Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Prang!
Dao Ming An melemparkan piring yang berisi makanan ke atas lantai, wajahnya terlihat sangat merah menahan kemarahannya.
"Sebenarnya siapa yang sudah menyebarkan kalau aku bersama dengan Quan Yu malam itu? Benar-benar kurang ajar!" ucap Dao Ming An dengan geram.
Ketika keluar dari kediaman, Dao Ming An selalu melihat kesana kemari untuk memastikan tidak ada orang yang mengikuti, tetapi ternyata dia tetap tidak berhasil kabur dari pengawasan orang yang diperintahkan oleh Zhao Yan.
"Aku harus meminta Ibu untuk mencari tahu siapa orang yang sudah berani menyebarkan berita itu. Dan secepatnya mengirim Quan Yu kembali, agar semuanya tidak semakin kacau!" Dao Ming An menatap lurus ke depan dengan tajam.
Dengan penuh rasa kesal, Dao Ming An berjalan dan berdiri di depan 20 papan nama para leluhurnya. Dia menatap satu papan nama dengan tajam.
"Kau melahirkan seorang putra yang hanya tahu tentang kekuasaan, tapi tidak tahu tentang kesenangan. Sehingga membuatku tidak dapat menikmati kebahagiaan di dunia ini!" gumam Dao Ming An.
...----------------...
Kediaman Xiao sudah mulai ramai, banyak orang membantu keluarga itu dalam mempersiapkan pernikahan Zhao Yan dan Jian Ying.
Barang-barang yang akan menjadi mas kawin pun sudah siap untuk dibawa ke istana nanti.
Ada lebih dari 10 kotak besar yang akan dibawa ke istana, dan juga ada barang-barang lainnya yang tentunya nyonya Xiao sendiri yang memilihnya.
"Aku tidak menyangka, jika aku akan menikahkan putraku beberapa hari lagi. Aku mengira, sampai kapan pun aku tidak akan pernah mendapatkan kesempatan itu," ucap nyonya Xiao pada pelayannya, seraya melihat kotak berisi perhiasan yang akan dipakai oleh Jian Ying nanti.
"Nyonya, anda dan tuan adalah orang yang sangat baik. Langit memberikan kesempatan untuk kalian, itu karena kebaikan yang selama ini kalian sudah lakukan,"
"Melakukan kebaikan kepada orang lain memang harus dilakukan, tidak peduli apakah orang itu akan membalasnya atau tidak,"
"Benar, nyonya. Karena itu langit yang membalas semua kebaikan anda dan tuan,"
Nyonya Xiao mengangguk sambil tersenyum.
"Yang Mulia Putri pasti akan terlihat semakin cantik mengenakan perhiasan dan jepit rambut yang anda pilih," ucap pelayan itu lagi.
"Dia adalah satu-satunya Putri yang berpenampilan paling sederhana. Dibandingkan dengan putri kerajaan lain, atau anak para Perdana Menteri, dia benar-benar terlihat jauh lebih sederhana,"
"Kesederhanaan yang dimiliki oleh Yang Mulia Putri, yang membuat dirinya terlihat semakin cantik. Apalagi setiap Yang Mulia Putri keluar istana, dia tidak segan memakai pakaian seperti rakyat biasa,"
Nyonya Xiao mengangguk, "Zhao Yan memang tidak salah memilih seorang istri,"
"Benar, nyonya!"
Nyonya Xiao meletakan kotak perhiasan di atas meja, kemudian menatap beberapa kotak berisi kain sutra dan satin terbaik, juga barang-barang yang lainnya.
Kedua matanya terlihat merah, dan buliran bening seolah siap untuk berlari dan terjun ke bawah.
"Ibu, apakah Ibu ada di dalam?" ucap Zhao Yan dari luar kamar.
"Iya, masuklah!"
Pelayan yang tadi berdiri bersama nyonya Xiao, segera berjalan lalu membukakan pintu untuk Zhao Yan.
"Kau sudah datang. Kemarinlah, duduk bersama Ibu!" ucap nyonya Xiao.
Zhao Yan mengangguk dan berjalan mendekati nyonya Xiao.
