Kisah ini di mulai ketika Hana harus menelan pil pahit dalam hidupnya, Suami yang sangat ia sayangi dan cintai, kini telah pergi untuk selama-lamanya, dan meninggalkan seorang putra yang masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, Aldebaran begitu sangat terpukul kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya. Al pun sudah berjanji kepada mendiang ayahnya akan selalu melindungi dan menjaga ibunya.
Karena keserakahan Ibu mertua dan adik iparnya, Hana di usir dari rumah mendiang suaminya, kini Hana harus berjuang sendiri untuk membesarkan putranya.
Melangkahkan kaki di ibu kota untuk mencari rezeki, justru malah merubah semua kehidupannya, terutama ketika dirinya bertemu dengan gadis tunanetra yang memiliki nama Lily, Lily sangat menyukai sosok Hana, ia pun berencana untuk menjodohkan papahnya yang merupakan seorang CEO muda yang sukses, dengan sosok wanita cantik yakni Hana Aziza.
akankan misinya berhasil? Lily pun tidak bekerja seorang diri, ternyata Al juga ikut andil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Samudera sakit
Pagi ini Hana sudah memulai aktifitasnya kembali sebagai sekertaris pribadi,ternyata benar dengan perkataan Samudera kemarin,jika pekerjaan Hana sudah banyak yang menumpuk.
Namun Hana tidaklah panik,dengan profesionalnya, Hana menyelesaikan pekerjaannya satu persatu,tidak lama datanglah seorang wanita cantik.
"mba Hana, akhirnya kembali lagi bekerja di sini, aku kangen tahu!"
"Dira, maaf ya gara-gara aku tidak masuk kerja,semua laporan kamu dan yang lainnya jadi pending deh!"
"iya mba Hana, gak apa-apa kok! It's ok,nyantai saja kalau sama Dira mba
Kemudian Dira melirik ke arah singgasana milik Samudera.
"bos belum datang ya?" Tanya Dira.
"belom Dir,beruntung sih kalau belum datang,jadi sebelum tuan Samudera datang,kerjaan aku sudah selesai."terang Hana.
"Good job mba Hana,aku mendukungmu, semangat ya mba Hana!" ucap Dira memberi support Hana.
Akhirnya setelah memberikan laporan keuangan kepada Hana, Dira memutuskan untuk segera pamit,karena pekerjaannya juga sudah mulai menumpuk.
Hari ini Samudera datang sebelum jam makan siang, tidak seperti biasanya tuan Samudera datang terlambat.
Saat Samudera tiba di ruangannya, sesekali Samudera melirik ke meja kerja Hana yang sedang fokus menyusun beberapa laporan untuk segera di tandatangani oleh dirinya.
hari ini dan besok, Frans ternyata tidak masuk bekerja di karenakan izin untuk pulang menemui ibu tercintanya yang sedang sakit.
saat jam istirahat, Hana akhirnya selesai menyusun beberapa laporan untuk segera di tandatangani tuan Samudera,saat Hana menuju meja kerja Samudera,ia tidak mendapati bosnya di situ.
'Aneh, setahuku tuan Samudera dari tadi terus berada di dalam ruangan ini,tapi sekarang dimana dia? '
Kemudian Hana berinisiatif untuk mengetuk pintu di mana ada ruangan khusus milik tuan samudera di dalam ruangan ini, biasanya tempat itu di gunakan untuk beliau mandi,berganti pakaian bahkan untuk sekedar merebahkan tubuhnya dari aktifitas kantor yang sangat melelahkan, Hana pun mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu.
"permisi tuan,apakah tuan Samudera ada di dalam?"tanya Hana sedikit cemas.
Namun dari dalam ruangan tersebut tidak ada siapapun yang menyahutinya.
'Duh,pak Frans kemana sih? Perasaan sedari tadi aku tidak melihat batang hidungnya '
Karena penasaran,akhirnya Hana mengetuk kembali pintu tersebut dengan cukup kencang,dan alhamdulilah ada yang menjawabnya,walaupun suara dari balik pintu tersebut terdengar cukup parau.
