NovelToon NovelToon
Jadi Pembantu Demi Bayiku

Jadi Pembantu Demi Bayiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Pembantu
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alitha Fransisca

Anna diperkosa Dean Monteiro yang menginap di hotel karena mabuk. Anna ancam akan penjarakan Dean. Orang tua Dean memohon agar putranya diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. Akhirnya Anna bersedia menikah dengan Dean, tapi Dean berniat ceraikan Anna demi menikahi kekasihnya, Veronica.

Anna terlanjur hamil. Perceraian ditunda hingga Anna melahirkan. Anna yang tidak rela Dean menikah dengan Veronica memutuskan untuk pergi. Merelakan bayinya diasuh oleh Dean karena Anna tidak sanggup membiayai hidup bayinya.

Veronica, menolak mengurus bayi itu. Dean menawarkan Anna pekerjaan sebagai pengasuh bayi sekaligus pembantu. Anna akhirnya menerima tawaran itu dengan bayaran yang tinggi.

Dean pun menikahi Veronica. Benih cinta yang tumbuh di hati Anna membuat Anna harus merasakan derita cinta sepihak. Anna tak sanggup lagi dan memutuskan pergi membawa anaknya setelah mendapat cukup uang. Dean kembali halangi Anna. Kali ini demi Dean yang kini tidak sanggup kehilangan Anna dan putranya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 ~ Kabar Mengagetkan ~

Pak Achryan mendapat serangan. Tak lama kemudian Pak Achryan terjatuh dan pingsan. Anna sangat panik begitu juga dengan Dean. Laki-laki itu sontak mendekat untuk melihat keadaan Pak Achryan. Dean menatap Anna dengan perasaan bersalah. Gadis itu masih mencoba untuk membangunkan ayahnya.

Air mata Anna segera mengalir. Bu Rahayu juga keluar dari rumah sambil berlari. Pemandangan yang menyedihkan sekaligus panik itu membuat Dean terpaku.

“Nggak bisa ini, Nak. Kita harus bawa Bapak ke rumah sakit sebelum terlambat,” ucap Bu Rahayu sambil menangis melihat putrinya yang menjerit-jerit memanggil ayahnya.

Ucapan Bu Rahayu membuat Dean tersadar. Laki-laki itu segera menggendong Pak Achryan menuju mobilnya. Anna kaget tapi pasrah mengikuti. Dean menaruh Pak Achryan di bangku belakang. Bu Rahayu menatap Dean dengan ragu-ragu sekaligus bingung.

“Ibu masuk saja. Kita bawa bapak ke rumah sakit,” ucap Dean lalu menoleh ke arah Anna yang masih terpaku.

“Ayo Anna! Tunggu apalagi?” tanya Dean sambil berseru.

Begitu keras hingga membangunkan Anna yang masih terpaku. Gadis itu segera masuk ke kursi penumpang di bagian depan. Menoleh ke arah ibunya yang sedang mengusap-usap dada ayahnya di bangku belakang.

Dean melajukan mobilnya dengan cepat. Baru saja Anna meminta laki-laki itu untuk menjalankan mobil dengan perlahan. Sekarang, situasi membuat laki-laki itu harus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Untung masih siang, anak-anak belum bermain di jalan, batin Anna lega saat mobil yang dikendarai Dean itu keluar dari jalan sempit perumahannya.

Dean mengantar Pak Achryan ke rumah sakit terdekat. Pak Achryan segera ditangani oleh tim medis. Anna masih terlihat panik dengan sesekali menghapus air matanya. Dean berdiri tak jauh dari Anna dan Bu Rahayu. Ibu dan anak itu saling menghibur.

Tiba-tiba Dean merasakan ponselnya bergetar. Laki-laki itu melangkah menjauh dari Anna dan Bu Rahayu. Anna hanya bisa melirik dengan perasaan yang bercampur aduk. Banyak hal yang terpikirkan olehnya.

