Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Rugi rugi rugi
Sesaat setelah selesai tertawa, Naira dengan penuh kejijikan berkata, "Memangnya kau pikir kau siapa? Aku tahu uang bulananmu hanya 20 juta, dan satu tas di sini berharga lebih dari 50 juta! Kau membeli begitu banyak, dan tas limited edition ini berharga ratusan juta, Kau pikir kau bisa membelinya? Bahkan menabung satu tahun pun masih belum cukup untuk membeli satu tas ini!"
"Nona," salah seorang pelayan di sana akhirnya tidak tahan lagi setelah mendengar ucapan Naira, dia menatap Astin dengan ekspresi penuh amarah, "anda sudah membuat kekacauan di sini, cepat keluar dari sini sebelum amarahku meledak!"
"Kenapa mengusirnya? Lalu bagaimana dengan barang-barang ini?" Pelayan lain berbicara, dia tidak mau gajinya dipotong untuk membayar barang-barang yang telah diinput itu namun belum dibayar.
Astin mengeryit, beraninya orang-orang ini merendahkannya seperti itu.
Karena sudah terlalu kesal, Astin pun akhirnya menganggukkan kepalanya, "baiklah, aku akan keluar! Lagi pula tidak ada gunanya aku berbelanja di tempat yang memiliki pelayanan sangat buruk. Pantas saja pelanggan toko ini adalah orang-orang yang tidak ber-attitude," Ucap Astin segera berjalan keluar dari toko itu.
Melihat itu, sang kasir merasa kepalanya begitu sakit, ia hampir terjatuh, tetapi untungnya ada temannya yang menyelamatkannya dan mendudukkannya di kursi.
"Bagaimana ini,, perempuan itu memang tidak punya uang!" Ucap sang kasir merasa darah tingginya naik begitu drastis gara-gara apa yang baru saja terjadi.
Seandainya sebelumnya dia tahu kalau perempuan itu tidak punya uang, dia tidak akan dengan begitu gegabah untuk menginput semua barang-barang yang ada di sana.
Hanya penampilannya saja yang mewah, tapi dompetnya tetap kelas rendahan!
Nayra memandang jijik punggung Astin yang menjauh darinya, "dasar perempuan menjijikan. Bisa-bisanya dia menginjakkan kaki di pusat perbelanjaan ini ketika dia tidak memiliki uang untuk berbelanja," ucap Naira kesal.
Sementara Astin yang keluar dari toko itu, dia langsung berjalan ke arah toko sebelah yang merupakan saingan ketat toko tempat dia keluar.
Seorang pelayan yang melihat itu pun kembali ke dalam sambil berkata, "dia masuk ke toko sebelah. Dia pasti akan membuat keributan di sana!"
"Biarkan mereka juga merasakan apa yang kita rasakan! Perempuan itu benar-benar sialan!" Geram salah seorang pelayan sambil menggerakkan giginya.
Naira yang mendengar itu pun tersenyum, dia memilih untuk berjalan-jalan di dalam toko terlebih dahulu, menunggu Astin keluar dari toko sebelah diusir oleh para pelayan toko dan mengambil video untuk menjadi bahan lelucon.
Para pelayan yang ada di sana pun juga menunggu Astin keluar dari toko sebelah, mereka tidak sabar melihat para pelayan yang ada di sana memiliki nasib yang sama dengan mereka.
Sementara Astin yang berada di toko sebelah, dia kini mengambil beberapa barang dan tidak sungkan untuk membeli lebih banyak daripada yang sebelumnya ia pilih di toko sebelah.
Untungnya barang-barang di toko Itu tampak lebih bagus dari toko sebelah, jadi dia merasa begitu puas.
Tampak nya dia di usir dari toko sebelah untuk mendapatkan barang-barang yang lebih bagus.
Para pelayan di sana sangat senang, karena hari ini toko mereka cukup sepi dan untungnya ada seorang perempuan yang begitu dermawan, murah hati sekali mengeluarkan uang.
Setelah selesai memilih barang-barang yang ada di sana, barang-barang itu pun ditumpuk di atas meja membuat para pelayan dengan kewalahan membungkus satu persatu barang.