"Apa yang sedang Ibu lakukan?" ucap Zhao Yan seraya duduk di samping nyonya Xiao.
"Ibu sedang menyiapkan perhiasan dan jepit rambut yang akan dibawa ke istana, untuk Yang Mulia Putri,"
"Sepertinya Jian Ying tidak begitu menyukai perhiasan yang berlebih,"
Nyonya Xiao tersenyum, "Lihatlah, putra Ibu ternyata sudah tahu seperti apa Yang Mulia Putri,"
"Ibu, aku hanya menebak saja,"
"Jika dilihat memang benar, dia pasti tidak menyukai perhiasan dan jepit rambut yang berlebih. Karena itu, ibu memesan perhiasan dan jepit rambut sesuai dengan sifatnya yang sederhana,"
Zhao Yan menggenggam tangan nyonya Xiao, "Ibu, terima kasih karena sudah melakukan banyak hal untukku,"
"Kau adalah putraku, sudah seharusnya Ibu melakukan semuanya untukmu,"
"Iya Ibu. Aku beruntung memiliki kalian sebagai orang tuaku,"
Nyonya Xiao memeluk Zhao Yan, "Dengarkan Ibu, kau tidak akan pernah lagi kekurangan kasih sayang dari seorang Ibu. Kau tidak akan lagi menghadapi semuanya sendirian, karena ada Ibu dan Ayahmu yang akan selalu mendukung dan melindungimu,"
"Iya, Ibu. Zhao Yan mengerti,"
Nyonya Xiao mengangguk kemudian melepaskan pelukannya dari Zhao Yan. Dia menatap putranya dengan seksama, karena saat ini dia benar-benar merasa sangat bahagia.
"Kau tahu, sudah sangat lama Ibu selalu berharap bisa menikahkan anak Ibu dengan orang yang dia sayangi. Setiap kali melihat orang lain menikahkan anak mereka, Ibu selalu merasa sedih, sebab Ibu merasa jika Ibu tidak akan pernah menikahkan seorang anak sampai kasih kapanpun, tetapi sekarang Ibu bisa merasakan bagaimana bahagianya menikahkan seorang anak. Kau adalah kebahagiaan yang diberikan langit kepada keluarga kami," ucap nyonya Xiao dengan air mata yang telah menetes.
"Mulai sekarang, Ibu akan memiliki apa yang Ibu inginkan. Zhao Yan akan berusaha untuk melakukannya,"
Nyonya Xiao hanya mengangguk seraya menatap Zhao Yan dengan hangat.
Tuan Xiao yang sejak tadi berdiri di luar kamar, mendengar semua pembicaraan antara istri dan putranya. Hatinya cukup merasa hangat, dan dia juga bersyukur karena Zhao Yan adalah anak yang sangat berbakti.
"Dia adalah anak yang baik dan juga berbakti, Raja Kin ini benar-benar sudah membuang sebuah emas, demi mempertahankan sebuah batu tidak berguna di sungai!"
Dengan pelan tuan Xiao meninggalkan kamarnya, dia tidak ingin mengganggu istri dan anaknya yang sepertinya masih ingin berbicara.
"Lebih baik aku melihat kuda yang akan dinaiki oleh Zhao Yan nanti," ucap tuan Xiao seraya berjalan.
Zhao Yan yang masih berada di dalam kamar Ibunya mengambil kotak berisi perhiasan, yang nantinya akan diberikan kepada Jian Ying.
"Ibu, apakah perhiasan-perhiasan ini, Ibu sendiri yang memilih?" ucap Zhao Yan.
"Benar, setelah mengetahui kau akan menikah dengan Yang Mulia Putri. Ibu pergi ke toko lalu memilih perhiasan itu, Ibu juga memesan beberapa yang berbeda,"
"Kau melakukannya jauh lebih awal, Ibu,"
"Ibu tidak mau melewatkan hari yang bahagia, lagi pula Ibu tidak ada pekerjaan waktu itu,"
Zhao Yan mengangguk lalu melihat kembali perhiasan yang ada di dalam kotak.
jadi lahiranya agak susah