Dean yang menjadi penyebab ayahnya syok hingga terkena serangan jantung. Juga rasa kesal karena Dean menerima telepon dari kekasihnya. Veronica membawa kesan buruk dalam hati Anna, sejak dibuang di pinggir jalan demi menjemput kekasih hati Dean itu.

“Ya Mom, nanti aku sampaikan,” ucap Dean.

Saat melihat nama kontak adalah ibunya, Dean segera melangkah menjauh. Tidak ingin Anna mendengar pembicaraannya dengan ibunya. Anna yang sedang bersedih tidak mungkin ditambahkan lagi kesedihannya mendengar ucapan-ucapan sinis ibunya.

“Kamu masih bersama gadis kampung itu?” tanya Ny. Maria dari seberang sana.

“Ya Mom, rumahnya jauh, hmm ... terkena macet juga,” ucap Dean berbohong.

“Kamu ajak dia jalan ke mana-mana ya?” tanya Ny. Maria penuh selidik.

“Nggak kok! Cuma antar dia pulang. Setelah ini aku pasti langsung pulang,” jawab Dean.

“Jangan lupa dia harus ikut besok,” ucap Ny. Maria mengakhiri pembicaraan lewat telepon itu setelah mendengar Dean yang mengiyakan.

Dean menutup ponselnya lalu melangkah ke ruang tunggu pasien. Terlihat Anna sedang mengurus sesuatu. Gadis itu mengangguk di hadapan seorang petugas administrasi sambil memijit pelipisnya.

Bagian administrasi itu meminta Anna mengisi sebuah berkas. Tak lama kemudian Pak Achryan dipindahkan menggunakan brankar rumah sakit. Dean menghampiri Anna. Merasa ingin tahu apa yang dilakukan gadis itu.

“Anna, ada apa?” tanya Dean penasaran melangkah sejajar dengan Anna yang mengikuti brankar yang didorong oleh perawat.

“Bapak harus dirawat inap,” ucap Anna singkat.

Gadis itu terlihat lelah. Dean diam tak berani bertanya lagi. Anna sendiri berada dalam posisi yang serba salah.

Ingin sekali menyalahkan Dean atas apa yang terjadi pada ayahnya. Sementara Dean sendiri yang telah membantu membawa ayahnya ke rumah sakit. Dean bahkan tidak segan menggendong ayahnya.

“Maafkan aku,” ucap Dean.

“Aku sudah bilang, kan? Jangan coba-coba ungkit tentang pernikahan!” bentak Anna akhirnya menghentikan langkahnya untuk menatap Dean.

Tadinya Anna telah pasrah. Namun, aneh. Saat Dean meminta maaf, emosi Anna tersulut kembali. Permintaan maaf Dean kembali mengingatkan kesalahan laki-laki itu.

Ingin rasanya Anna menampar mulut Dean yang tidak bisa berhenti membuat ulah. Anna menatap bibir manis itu seperti telah menargetkan untuk menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya. Dean hanya diam menunggu seperti pasrah dengan apa yang akan dilakukan Anna.

“Sudahlah!” ucap Anna lalu melanjutkan langkahnya.

“Aku menyesal. Aku nggak tau kalau efeknya akan seperti ini ….”

“Aku udah mohon sama kamu, Tuan. Aku udah minta tolong jangan ungkit masalah pernikahan ….”

“Ya aku tau. Karena itu aku minta maaf,” ucap Dean sungguh-sungguh.

“Cobalah, mulai dari sekarang jangan usil lagi. Khususnya terhadap aku, terhadap kehidupanku. Tuan bisa lakukan sesuatu yang berguna untuk masa depanmu sendiri, Tuan,” ucap Anna.

“Tapi kamu maafin aku kan?” tanya Dean. “Jika terjadi hal yang buruk aku tidak bisa hidup tenang ….”