Mulai dari pakaian, aksesoris, tas hingga sepatu.
Di toko itu juga, Astin mendapat kesempatan untuk membeli beberapa barang limited edition mereka sehingga astin merasa begitu puas.
Astin duduk di sofa sambil membaca majalah menunggu barang-barangnya selesai di packing dan menikmati segelas jus yang datang dibawakan oleh seorang pelayan.
15 menit kemudian, pelayan menghampirinya dan berkata bahwa barang-barangnya telah siap.
"Bisakah kalian membantu membawanya ke parkiran mobil? Potong saja biayanya dari kartu kreditku ini," ucap Astin mengeluarkan sebuah kartu kredit yang membuat pelayan di sana melototkan matanya.
Hampir saja dia menjerit melihat kartu kredit mewah itu.
Sungguh keberuntungan dalam dunia bisa melihatnya sekali seumur hidup!
"Tentu! Tentu saja bisa!" Pelayan toko menganggukkan kepalanya dengan antusias, lalu menerima kartu dari tangan Astin dengan sedikit gemetar, dia benar-benar takut kartu itu mungkin akan lecet hanya dengan sentuhan ujung jarinya saja.
Mereka memproses pembayaran dengan cepat, lalu Astin keluar dari toko sambil diikuti oleh beberapa pelayan toko yang terlihat begitu repot membawa semua barang-barang belanjaan Astin.
Saat tiba di depan toko, Astin menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah toko sebelah dan saat itu juga, seorang pelayan yang ada di sana tercengang melihat Astin keluar dari toko sebelah dengan barang-barang di tangannya.
"Dia sudah keluar!" Ucap sang pelayan toko itu membuat teman-temannya yang lain dan juga Naira langsung keluar dari toko untuk melihat adegan yang akan terjadi di depan toko.
Mereka sudah membayangkan akan ada keributan di depan toko, namun ketika mereka semua keluar, tidak ada satupun orang yang tidak terkejut melihat bagaimana Astin telah melangkah diikuti oleh para pelayan toko yang membawakan barang-barang belanjaannya.
"Bagaimana,,," sang kasir menutup mulutnya dengan kedua tangannya, tak menyangka akan melihat adegan seperti itu.
Rugi rugi rugi!
Mereka rugi besar!
Manajer toko pasti akan memarahi mereka!
Naira juga mengerutkan keningnya, mulutnya ternganga menatap kepergian Astin diikuti oleh para pelayan yang membawa begitu banyak barang belanjaan.
Bagaimana bisa perempuan kumuh dari desa berbelanja sebanyak itu?
Sungguh di luar Nurul....
Sementara salah seorang pelayan toko keluar dari toko tempat Astin berbelanja, dia langsung menatap para pelayan dari toko sebelah dan juga Naira yang tampak syok dengan pemandangan itu.
"Cih! Tidak Bisakah kalian mengontrol wajah kalian supaya tidak terlihat iri?" Ucap sang pelayan menyadarkan semua orang yang ada di sana.
"Itu, dia membeli semua barang itu?" Tanya salah seorang perempuan.
"Ya, kami untung membesar hari ini, hanya dengan satu pelanggan! Aku lihat toko kalian cukup ramai, tapi aku yakin keuntungan yang kalian dapatkan tidak akan pernah sebanding dengan keuntungan yang kami dapatkan lewat satu pelanggan eksklusif kami itu. Dia pun sudah berjanji akan terus datang dan berbelanja di toko kami dan mengabaikan toko kalian. Ah,,, sungguh beruntungnya kami hari ini,," ucap sang pelayan toko sambil kembali ke dalam tokonya untuk berjaga.
Wajahnya serasa baru saja dihiasi bunga bermekaran.
Beberapa pelayan di sana langsung runtuh ke lantai melihat hal itu, gaji mereka dipotong selama beberapa bulan ke depan untuk menutupi kerugian.
Sementara toko saingan mereka malah untung besar hari ini gara-gara sikap bodoh mereka yang membuat lari pelanggan dermawan.
kalo lihat jangan pingsan ya rik🤣🤣🤣