NovelToon NovelToon
Jodoh Tuan Muda Kidal

Jodoh Tuan Muda Kidal

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:249.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: mardalena

Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.

Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.

yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Devita saat ini tengah sibuk memeriksa pasiennya namun tidak lama deringan ponselnya membuyarkan keseriusannya.Devita melihat layar ponselnya yang tertera nama mantan kekasihnya tengah menghubungi dirinya.Devita lansung mematikannya, dan melanjutkan lagi pekerjaanya, namun berulang kali mantan kekasihnya itu menghubungi dirinya dan berulang kali juga Devita mengabaikannya.

"Dokter.,Anda sudah di tunggu Dokter Hendra di ruangannya." Ucap Suster.

"Baik sus..." Jawab Devita,tidak lama Devita menyelesaikan pekerjaannya.

"Semoga cepat sembuh ya pak..kalau begitu saya permisi dulu!" Pamit Devita kepada pasiennya.

Devita menuju ruangannya lagi untuk membersihkan tangannya,sesudah itu dia lansung menemui Dokter Hendra.

tuk..tuk..tidak lupa Devita mengetuk pintu ruangan Hendra.

"Masuk.." Devita masuk kedalam ruangan Hendra,dimana disana Dafa juga sedang ada berada disana.Devita melihat sekilas kearah Dafa lalu beralih melihat kearah Hendra.

"Kita akan mengantar Oma pulang sebentar lagi,kamu bersiaplah,lansung bawa saja barang-barang milik kamu.." Ucap Dokter Hendra.

"Baik Dokter.." Jawab Devita membungkuk kemudian keluar dari ruangan itu tampa menyadari Dafa selalu melihat kearahnya sejak tadi.

"Umur kamu sudah memasuki kepala tiga Bro,apa kau tidak ingin menikah..?"

"Dan kau,kenapa tidak juga menikah..?" Dafa malah balik menanyakan Hendra membuat Hendra tersenyum lucu.

"Aku belum menemukan wanita yang bisa memenangkan hatiku ini Daf.." Jawab Hendra.

"Di balik masker dan rambut sanggulnya itu,aslinya dia wanita yang sangat cantik Bro.."Ucap Hendra.

"Aku setuju kalau kamu mendekati Dia.." lanjut Hendra lagi.

"Wanita hanya akan melihatku karena harta bukan cinta.." Sahut Dafa yang tidak pernah menganggap wanita ada yang baik dalam hidupnya.Hendra mengelengkan kepalanya mendengar kata yang sering dia dengar keluar dari mulut berbisa Dafa.

"Tidak semuanya seperti Alira,Daf..dan kau salah jika kau menyamakan Devita dengan Alira."Ucap Hendra.

"Kau hanya tau sisi luarnya,jangan pernah menilai wanita dari segi itu.kau tau Alira juga seperti itu dulu tapi ternyata dia wanita penghianat dan aku menyesal sudah memberikan ruang di hatiku padanya.." kesal Dafa kembali mengingat mantan kekasihnya yang sudah dia pacari selama 1 tahun waktu beberapa tahun yang lalu namun kekasihnya malah berselingkuh dengan temannya sendiri.

Apa kurangnya Dafa..,semuanya Dafa berikan untuknya tapi kenapa Alira berselingkuh darinya,pikir Dafa waktu itu.

Pada ahkirnya Dafa baru mengetahui jika Alira tidak mencintainya,dan hanya ingin manfaatkan kemewahan saja dari Dafa.lebih menyakitkan lagi,Dafa mengetahui fakta sebenarnya kalau dialah selingkuhannya bukan kekasih asli Alira.sehabatnya itulah sebenarnya kekasih asli dari Alira bukan dirinya. mengetahui fakta dirinya di permainkan Alira membuat Dafa di penuhi rasa dendam dan kebencian.tampa rasa ampun,Dafa pun melenyapkan mantan kekasihnya itu.sejak kejadian itu Dafa membenci semua wanita,dan menganggap mereka semua sama dengan Alira.

puk..Hendra menepuk pelan bahu kanan Dafa lalu berdiri.

"Aku mau kau memenangkan hatinya Bro.jika kau tidak bersedia,aku akan memenangkannya." Ucap Hendra menaikan sebelah Alisnya,sedangkan Dafa tidak menjawab ucapan Hendra. Dia bangun dan sejajar berdiri dengan Hendra.

"Jawabanku tetap sama!" Setelah mengatakan itu,Dafa lansung keluar dari ruangan Hendra.

Hendra tersenyum melihat Dafa yang tidak menyadari jika dia sebenarnya sudah tertarik dengan Devita.

