NovelToon NovelToon
CINTA ZARA

CINTA ZARA

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: farala

Sequel " SEMERBAK WANGI AZALEA"


Zara Aisyah Damazal masih menempuh pendidikan kedokteran ketika dia harus mengakhiri masa lajangnya. Pernikahan karena sebuah janji membuatnya tidak bisa menolak, namun dia tidak tau jika pria yang sudah menjadi suaminya ternyata memiliki wanita lain yang sangat dia cintai.
" Sesuatu yang di takdirkan untukmu tidak akan pernah menjadi milik orang lain, tapi lepaskan jika sesuatu itu sudah membuatmu menderita dan kau tak sanggup lagi untuk bertahan."
Akankah Zara mempertahankan takdirnya yang dia yakini akan membawanya ke surga ataukah melepas surga yang sebenarnya sangat di cintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19 : Pengakuan pertama kali

" Mondok?" Kening Zayn mengernyit.

Setaunya, tidak ada yang mondok di Al Hidayah modelan seperti ini. Zayn menatap gadis remaja itu. Namun itu hanya sesaat, karena dia segera mengalihkan netranya ke arah lain.

Zayn melihat arloji di tangan kanannya. " Kenapa dokter Ezar lama sekali Ra?"

" Iya mas, pasiennya semakin sesak, aku takut kita bisa kehilangan dia kalau penanganannya terlambat." Kata Zara cemas.

Zayn menghela nafas, benar yang di katakan Zara, kalau mereka harus bergegas.

" Ada box berwarna putih di bagasi, cepat kau ambilkan." Perintah Zayn pada Zara.

Zara berlari dan mengambil box yang di maksud Zayn.

Box itu sudah berada di depan Zayn. Zayn membukanya.

" Mas.." Panggil Zara dengan suara lirih."

Zayn menatap Zara.

" Mas yakin?"

" Insyaallah Ra, kita tidak punya pilihan lain."

Setelah mengucapkan basmalah, Zayn melepaskan arlojinya dan memberikan pada Zara. Zara menyiapkan alat, sementara Zayn menyiram tangannya menggunakan alkohol lalu memakai sarung tangan.

Luka lebam terdapat di dada kiri pasien. Zayn memberikan obat anastesi lokal setelah membersihkan area yang akan dia suntik. Jarum dimasukkan untuk membantu memasukkan selang ke rongga dada melalui sela antara tulang iga, agar tekanan berkurang dan bentuk paru-paru kembali seperti semula.

Aspirasi di lakukan, dan setelahnya, tampak korban bisa bernafas dengan baik, detak jantung kembali normal.

Zayn dan Zara mengucapkan syukur pada sang maha pencipta. Terlebih Zayn, ini adalah pengalaman pertamanya melakukan sesuatu yang tergolong sangat rumit bagi pemula sepertinya. Tapi berkat ketekunannya belajar serta bimbingan yang baik dari beberapa dokter bedah selama masa koasnya di departemen tersebut membuatnya bisa menolong nyawa seseorang.

Sementara di bungalow, Ezar sudah terburu buru, melangkahkan kakinya ke tempat parkir. Tapi teriakan seorang wanita membuat langkahnya terhenti.

" Zar, mau ke mana?" Tanyanya.

Ezar menghela nafas panjang ketika melihat wajah Ghina yang sedang tersenyum padanya.

" Apa yang kau lakukan di sini?"

" Aku menyusul mu."

" Kan sudah ku katakan, ini khusus untuk bedah saja." Dengusnya.

" Aku tau, tapi aku kan juga calon istrimu, banyak teman mu yang membawa pacarnya ke sini." Protes Ghina.

Mereka berdebat, Ezar harus segera mengakhirinya sebelum pasien yang bersama Zayn dan Zara meninggal.

Tiba tiba, Dila lewat dengan air mata yang sesekali ia usap.

" Tunggu Na." Tangan kanan Ezar terangkat.