"Masuk, Uhuk..uhuk!" jawab Samudera terbatuk-batuk.
Karena merasa hawatir,akhirnya Hana menerobos masuk,saat melihat ke dalam ruangan khusus milik Samudera, Hana terkejut melihat kondisi Samudera yang sedang terbaring lemah dengan tubuh menggigil.
"Astagfirullah tuan! Anda tidak kenapa-kenapa?" tanya Hana merasa panik.
Namun Samudera hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya,tubuhnya gemetar dan kedua matanya berkaca-kaca,lalu Hana mendekati Samudera.
"maaf ya tuan ,kalau saya lancang!" cetus Hana yang memberanikan diri menyentuh dahi milik Samudera.
"masya Allah, anda demam tuan! Sebaiknya saya panggilkan dokter ya." usul Hana
Saat Hana mencoba bangkit dan pergi, tiba-tiba Samudera menarik tangan hana secara lembut
"tidak usah, Kau cukup ambilkan saja obat demamku di kotak obat!" perintah Samudera.
"b baik tuan!!" jawab hana gugup karena tangannya masih di cengkram erat oleh samudera.
Lalu Hana dan Samudera saling memandang dalam diam.
Ya Allah kenapa ini? Kenapa tuan Samudera tidak mau melepaskan tanganku,bagaimana aku mau mengambilkan obat demam untuknya? '
"Maaafff tuan! Bisakah anda melepaskan tangan saya? Soalnya saya harus segera mengambilkan obat untuk anda agar demam anda segera turun!" pinta Hana
Lalu seketika Samudera melepaskan cengkraman tangannya,dan Hana bergegas pergi untuk mencari kotak P3K.
"Duh,yang mana sih obatnya??"ucap Hana masih mencari-cari obat demam milik bosnya tersebut,tidak lama akhirnya Hana menemukan obat dengan tertuliskan penurun demam,dan Hana segera mengambilnya, Hana mencoba membaca keterangan obat tersebut.
'Rupanya obat ini diminum setelah makan, apakah tuan Samudera sebelumnya sudah makan?'
Lalu Hana bergegas kembali menemui bosnya yang masih dalam keadaan menggigil.
"maaf tuan,bolehkah saya bertanya sesuatu?" tanya Hana?"
Lagi-lagi Samudera menjawabnya hanya menganggukkan kepalanya.
"ehhh,apakah anda sudah sarapan di rumah atau makan siang tuan?" tanya Hana.
"belum, sedari pagi aku belum makan apapun,karena mulutku sangat pahit Han!" jawab Samudera dengan tubuh masih menggigil.
"tapi jika anda meminum obat ini,perut anda harus di isi dulu,anda makan dulu ya,atau saya pesankan makanan untuk anda tuan?" usul Hana kepada bosnya tersebut.
lagi-lagi Samudera menggelengkan kepalanya."aku tidak mau makan!" ucap Samudera seperti rengekan seorang anak kecil.
'Ishh anda ini di saat sakit pun sungguh sangat menyebalkan tuan! '
Akhirnya Hana berinisiatif untuk memberikan bekal makan siang miliknya,kebetulan Hana membawa sup ayam yang sengaja tadi pagi ia masak,karena Al begitu menyukai sup ayam, Hana pun bergegas mengambilnya dan mencoba menghangatkan kembali sup tersebut di dalam microwave yang berada di ruangan tuan Samudera,microwave ini sering di gunakan oleh tuan Samudera untuk menghangatkan makanan siap saji dan juga makanan instan, karena tuan Samudera tidak suka dengan makanan dingin.
Selang 15 menit akhirnya sup ayam pun kembali hangat,dan Hana langsung menuangkannya di atas mangkuk,di ruangan khusus tuannya ini terdapat sebuah kitchen set mini yang cukup unik, Hana kemudian menuangkan nasi putih di atas piring.
