Seorang kultivator Supreme bernama Han Zekki yang sedang menjelajah di dunia kultivasi, bertemu dengan beberapa npc sok kuat, ia berencana membuat sekte tak tertandingi sejagat raya.
Akan tetapi ia dihalangi oleh beberapa sekte besar yang sangat kuat, bisakah ia melewati berbagai rintangan tersebut? bagaimana kisahnya?
Ayo baca novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Sevian Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Di dalam markas besar Sekte Langit Timur, suasana berubah mencekam. Setiap detik yang berlalu penuh dengan dentuman, kilatan cahaya, dan suara jeritan dari para murid sekte yang berlarian panik. Di tengah aula utama yang megah, Han Zekki dan Zhao Wujin berdiri berhadapan, dikelilingi oleh sisa-sisa puing yang berjatuhan akibat serangan mereka yang dahsyat.
Zhao Wujin, dengan tatapan penuh kebencian, berdiri tegak di tengah ruangan, mengeluarkan aura yang begitu menakutkan. Matanya menyipit, memperlihatkan kilatan penuh dendam saat dia memandangi Zekki.
“Han Zekki, kau benar-benar datang ke sarang singa dengan kepala tegak,” kata Zhao Wujin dengan nada mengejek, suaranya bergaung di seluruh ruangan. “Apa kau pikir bocah yang belum berpengalaman sepertimu bisa melawanku?”
Zekki hanya menghela napas sambil menajamkan tatapannya. “Kau dan sektemu sudah terlalu lama menindas orang-orang tak bersalah, Zhao Wujin. Kau selalu berbicara soal kekuatan, tapi yang kulihat hanyalah seseorang yang takut pada ancaman kecil.”
Zhao Wujin mendengus, menahan marah. “Berani sekali kau bicara begitu di depanku!” Tiba-tiba, dia mengangkat tangannya, menciptakan pusaran energi yang memancarkan kilatan petir dan hembusan angin. Dalam sekejap, badai kecil terbentuk di sekelilingnya, berdesir dan menderu, siap untuk menghantam Zekki kapan saja.
“Aku akan menunjukkan padamu… apa artinya menjadi yang terkuat!” teriak Zhao Wujin, mengangkat kedua tangannya. Dalam sekejap, badai itu berubah menjadi semburan angin tajam yang dipenuhi dengan kilatan petir, mengarah langsung ke arah Zekki.
Yuna, yang berada di tepi ruangan, menjerit, “Zekki! Awas!”
Namun, Zekki tetap tenang. Dengan gerakan cepat, dia mengulurkan tangannya ke depan dan membuka celah dimensi—Void—di antara dirinya dan serangan Zhao Wujin. “Void Shield!” teriaknya. Celah Void itu menyerap sebagian besar energi petir dan angin yang menyerangnya, menciptakan penghalang hitam pekat yang tampak seperti retakan di udara.
Zhao Wujin tertegun, terkejut melihat teknik Zekki yang begitu unik dan sulit dipahami. “Apa-apaan ini…? Kau bisa… menyerap seranganku?” gumamnya, seolah tidak percaya.
Zekki tersenyum dingin, melangkah maju dengan percaya diri. “Ini baru permulaan, Zhao Wujin. Aku datang ke sini bukan untuk mati di tangan pengecut sepertimu.”
Dengan cepat, Zekki meluncur ke depan, membuka celah Void lagi tepat di depannya. “Void Slash!” Dengan satu ayunan tangan, retakan dimensi itu membesar, memotong udara dan mengarah langsung ke tubuh Zhao Wujin. Serangan ini begitu cepat dan kuat, bahkan Zhao Wujin nyaris tidak punya waktu untuk menghindar.
Namun, Zhao Wujin, dengan pengalaman bertarung yang tidak bisa diremehkan, berhasil menghindar ke samping di detik terakhir. Void Slash hanya mengenai bagian jubahnya, tapi dampaknya cukup untuk membuat Zhao Wujin terhempas beberapa langkah ke belakang.
Wajah Zhao Wujin berubah menjadi merah karena marah dan malu. “Kau… benar-benar ingin mati, Han Zekki!” Dengan cepat, Zhao Wujin menyiapkan teknik lain. Dia mengangkat kedua tangannya ke langit-langit aula yang tinggi, mengumpulkan energi dari sekitarnya. Petir mulai berkerumun di atas kepalanya, membentuk bola energi besar yang berkilau dengan warna biru menyala.