Dia meninggalkan Ghina dan menghampiri Dila yang terlihat kebingungan.

" Adek koas." Panggil Ezar.

Dila menoleh dan memberikan hormat pada Ezar.

" Iya dok."

" Kamu mau kemana? Kenapa menangis?" Tanya Ezar.

" Sepupu saya kecelakaan di sekitar pesantren dok."

Kening Ezar mengernyit. " Mungkinkah yang di maksud adalah orang yang sama?"

Ezar mengambil ponsel dan memperlihatkan sebuah foto yang di kirim Zara beberapa saat lalu.

" Apa mungkin ini sepupu mu?"

Dila menatap gambar yang di perlihatkan Ezar. Dan seketika tangisnya kembali pecah.

" Iya dok, dia sepupu saya."

" Ayo, ikut dengan ku."

Ezar kembali ke mobilnya di susul Dila yang berjalan di belakang.

Wajah Ghina di tekuk, cemburu sudah pasti.

" Zar, mau kemana?" Pekiknya karena Ezar sama sekali tidak memperdulikan keberadaannya.

" Nanti kita bicara, aku buru buru. Ayo." Ajaknya pada Dila.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

Sementara Ghina menatap penuh amarah kepergian Ezar bersama seorang gadis muda.

Tidak butuh waktu lama, mereka tiba di lokasi.

Ezar setengah berlari ke arah kerumunan. Di susul Dila.

Zara cukup kaget melihat keberadaan Dila yang tiba tiba saja bersimpuh dan memeluk gadis itu.

Ezar memeriksa keadaan pasien. Nampak olehnya, jika korban terlihat baik baik saja, apalagi setelah mengecek kondisinya, sebuah selang terlihat di dada kiri pasien.

" Siapa yang melakukan aspirasi?" Tanya Ezar, matanya bergantian menatap Zayn dan Zara.

" Saya dok. Maaf karena tidak menunggu anda." Kata Zayn tertunduk. Dalam hal ini, dia salah. Meski menolong, tapi dia belum punya lisensi untuk melakukan hal hal berbahaya seperti tadi.

Ezar berdiri dan menepuk bahu Zayn. " Bagus, kau melakukannya dengan sangat baik." Ujar Ezar tersenyum. " Dan maaf karena aku terlambat datang hingga mengharuskan mu berada dalam situasi ini."

Zayn tersenyum.

Zara menghampiri Dila yang mulai terlihat tenang.

" Kau kenal dengannya?"

" Dia sepupu ku yang aku ceritakan tadi saat di perjalanan Ra."

Zara terperanjat." Subhanallah."

" Seperti yang ku katakan sebelumnya pasti anak nakal ini kabur lagi dari pesantren." Kata Dila kesal sekaligus sedih.

" Kamu tenang saja, sepupu mu sudah tertangani dengan baik." Zara mengusap lembut punggung Dila.

Ezar juga menghampiri Dila. " Kita bawa keluargamu ke Brawijaya Hospital, kau boleh ikut, bersama Zayn."

Zayn sudah di beri tahu terlebih dulu dan dia tidak menolak sama sekali.

" Ada ambulance di bungalow, pakai itu saja." Ujar Ezar pada Zayn.

" Baik dok."

Ezar menelpon sopir ambulance dan menyuruhnya ke lokasi kecelakaan.

Tidak butuh waktu lama, ambulance datang.

Zayn membawa pasiennya itu ke dalam mobil menggunakan tandu.

Dila sudah masuk dan duduk di samping sepupunya yang terbaring belum sadarkan diri.

Sementara Zayn duduk di depan di samping supir. Zara juga terlihat menyusul, tapi baru saja akan membuka pintu belakang ambulance tersebut, Ezar sudah memanggilnya.

" Kau mau kemana?"

Zara menoleh." Ikut."

" Siapa yang menyuruhmu?"

" Tidak ada, hanya saja saya merasa bertanggung jawab."