“Hal yang buruk apa?” jerit Anna bertanya dengan panik bercampur kesal.

“Ya ampun! Nggak …! Nggak …! Nggak akan terjadi hal yang buruk ….”

“Kenapa Tuan selalu ganggu aku. Kenapa selalu membuat aku panik?” tanya Anna kesal dengan air mata yang mengalirkan tanpa bisa ditahan. “Kamu suka sekali membuat aku sedih. Sebenarnya aku salah apa sama kamu?” tanya Anna sambil menangis. Tak lagi memakai embel-embel panggilan Tuan pada Dean.

“Maaf, Anna. Mungkin karena aku terbiasa menganggap remeh semua hal. Tapi aku sungguh menyesal. Kali ini aku sungguh-sungguh menyesal,” ucap Dean terlihat sungguh-sungguh.

“Baiklah aku maafkan kamu. Lagi pula, pernikahan itu, cepat atau lambat memang harus disampaikan pada bapak ….”

“Nah kan? Berarti aku udah bantu kamu. Kalau bukan karena aku, entah kapan ayahmu tahu tentang pernikahan itu. Kamu sendiri mungkin tidak akan pernah berani ngomong kan?” tanya Dean kembali percaya diri lagi.

Anna menatap tajam ke arah Dean. Laki-laki itu langsung mengangguk tanda setuju untuk diam saja. Tak lama kemudian mereka sampai ke sebuah bangsal. Dean menatap ke sekeliling ruangan itu. Ruangan yang cukup luas tapi berbagi dengan beberapa orang pasien lainnya.

Tidak hanya itu, para tamu yang berkunjung juga terkadang berisik. Anna sibuk memberikan kenyamanan pada ayahnya bersama ibunya dan seorang perawat. Dean menghampiri Anna saat gadis itu telah duduk di kursi samping ranjang rumah sakit.

“Anna kenapa nggak pilih VIP saja, lebih nyaman?” tanya Dean.

“Kami nggak mampu bayar, Tuan,” jawab Anna seramah mungkin.

Pertanyaan Dean sangat polos tapi menyebalkan. Membuat Anna jadi geregetan. Melihat itu Bu Rahayu yang sejak tadi tidak mengenal Dean, akhirnya bertanya.

“Dia siapa Anna?” tanya Bu Rahayu.

“Dia … dia …  aku akan menikah dengannya, Bu ….”

“Apa?” tanya Bu Rahayu berseru kaget.

Benar apa yang dikatakan Dean. Anna tidak pernah siap untuk memberitahu rencana pernikahannya dengan Dean. Bahkan saat ditanya pun, Anna tidak bisa menjelaskan menggunakan kalimat yang tepat.

...🍀🍀🍀 ~ Bersambung ~ 🍀🍀🍀...

1
Sering Halu
belum kelar halu nya ya?🤣
Sering Halu
othor mana lanjutannya?
Bang Wind
~semua salahku~
Bang Wind
~anna~
Bang Wind
~pemilik hati~
Sering Halu
☕☕☕
Sering Halu
♥️♥️♥️
Sering Halu
lanjutt thorrr
Sering Halu
/Kiss//Kiss//Kiss/
Sering Halu
hadirrr
Sering Halu
/Drool//Drool//Drool/
Sering Halu
♥️♥️♥️
Bang Wind
lanjuutt thorrrrrr
Sering Halu: 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
total 1 replies
Bang Wind
Benci tapi butuh
Bang Wind
/Coffee//Coffee//Coffee/
Sering Halu: /Beer//Beer//Beer/
total 1 replies
Bang Wind
~jangan seperti ini~
Bang Wind
ada apa dengan mereka?🤣
Bang Wind
~apa salahku?~
Bang Wind
gua dtg lagi thorrr. hahahaha
Bang Wind
hi, othor 🙋
Alitha Fransisca: Tau aja nama lengkapnya 🤣
Bang Wind: say...ton 🤣
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!