“Thunderstorm Obliteration!” Zhao Wujin melontarkan bola petir itu dengan kecepatan luar biasa ke arah Zekki. Bola petir itu bergerak seperti meteor, menghancurkan lantai dan dinding yang dilaluinya, meninggalkan jejak kehancuran di belakangnya.
Zekki menyipitkan mata, menyadari bahwa ini adalah serangan yang lebih kuat daripada yang dia perkirakan. Dengan cepat, dia membuka Void dan melakukan teleportasi, menghilang dari tempatnya berdiri dan muncul kembali di sisi lain ruangan. Bola petir itu menghantam lantai tempatnya berdiri tadi, meledak dengan kekuatan yang menggetarkan seluruh bangunan.
Yuna hampir terjatuh akibat getaran tersebut, namun dia segera berdiri kembali, matanya terus memperhatikan pertarungan yang berlangsung. Jantungnya berdegup kencang, antara rasa kagum dan cemas melihat kekuatan Zekki yang luar biasa namun tetap terancam oleh teknik-teknik mematikan Zhao Wujin.
Sementara itu, Zekki sudah mempersiapkan serangan balasan. Dia mengulurkan kedua tangannya ke depan, membuka Void yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Dari dalam kegelapan dimensi itu, muncul makhluk besar berbentuk naga bayangan, dengan mata merah menyala dan sisik hitam yang tampak seperti asap pekat.
“Naga Bayangan… serang dia!” perintah Zekki.
Naga bayangan itu meluncur dengan cepat, mengeluarkan raungan yang menggema di seluruh aula. Tubuhnya yang besar bergerak lincah, mengitari Zhao Wujin dan mengeluarkan serangan api hitam yang membara.
Zhao Wujin tampak sedikit terkejut, namun dia tidak kehilangan ketenangannya. Dengan cepat, dia membentuk perisai energi di sekeliling tubuhnya, menahan serangan dari naga bayangan itu. Namun, api hitam dari naga tersebut mulai melelehkan perisainya perlahan-lahan.
“Aku akui, kau punya beberapa trik, Han Zekki,” kata Zhao Wujin dengan nada menghina. “Tapi itu tidak cukup untuk mengalahkanku!” Dia melompat mundur, lalu mengumpulkan energi besar di kedua tangannya, menciptakan tornado petir kecil yang berputar-putar dengan cepat.
Dengan satu gerakan, dia mengarahkan tornado petir itu ke naga bayangan milik Zekki. Tornado itu menghantam naga bayangan dengan kekuatan yang mengerikan, merobek tubuh naga itu hingga hancur menjadi asap dan bayangan yang larut di udara.
Zekki mengertakkan gigi, melihat naga bayangannya hancur. Namun, dia tidak menyerah. “Kau mungkin bisa menghancurkan naga itu, tapi aku masih punya lebih dari itu!”
Zekki mengangkat tangannya ke udara, membuka celah Void lebih besar, kali ini tidak untuk menyerang, tetapi untuk memperkuat tubuhnya sendiri. Energi dari Void mulai mengalir ke dalam tubuhnya, membuat auranya semakin kuat dan bercahaya dengan warna hitam yang pekat.
“Aku tidak akan mundur, Zhao Wujin,” teriak Zekki dengan suara yang menggema di seluruh ruangan. “Ini adalah akhir bagi sekte yang penuh kebencian dan penindasan sepertimu!”
Dengan kecepatan luar biasa, Zekki melompat ke arah Zhao Wujin, mengayunkan pedangnya dengan Void Slash yang penuh energi. Zhao Wujin menangkis dengan pedangnya sendiri, tapi benturan energi mereka menyebabkan ledakan besar yang membuat seluruh aula bergetar dan mulai retak.
Yuna hanya bisa menyaksikan, matanya terpaku pada Zekki yang bertarung mati-matian melawan musuh yang jauh lebih kuat. Ada rasa takut yang menjalari dirinya, tapi di balik itu, ada rasa percaya bahwa Zekki bisa melakukannya.