" Tidak perlu, dua dokter sudah cukup." Ujar Ezar lalu menarik tangan Zara." Kau ikut dengan ku."

Zara tak bisa berkutik, ia pasrah mengikuti Ezar.

Ezar membuka pintu mobil untuk Zara. Zara menoleh dan menatap Ezar.

Ezar menghela napas. " Naik.."

Zara masuk ke dalam mobil dalam keadaan terpaksa. Wajahnya kelihatan sangat tertekan ketika Ezar duduk di balik kemudi.

Mobil putar arah.

" Kita mau kemana?" Tanya Zara karena Ezar tidak mengemudikan mobilnya ke pesantren.

" Bungalow." Jawab Ezar singkat.

" Tapi saya mau ke pesantren."

" Tanpa Zayn?"

Zara diam. Hari ini dia sungguh egois. Kenapa dia sampai lupa kalau sekarang Zayn tidak ada bersamanya? Apa mungkin karena dia masih marah pada Ezar?

Jujur, seminggu setelah kejadian di mana Zara melampiaskan kemarahannya, tak pernah sekalipun ia berbicara dengan Ezar bila itu bukan hal yang sangat penting. Padahal Ezar selalu menunggu momen di mana Zara menegurnya. Bahkan kemarahan mengerikan itu berlaku hingga ke rumah sakit.

Bagaimanapun usaha yang di lakukan Ezar untuk menarik perhatian Zara, tetap saja gadis keras kepala itu tak goyah.

Makanya, saat Zara menghubunginya beberapa saat lalu, Ezar seperti mendapat jackpot. Tapi sayang, Zara hanya melaporkan sebuah kasus kecelakaan padanya.

Mereka tiba di bungalow saat hari sudah gelap. Angin di pedesaan bertiup sangat kencang. Bunyi gemuruh di langit terdengar begitu keras dan dengan jarak yang tidak terlalu berjauhan.

" Kamu sudah makan?" Tanya Ezar. Keduanya masih berada di parkiran, belum keluar dari kendaraan mewah tersebut.

" Belum."

Ezar kembali menyalakan mesin kendaraan.

" Loh, kenapa tidak turun?"

" Kita cari makan dulu."

" Bukankah di dalam ada?" Pertanyaan Zara merujuk pada koki yang di siapkan penyelenggara acara.

" Aku hanya ingin makan di luar."

Sudah cukup dengan jawaban Ezar, Zara kini memilih untuk tidak lagi berbicara.

Jarak tempuh lumayan jauh hanya untuk mencari rumah makan. Hingga akhirnya, Ezar berhenti di depan sebuah warung sederhana yang menjual pecel lele.

" Kamu pernah makan pecel lele?" Tanya Ezar.

Zara mengangguk.

" Kamu tidak keberatan jika kita makan di tempat seperti ini?"

" Tentu saja tidak. Abi dan umi sering membawa kami makan di warung warung pinggir jalan."

" Baiklah, kita makan di sini saja."

Makan malam selesai, waktunya pulang ke bungalow. Namun tiba tiba saja hujan turun dengan deras di sertai angin yang sangat kencang.

Walau membawa mobil, tapi Ezar tidak berani berkendara di saat cuaca begitu ekstrim.

Seorang warga berdiri di samping Ezar sembari memegangi payungnya, dia terlihat ragu, mau memakai payung, takut payungnya terbawa angin. Tidak mengenakannya jelas dia akan basah.

" Bapak mau ke mana?" Tanya Ezar.

" Dekat sini den."

Bapak tadi memperhatikan Ezar dan Zara.

" Kalian dari kota ya?"

" Iya pak."

" Mau ke mana?"

" Kami dokter dari rumah sakit Brawijaya dan sedang mengadakan acara di desa sebelah pak. Tapi untuk pulang ke sana dalam keadaan hujan deras begini, saya tidak berani."

Bapak tadi terlihat berpikir.

" Beberapa meter ke depan, ada penginapan. Kalian boleh di sana dulu sambil menunggu hujan reda." Katanya kembali memperhatikan Ezar dan Zara bergantian.

