Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{keputusan yang tepat}
Valen segera keluar dari tempat itu. Dia secepatnya pergi dari tempat itu, valen pun menahan rasa sakitnya. Rasa sakit itu masih terasa dengan apa yang mereka perbuat.
Flashback
Valen saat itu baru sampai di apartemen Dio, dia sengaja ingin memberi kejutan dihari ulang tahunnya. Dia mempersiapkan hadiah spesial untuk kekasihnya.
Dia pun masuk ke dalam Apartemen kekasihnya, pandangan Valen tertuju dengan adanya sepatu milik seorang wanita.
Valen merasa curiga hingga dia masuk ke dalam kamar, tapi sebelum dia masuk dia mendengar suara wanita didalam kamar.
"Aku mau secepatnya kamu putuskan Valen, aku tak mau kamu dekat dengannya lagi. Aku juga benci dengannya." ucap wanita itu.
"Tenang saja, setelah aku dapat semuanya barulah aku akan putuskan. Apalagi apartemen ini juga akan menjadi milikku." jawab pria itu.
Valen yang mendengarnya hanya bisa menahan tangisannya. "Jadi semua palsu, hanya karena aku dari orang kaya kalian berdua gelap mata melakukan itu." batin Valen yang merasa kecewa pada kekasihnya dan temannya sendiri yang begitu dia anggap teman baiknya.
"Baiklah kalian sendiri yang mulai, pada akhirnya aku yang akan mengakhiri itu semuanya." gumam Valen yang segera keluar dari apartemen, sebelum keluar dia meletakkan hadiah itu dimeja. Dan menuliskan sesuatu dikertas memo itu.
"Baiklah, kita akhiri. Tapi sebelum itu lihat hadiah selanjutnya yang akan kuberikan padamu dan wanita itu."
Valen pun pergi dengan rasa kecewanya, dan dihari itulah dia mulai berhenti mengejar Dio dan merebut kembali semuanya.
Beberapa hari kemudian Dio mencarinya dirumahnya. Hingga Valen menyuruh beberapa pelayan dirumah untuk menyampaikan pada Dio jika dirinya pergi keluar negeri. Nampak terlihat Dio mulai bingung, karena apartemen yang selama ini dia ditempati akan dijual oleh Valen.
Dio pun bingung harus tinggal dimana, sedangkan Dio pun kembali tinggal bersama orangtuanya. Sedangkan Nina dipecat di tempat dia bekerja yang sebenarnya diperusahaan itu milik mamanya.
Semua kesedihan yang Valen dirasakan oleh keluarganya , hingga Valen memutuskan fokus belajar berbisnis hingga apa yang dia cita-citakan terwujud.
Di samping itu Valen memutuskan untuk hidup sendiri di kost merasa hidup sederhana merasakan kehidupan seperti orang biasa dan ingin mencari orang yang benar-benar tulus sayang padanya. Keputusan itu langsung disetujui oleh papanya dan kakaknya.
Tapi tidak untuk mamanya yang begitu berat jauh dari putrinya. tapi setelah Valen menyakinkan, akhirnya mamanya setuju dengan keputusannya dan sampai disinilah Valen bisa merasakan hidup mandiri seperti hari ini.
Valen pun mencoba menenangkan dirinya untuk lebih tenang menghadapi masalah yang sedang dia hadapi.
Apalagi dia tak ingin mengingat mereka berdua, hanya rasa marah dan rasa kecewa yang Valen rasakan.
Valen pun pergi lagi ke cafe untuk menikmati hari santainya, dia duduk santai sambil menikmati cemilan yang dia pesan.
Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.
"Hallo Valen."
"Hallo kak." sapa Valen pada kakaknya yang sedang menghubungi dirinya.
"Bagaimana kabar kamu dik?" tanya Gio pada adik perempuannya.
"Baik kak, bagaimana dengan kakak?" tanya Valen balik pada kakaknya.
"Kakak baik-baik saja dik. Bagaimana kamu disana apa kamu sudah dapat teman?" tanya kak Gio tentang adiknya sekarang ini.
"Sudah kak, bahkan mereka baik pada Valen. Kakak tadi aku tidak sengaja bertemu Dio dan Nina." kata Valen yang menceritakan pertemuan dia dengan mereka.