"maaf tuan,saya tidak bermaksud lancang memberikan anda bekal makan siang milikku ini,tapi anda benar-benar harus makan!" pinta Hana kepada Samudera.
Lalu tanpa aba-aba, Samudera malah membuka mulutnya,sontak Hana terkejut.
"kenapa kau diam? Masukan makanan itu kedalam mulutku!" perintah Samudera sedikit menyentak.
'Hey..hey! Di saat sakit pun anda masih saja galak dan menyebalkan tuan! '
Lalu Hana pun bergegas menyuapi bosnya dengan terpaksa.
'Kalau ada yang lihat aku menyuapi tuan Samudera Bisa timbul fitnah, Hatiku sungguh tidak tenang! '
Akhirnya makanan tersebut ludes mendarat di dalam perut Samudera,begitu lahapnya ia memakan masakan dari Hana, di tambah ia memakannya dengan cara di suapi oleh Hana, seketika Samudera tersenyum manis namun tidak ia tunjukkan kepada Hana,karena hana sedang sibuk merapihkan piring dan mangkuk di atas meja.
'Enak juga masakanmu Hana, masakanmu sungguh familiar,seperti makanan yang pernah aku nikmati saat aku kecil dulu! '
Selang lima belas menit, Hana memberikan obat demam kepada Samudera,diminumnya obat tersebut oleh Samudera,setelah itu Hana mencari handuk kecil untuk mengompres,dengan cekatan Hana menyiapkan perlengkapan tersebut.
"kau mau apa dengan handuk kecil itu Han?" tanya Samudera dengan lembut dan mata yang sayu.
"tuan mau aku kompres, biar demamnya segera pulih,dan coba buka mulut anda?" perintah Hana.
Tanpa ada perlawanan Samudera mengikuti semua perintah dari Hana,lalu Hana memasukan alat termometer tersebut, Hana pun tersenyum melihat ekspresi wajah Samudera yang seperti anak kecil, Hana jadi teringat Al, putranya.
Tidak lama termometer berbunyi,dan tertera angka 39.00°C.
"Demam anda masih tinggi, tuan!" ucap Hana
Lalu Hana langsung mengompres Samudera,mata Samudera pun langsung terpejam.
'Ya Allah aku belum melaksanakan salat zuhur,sebaiknya aku ke mushola dulu! '
saat Hana mencoba pergi dari hadapan Samudera tiba-tiba Samudera angkat suara.
"kau mau kemana? Temani aku di sini, Ini perintah!" bentak Samudera namun sembari mengulum senyumnya.
"maaf tuan tapi saya mau ke mushola dulu untuk melaksanakan solat zuhur,setelah itu saya pasti kembali lagi kesini!" jawab Hana.
"kau bisa solat di sini,di ruanganku, Ini perintah!" ucap tegas Samudera.
'Hey tuan Samudera yang terhormat,anda ini pintar sekali memanfaatkan kekuasaan anda untuk memerintahkan aku seperti ini, baiklah kau adalah rajanya dan saya hanyalah pembantu anda,saya turuti kemauan anda,meskipun anda sangat menyebalkan seperti ini! '
Akhirnya Hana mengikuti perintah dari Samudera,ia bergegas mengambil mukena di dalam tas miliknya dan kembali ke ruangan bosnya, Hana pun segera mengambil air wudhu, lalu setelah itu melaksanakan solat zuhur di samping tempat tidur, dimana Samudera masih tergeletak lemas di atasnya.
Dengan khusyu, Hana melaksanakan solat zuhur, Samudera pun diam-diam memperhatikan Hana.
'Kau sangat taat beribadah Hana, Mungkin seandainya kau menjadi ibu sambungnya Lily,kau bisa membimbing putriku untuk selalu dekat kepada sang pencipta.'
Kemudian Samudera tersadar dari perkataan hatinya tersebut.
'Hey! Kenapa aku berfikiran seperti itu? Arrkkhhh sulit di percaya, Kau wanita yang telah membuatku menjadi kacau Hana.'
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