Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Nara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin Nara menjadi menantunya. Hingga fakta terungkap bahwa kematian kedua orang tua Nara disebabkan oleh ayah dari Angga.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas kematian orang tuanya serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Novel ini juga banyak cerita lucu, persahabatan juga kesedihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyiksaan
Lidya mulai berakting ketika langkah kedua orang tua nya semakin mendekat ke arah mereka yang telah berselisih, Lidya menangis tersedu sedu dan mulai menunjukan bakat akting nya.
Sambil pura pura menangis dan tangan nya memegang pipi nya yang terkena tamparan Nara.
Saat bibi nya Nara sampai pada putri nya yang nyebelin itu, seketika itu Lidya memeluk si nenek lampir dan mulai menangis tersedu sedu.
"Mah pipiku tadi di tampar Nara, sakit sekali.
Paman Nara yang mendengar nya pun emosi dan mendekat keponakannya dan membalas Nara dengan menampar balik gadis yatim piatu itu dengan sangat kerasnya di pipi kanan dan kiri.
Seketika itu dibibir Nara terdapat darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat tamparan yang cukup keras dari paman nya.
Plakkk... plaak
Setelah ditampar cukup keras Nara hanya memegangi pipinya yang terasa sakit dan panas, namun Lidya melihatnya dengan rasa senang karena sudah membalas Nara.
"Kamu jangan macam macam sama Lidya ya, dasar anak tak tau diri, sudah di besarkan tapi malah begini kelakuan nya." Ucap paman nya marah marah.
"Tetapi paman, Nara duluan yang di tampar sama Lidya" jawab Nara berusaha membela diri nya.
Karena takut ketahuan dan disudutkan oleh Nara makan Lidya pun menangis kembali dan mulai akting kembali.
"Bohong itu mah, padahal aku cuma bilang jangan bolehkan pacar nya setiap hari datang kesini, karena gak enak sama tetangga." Bohong Lidya yang mencari alasan serta sok bijak.
Nara yang mendengar itu pun hanya menggelengkan kepala nya karena tidak habis pikir dengan kebohongan Lidya yang selalu saja menyudutkan dan menjelek jelekkan dirinya di depan paman dan bibi nya.
Lidya yang masih berada dalam pelukan mama nya pun mulai dilepaskan pelukan nya dari mama nya dan mulai melangkah mendekati Nara dan malah menambahkan lagi tamparan di pipi Nara kanan dan kiri lagi berulang kali.
" Lidya itu mengatakan yang benar kenapa kamu tidak terima heh, apa kamu mau jadi gunjingan orang lain?" Bibi nya marah dan tidak merasakan kasian melihat kondisi memar ponakan nya sendiri.
Sungguh malang nasib Nara di asuh mereka bukan nya mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah lagi di dapatkan dari kedua orang tua Nara karena kematian mereka yang tragis, namun malah siksaan dan hinaan yang di dapat.
"Kamu tau Lidya kasih nasehat ke kamu karena gak ingin kamu di cap orang orang cewek nakal dan jalang." Ucapan paman nya bagai cambuk yang siap mencabik cabik tubuh Nara.
Nara hanya menangis dalam diam dengan air mata yang terus saja mengalir di pipi nya merasakan sakit di bagian tubuhnya begitu pula sakit di hati nya karena ucapan mereka yang tajam bagai silet.
"Pah bawa Lidya ke gudang kita kunci saja biar dia jera gak macam macam lagi dengan anak kita". Istri paman Nara pun mulai memprovokasi untuk menghukum Nara.
"Jangan paman, jangan kurung Nara di gudang." Nara menangis memohon ampun paman nya.
Tapi percuma bagaimana pun usaha Nara untuk memohon bahkan menangis pun tidak digubris mereka, paman nya pun langsung menarik paksa tangan Nara sampai Nara mau tidak mau mengikuti langkah kaki paman nya menuju arah gudang, di ikuti oleh nenek lampir dan serigala kecil kesayangan Mak lampir.
Sesampai nya di depan pintu gudang paman nya membuka pintu gudang dan langsung saja mendorong tubuh Nara dengan keras ke arah tembok yang menyebabkan kening Nara terluka karena terbentur tembok dengan keras.