"Apa mereka menganggumu lagi." terdengar suara kesala dari Gio setelah mendengar kata adiknya itu.
Valen pun menceritakan semuanya pada kakaknya, dan Valen sedikit menahan rasa kecewa dan sedihnya.
"Biarkan saja mereka, tak pantas untuk kamu tangisi. Apalagi kakak sudah lama mencurigai Dio." jawab Kak Gio yang diam-diam sudah mencurigai gerak-gerik Dio.
"Jadi kakak sudah tahu dari awal jika mereka mempunyai hubungan dibelakang Valen?" tanya Valen pada kakaknya.
"Kakak belum tahu jika dia Nina teman kamu. Kakak hanya pernah lihat Dio keluar dari hotel bersama wanita. Entah wanita itu siapa, entah Nina temanmu apa wanita lain." jawab kak Gio yang baru menceritakan kejadian itu.
"Kenapa kakak tidak pernah cerita?" tanya Valen yang kaget dengan kebenaran itu.
"Kakak tak ingin membuat kamu sedih.pada akhirnya semua terbongkar juga bukan, jika Dio dan Nina bukan orang yang pantas kamu percaya kan. Semoga semuanya menjadi pelajaran untukmu." pesan kak Gio pada Valen.
Valen pun sadar jika apa yang dikatakan kakaknya ada benarnya juga.
"Iya kak, Valen mengerti." jawab Valen yang sudah memilih keputusan yang tepat.
"Bagaimana dengan bisnismu?" tanya Kak Gio pada adiknya.
"Lancar kak, apa lagi Valen mau buka cabang lagi." jawab Valen yang perjalanan bisnisnya mulai berkembang.
"Apa mau kakak bantu?" kak Gio menawarkan bantuan pada adiknya.
"Tidak kak, Valen masih mampu." jawab Valen yang tak ingin merepotkan kakaknya.
"Ya sudah kalau itu mau kamu. Kakak mau pergi dulu, ada rapat yang harus kakak hadiri hari ini." jawab Kak Gio yang terlihat sibuk dengan pekerjaan kantor hari ini.
"Iya kak." jawab Valen yang langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Valen pun siap untuk pulang ke kost. tapi sebelum dia pulang, dia ingin mampir ke tempat kerjanya lebih dulu.
Tak terasa waktu sudah sore, Valen sudah ada ditempat kerjanya. Kebetulan hari ini jam kerja Lily yang jaga didepan kasir dengan Mira yang masih membantu Lily didepan.
Situasi makin ramai dengan pengunjung para pekerja kantor yang baru saja pulang dari kantor mereka bekerja.
Lokasi tempat kerja Valen berdekatan dengan gedung perkantoran, jadi tiap sore tempat kerjanya dipenuhi orang yang sedang membeli minuman ataupun cemilan di tempat kerjanya.
Tidak hanya itu saja, ada beberapa kebutuhan lainnya untuk para pengunjung.
Setelah dia selesai mengecek data, dia segera siap untuk segera pulang.
Saat dia akan keluar, dia dikejutkan dengan kehadiran seseorang didepannya.
"Valen." sontak saja dia menoleh kearah samping.
"Kamu." ternyata Itu Aldo yang sedang mengantri dideretan antrian.
"Sedang apa kamu?" tanya Valen pada Aldo yang berdiri rapi di antrian.
"Aku beli ini." menunjukkan beberapa belanja miliknya, dari air mineral dan mie instan.
Valen membalas dengan anggukkan. "Kamu mau pulang?" tanya Aldo yang melihat penampilan Valen yang sudah rapi.
"Iya, sudah waktunya aku pulang." jawab Valen yang sudah siap berangkat pulang.
"Ya sudah aku mau balik dulu." pamit Valen yang sudah akan pergi.
Aldo pun membalas dengan anggukkan, sontak saja beberapa pria yang berdiri disamping Aldo penasaran.
"Kamu kenal dengan wanita tadi?" tanya salah satu dari mereka.
"Kenal, dia karyawan disini. Namanya Valen." jawab Aldo yang baru mengenal wanita itu
biasa