah ia tandai, Lucas langsung mengaktifkan lingkaran sihir yang ia buat sebelumnya. Ledakan cahaya dan energi sihir melumpuhkan kelompok tersebut, membuat mereka tak berdaya untuk melawan. Dengan cepat, Lucas mengambil stik dari keempat siswa tersebut, menambah koleksinya menjadi enam stik.
Lucas belum puas dengan jumlah stik yang telah ia kumpulkan. Ia tahu bahwa untuk bisa masuk ke kelas eksklusif, ia perlu lebih banyak lagi. Dengan tekad kuat, ia melanjutkan perjalanannya, terus mencari kesempatan untuk merebut stik dari siswa lain.
Saat sedang berjalan santai, tiba-tiba Lucas mendengar suara pertempuran sengit tak jauh dari tempatnya. Rasa penasaran menguasainya, dan ia segera menuju ke arah suara tersebut. Ketika sampai, ia terkejut melihat Violet dan Sylvara tengah bertarung dengan dahsyat. Keduanya terlihat begitu tangguh, dan pertarungan antara mereka begitu seimbang. Ledakan sihir, kilatan pedang, dan keahlian yang mereka tunjukkan membuat Lucas hanya bisa berdiri di sana, mengagumi kekuatan mereka.
Lucas sadar bahwa jika dia terlibat, tidak mungkin ia bisa menang melawan mereka berdua. Namun, ia juga tahu bahwa pertempuran ini adalah kesempatan emas untuk merebut stik milik mereka. Sambil menunggu momen yang tepat, Lucas mengamati dengan saksama setiap gerakan mereka. Begitu pertempuran mencapai puncaknya dan keduanya kelelahan, Lucas dengan cepat bergerak menggunakan blink, mendekati mereka tanpa terdeteksi, dan merebut stik dari Violet dan Sylvara.
"Lucas, kau bajingan pengecut!" teriak Violet dengan nada marah saat menyadari bahwa Lucas telah mencuri stiknya dan Sylvara.
Merasa sudah memiliki cukup stik dan tidak ingin menambah masalah, Lucas mendesah pelan. Meskipun ia bisa saja mengambil semua stik mereka, ia memutuskan untuk hanya mengambil dua stik satu dari Violet dan satu dari Sylvara. Dengan cepat, ia mengembalikan sisa stik mereka, lalu melangkah mundur, menghindari tatapan penuh amarah dari Violet.
"Sudah cukup untukku," kata Lucas dengan nada tenang, meskipun di dalam hatinya ia merasa sedikit bersalah. "Kalian masih punya kesempatan untuk mengumpulkan stik lagi."
Violet mendengus, masih kesal. Sylvara hanya memandang Lucas dengan tenang, seolah sedang menimbang-nimbang tindakannya. Namun, meskipun situasinya agak canggung, Lucas berhasil keluar dari situasi tersebut tanpa harus bertarung langsung dengan mereka.
Saat ujian berakhir, para murid berkumpul di lapangan akademi, menunggu pengumuman hasil akhir. Lucas, meskipun kelelahan, merasa cukup puas dengan pencapaiannya. Ia telah berhasil mengumpulkan 14 stik, jumlah yang cukup untuk membuatnya masuk kelas eksklusif.
Profesor pun maju ke depan, mengumumkan hasil ujian dengan suara lantang.
"Selamat kepada lima murid terbaik dalam ujian kali ini. Mereka adalah:
Damien dengan 19 stik.
Violet dengan 18 stik.
Alexander dengan 16 stik.
Sylvara dengan 15 stik.
Lucas dengan 14 stik."
"Untuk kalian lima besar," lanjut profesor, "akan ada hadiah khusus sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras dan kecerdikan kalian selama ujian ini."
Damien terlihat puas dengan pencapaiannya, senyum lebar terpancar dari wajahnya. Di sisi lain, Violet melirik Lucas dengan pandangan kesal. Ia merasa seharusnya tempat pertama menjadi miliknya, andai saja Lucas tidak mencuri stiknya di tengah pertempuran dengan Sylvara. Lucas menyadari tatapan penuh kemarahan itu, namun ia hanya tersenyum tipis, tidak ingin memancing lebih banyak masalah.
Sylvara, yang berada di posisi keempat, menatap Violet dengan sedikit senyum mengejek, menikmati rasa frustrasi gadis itu. Sementara itu, Alexander hanya diam, tak banyak bereaksi, tampaknya lebih fokus pada dirinya sendiri daripada persaingan di antara yang lain.
Lucas tahu, meskipun ujian ini telah berakhir, persaingan di akademi baru saja dimulai. Di balik hadiah dan prestasi yang telah diumumkan, ada ketegangan yang tersembunyi, dan hubungan antara para murid yang paling berbakat tampaknya akan diuji lebih jauh seiring waktu.
Dengan langkah percaya diri, para murid lima besar menuju ke depan untuk menerima hadiah mereka, sementara Lucas merenungkan bagaimana peristiwa ini mungkin akan mengubah jalan cerita yang ia ketahui dari novel. Ada sesuatu yang berbeda di sini, sesuatu yang mulai berkembang di luar kendalinya.