Tentu dia bertanya tanya dalam hati, apakah saran ke penginapan adalah yang paling tepat? Karena dia terlihat ragu dengan pasangan muda di depannya itu.

Ezar bisa membaca jalan pikiran pria setengah baya itu. Karenanya, Ezar meraih pinggang Zara dan merangkulnya dengan erat.

" Bapak tidak usah khawatir, dia bukan pacar saya, tapi..... istri saya."

...****************...

1
Kakleha Myponselnya
bagus ceritanya,,,
selvysurya inten
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
🍒D͜͡ ๓КυЯИΙ ¢α¢αН🍒
baik si Baik tapi terlalu baik juga ngk bagus ..harus nya ghina di penjara...itu kan pembunuhan harus nya hukum tetap berjalan aneh aneh aja
Sandisalbiah
Ghina kah itu.. jd dia beneran sudah hijrah dan menetap di pelosok..
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Sandisalbiah
kamu sudah mengakhirinya Ezra.. tp apa Ghina akan Terima begitu aja keputusan itu..? tdk... mengingat sifatnya dia bakal minta naik banding... alias cari kesempatan buat bertahan..
Sandisalbiah
lagian pacar spek benalu dan lintah penhhisap gitu kok bisa dipertahankan sampe 7 thn lagi... Zra.. kamu itu hilaf atau kesurupan
Yunita Asep
trimksih banyk.. y Authorr, ceritanya,. Baaaguuusss bangeett, nambah ilmu. sehat dn suxes slalu...I LOVE YOU...
Sandisalbiah
songong gitu harusnya gak jd dokter tp jd kang palak aja..
Sandisalbiah
pengen getok kepala dokter egois itu.. cemburu istri di dekati pria lain tp dia sendiri gak menjaga marwahnya sebagai suami dgn di tempelin cewek lain yg berstatus pacar lagi... dasar gak waras..
Sandisalbiah
pada slah kapra ini., lagian si Ghina ini baru aja lihat Zara tp udah negatif thinking aja padahal kenal juga engga, nampak banget sifatnya gak bagus lalu apa yg jd penilaian Ezra terhadapnya.. bodynya yg bohai itu kah.. 🤔🙄
Sandisalbiah
anda salah strategi dokter Ezra.. harusnya anda selesaikan dulu urusan anda dgn Ghina krn Zara itu istri anda dan dia gak bakal melakukan hal yg aneh² krn dia gak agresif seperti pacar anda itu
Sandisalbiah
ingin mengenal istri sendiri lebih dalam tp masih mengenggam Ghina di sisi lainya.. waras kamu dok..? 🤔🤔
Sandisalbiah
udah dewasa tp sifat masih labil.. Ezra kalau kau gak bisa mengambil sikap dgn hatimu siapa yg akan kau pilih yg ada kau hanya akan menyakiti hati mereka, Zara dan Ghina
Sandisalbiah
masalahnya Ezra belum tentu cinta kekamu Zar.. mungkin hanya nafsu..
Sandisalbiah
jgn terlalu jual mahal Ezra.. entar istrimu di godok org baru rasa kamu
Sandisalbiah
Ezra.. calon rival kamu udah muncul nih..
Sandisalbiah
Ezar suka barang pajangan.. seperti Ghina yg suka pakaian terbuka.. bukankah barang pajangan itu selalu terbuka tp pembeli yg cerdas tetap akan memilih yg masih dlm kemasan rapi.. gak tau dgn otak Ezra ini..
Sandisalbiah
jgn jd manusia munafik, Ezra.. membandingkan Zahra dgn Ghina.. emang kualitas apa yg Ghina miliki..?
Sandisalbiah
heleh.. sekarang kUau bisa ketus pd Zahra lihat aja entar... dasar suami durhaka yg ehois
Sandisalbiah
apa kelebihan Ghina sehingga Ezar jd BOLOK ke dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!