Namun, Zhao Wujin tidak menyerah. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya, menggabungkan elemen angin dan petir menjadi satu serangan besar. “Lihatlah! Ini adalah puncak kekuatanku—Tornado Petir Surgawi!”
Seketika, angin dan petir berputar menjadi satu badai besar yang mengamuk di tengah aula. Zekki berusaha mempertahankan posisinya, namun badai itu begitu kuat hingga menghantamnya dengan kekuatan yang luar biasa. Tubuhnya terlempar, menghantam dinding di belakangnya dan menciptakan retakan besar.
“Zekki!” Yuna berteriak, berlari ke arahnya. Dia tahu bahwa Zekki kuat, tapi serangan barusan jelas membuatnya terluka parah. Dia bisa melihat darah mengalir di sudut bibir Zekki, namun pria itu tetap berusaha bangkit, meski tubuhnya bergetar karena menahan rasa sakit.
“Tidak apa-apa, Yuna…” kata Zekki dengan suara pelan namun penuh tekad. “Aku belum selesai.”
Zhao Wujin tertawa sinis, melihat Zekki yang kesulitan berdiri. “Kau keras kepala sekali, bocah. Tapi keras kepala saja tidak cukup untuk mengalahkan seseorang sepertiku!”
Namun, meskipun terluka, Zekki tidak kehilangan semangatnya. Dia menatap Zhao Wujin dengan tatapan penuh dendam. “Aku sudah berjanji… aku akan menghancurkan sektemu, Zhao Wujin.”
Dengan sisa-sisa kekuatannya, Zekki memusatkan energi terakhirnya ke dalam Void. Cahaya gelap menyelimuti tubuhnya, menciptakan aura yang bahkan lebih menakutkan dari sebelumnya. Seluruh aula bergetar, dan dinding-dindingnya mulai retak, seolah-olah merespons kekuatan besar yang dikumpulkan oleh Zekki.
“Ini… adalah kekuatanku yang sebenarnya,” gumam Zekki. “Void Destruction.”
Dengan satu serangan terakhir, Zekki membuka Void besar yang menyelimuti seluruh ruangan. Retakan dimensi itu membesar, menciptakan celah yang menghisap segala sesuatu di sekitarnya, termasuk Zhao Wujin yang berusaha melawan kekuatan hisapan itu dengan seluruh kekuatannya.
“Tidak… ini mustahil! Aku tidak bisa kalah dari bocah sepertimu!” Zhao Wujin berteriak, namun perlahan tubuhnya terseret ke dalam Void, tersedot oleh kehampaan yang diciptakan oleh Zekki. Dalam hitungan detik, tubuh Zhao Wujin menghilang ke dalam kegelapan, dan suara teriakannya pun lenyap.
Aula kembali hening. Void yang diciptakan Zekki perlahan menutup, dan energi besar yang memenuhi ruangan mulai mereda. Zekki terhuyung-huyung, hampir jatuh ke tanah, tapi Yuna dengan cepat menangkapnya, menahan tubuhnya yang lelah.
“Kau berhasil, Zekki,” bisik Yuna, matanya berkaca-kaca. “Kau benar-benar berhasil.”
Zekki tersenyum lemah, mengangguk perlahan. “Ya… akhirnya selesai…”
Namun, di balik rasa lega itu, ada perasaan kosong yang perlahan merayap di dalam dirinya. Sekte Langit Timur mungkin sudah kehilangan pemimpinnya, tapi dia tahu bahwa perjalanan untuk menciptakan dunia yang lebih baik belum selesai. Ini baru awal dari mimpinya untuk membangun Sekte Nusantara, tempat di mana tidak ada lagi kekuatan yang menindas yang lemah.
Dengan kekuatan terakhirnya, Zekki memegang tangan Yuna erat-erat. “Yuna… ayo kita bangun dunia yang lebih baik. Bersama.”
Yuna tersenyum dan mengangguk. Di tengah aula yang porak-poranda itu, di bawah langit yang kini mulai berwarna merah oleh sinar matahari pagi, mereka berdua berdiri, siap menghadapi hari baru dan masa depan yang penuh harapan.
apa gak da kontrol cerita atau pengawas
di protes berkali kal kok gak ditanggapi
bok ya kolom komentar ri hilangkan