Darah segar mengalir dari pelipis Nara, namu mereka sedikit pun tidak ada yang kasihan, malah paman nya mengunci pintu gudang tersebut.
Sepeninggal mereka Nara hanya terduduk lesu di tempat itu, tempat yang kotor penuh dengan debu dan barang barang usang yang tak terpakai. Nara menangisi nasib nya yang entah kapan akan berubah.
Sore itu jam 4 Nara telah dikunci kan oleh mereka di gudang yang kumuh dan kotor, dengan luka banyak disekujur tubuh nya.
********
Malam nya Angga ingin mencoba menelpon Nara namun sudah berulang kali mengubungi selalu saja tidak bisa dan dialihkan ke operator. Dipikir angga mungkin hp Nara lowbat dan sedang di charge.
Angga pun mulai disibukkan dengan buat tugas tugas dan mulai sedikit sedikit membuat tugas skripsi nya yang harus nya telah lama dikerjakan dan jadi terbengkalai karena Angga dulu sering banget membolos.
Semenjak sering bersama dengan Nara, aura positif dari Nara pun telah Angga rasakan, dia yang biasanya sering cabut hanya untuk balapan mobil dengan geng nya pun sudah mulai di tinggalkan, walau kadang masih suka balap mobil dengan geng nya ketika malam hari.
Pengaruh baik dari Nara sangat di rasakan oleh Angga karena semenjak rajin ke kampus dan sering mengerjakan tugas nilai nilai nya pun mulai membaik. Memang ya kalau cinta itu mengubah segalanya, asal itu kebiasaan yang baik tak masalah yang penting tidak merugikan orang lain.
Jam menunjukan ke pukul 11 malam, tanpa terasa Angga telah menyelesaikan tugas tugas kampus nya dengan menyelesaikan bab per bab tugas skripsi nya. Karena belum makan malam dari tadi Angga pun memutuskan menuju dapur dan ternyata sampai sana sudah tidak ada bahan makanan apa pun di dalam kulkas nya.
Akhirnya Angga memutuskan memesan makanan via onlene disalah satu tempat makan favorit nya, sambil menunggu makanan datang Angga membersihkan diri didalam kamar mandi, karena dari sore Angga belum sempat mandi setelah mengantar Nara dirumahnya, Angga malah ketiduran di sofa ruang keluarga karena kelelahan.
Setelah makanan datang dan menyantap makanan nya Angga balik lagi ke kamar nya untuk menghubungi kekasihnya. Namun sampai detik ini Nara belum bisa di hubungi, bahkan pesan pesan nya belum juga dibalas dari sang gadis.
Angga tidak patah semangat menelepon Nara kembali namun tetap sama tidak bisa dihubungi, sampai akhirnya Angga berpikiran mungkin Nara sudah tertidur jadi lupa gak mengaktifkan ponselnya.
*****
Didalam gudang yang kotor Nara hanya tertidur beralaskan koran, dingin nya lantai terasa di tubuh Nara, bahkan Nara sampai menggigil merasakan dingin nya malam.
Gudang yang begitu gelap karena tidak ada penerangan pun terdengar isakan tangis dari Nara yang merasakan badan nya sakit dan perut yang sangat lapar, karena sedari tadi malam nari tidak diberikan makanan sedikit pun bahkan air pun tidak.
Memang sungguh kejam mereka memperlakukan anak yatim piatu yang notabene adalah ponakan mereka sendiri dengan perlakuan yang tak manusiawi.
Mereka pun acuh ketika Nara berteriak teriak minta dibukakan pintu dan mengedor-gedor pintu gudang hanya minta roti dan air minum pun tidak mereka kasih.
Akhirnya karena kelelahan berteriak Nara ketiduran dengan tubuh yang beringsut karena kedinginan tidur di lantai. Mereka yang mengurung Nara dengan enak nya tidur di kasur yang nyenyak berasa seperti bos saja, padahal asli nya rumah yang mereka tempati adalah Rumah peninggalan orang tua Nara untuk Nara anak kesayangan mereka.
Memang licik mereka......lihat saja apa yang akan Angga lakukan ketika mengetahui kebiadaban mereka dan memperlakukan Nara seperti hewan.....??
Bersambung.......