"Aku akan membantu kau menyadari perasaanmu sebenarnya Dafa,sebelum kamu menyesalinya nanti.." Guman Hendra kemudian mengambil tasnya lalu keluar dari ruangannya menuju ruangan Oma Rosita lagi.

"Sudah siap semuanya..?" Tanya Hendra.

"Sudah Dokter.."Jawab Dokter Devita.

"Baiklah kalau begitu Ayo kita berangkat.."

Semua keluarga Willen yang saat itu datang menjenguk Oma juga ikut mengantar Oma pulang kerumah utama Keluarga Willen.

"Dokter Devita,kamu ikut bersama Oma.." tampa membantah Devita menganggukan kepalanya lalu masuk kedalam mobil duduk mendekati Oma Rosita dan Mommy Sofia,sedangkan Hendra menaiki mobil milik Dafa yang di bawa oleh asisstennya.

Kurang lebih 20 menit kemudian, ahkirnya mereka tiba di depan halaman rumah yang bak istana itu.Devita dan Hendra perlahan mengeluarkan Oma dari mobil lalu membawa Oma masuk kedalam bahkan lansung menuju kedalam kamarnya. Dokter Devita dan Dokter Hendra masih sibuk memasangkan lagi alat di tubuh Oma.

10 menit kemudian semuanya sudah terpasang dengan baik.Devita melihat kearah jam tangannya.

"Dokter,nyonya waktunya minum obat tapi dia harus makan terlebih dahulu." Ucap Devita memberitahu.

"Kamu tunggu Oma,biar aku saja memberitahu Nyonya Sofia." Ucap Dokter Hendra yang di angguki Devita.

"Nyonya,Oma waktunya minum obat tapi dia harus makan terlebih dulu..apa makanannya sudah di siapkan Nyonya..?" Ucap Dokter Hendra.

"Mommy tadi sudah menyuruh bibik membuatnya,sebentar ya,mommy tanyakan bibik dulu.."Jawab Mommy sofia lalu pergi menuju dapurnya.

"Bik makanan untuk Mamy sudah bibik masak kan..?"

"Sudah nyonya.." jawab bibik.

"Makanannya bawa kemari ya bik.." Ucap mommy yang lansung diiyakan bibik lalu mengambilnya dan memberikan kepada mommy Sofia.

Mommy sofia lansung membawanya menuju kamar Oma.

"Ini makanannya Hend.." Ucap Mommy Sofia memberikan makanan bubur itu kepada Hendra namun lansung di sambut Devita.Devita membawa bubur mendekati Oma Rosita.

"Nyonya..."

"Panggil aku Oma nak.." pinta Oma.

"Baik nyo..e Oma..,Oma makan dulu ya, setelah itu baru Oma minum obatnya.." Ucap Devita.

"Ia nak.." Jawab Oma.

Devita duduk mendekati Oma dengan tangannya mengaduk bubur itu.semua yang di lakukan Devita di lihat Oleh Mommy dan Hendra.

Devita menyuapi Oma Rosita begitu telatennya,sampai Oma menghabiskan buburnya kemudian setelah itu, Devita membantu Oma meminum obatnya.

"Terimakasih nak.." Ucap Oma.

"Sama-sama Oma.."Jawab Devita.

"Oke...semuanya sudah,Oma beristirahat ya...biar Oma cepat pulih.." Ucap Devita tersenyum namun seketika itu terkejut melihat tangan Oma terulur mengusap wajahnya yang saat itu di tutupi maskernya.

"Boleh Oma melihat wajah di balik masker ini nak..?" Ucap Oma meminta Devita membuka maskernya karena Oma ingin sekali melihat wajah asli dari Devita tampa maskernya.mendengar permintaan Oma,Mommy Sofia saling pandang dengan Hendra.

"Tentu saja boleh Oma.."Jawab Devita perlahan mulai membuka tali masker yang mengait di sanggulan rambutnya dan juga di telinganya.dengan pelan Devita membuka semua masker yang menutupi wajahnya.saat itulah Oma lansung menganga begitu juga Mommy sofia melihat wajah asli dari Devita yang sangatlah cantik. Dari arah pintu Dafa masuk namun terhenti dan dia lansung mematung dengan matanya melihat kearah Devita yang saat itu tidak memakai maskernya.Hendra menyadari tatapan Dafa tertuju kepada Devita. terbesit pikirannya ingin mengoda Dafa saat itu.

"Sudah aku bilang,dia sangatlah Cantik Bro.."Bisik Hendra yang tidak membuat Dafa memalingkan tatapannya kearah Devita.

"Maaf Oma,saya sudah terbiasa memakai masker jadi saya akan memakai lagi masker saya.." Ucap Devita kemudian memakaikan kembali maskernya.

Mommy sofia mendekat kearah Devita yang saat itu sudah selesai memakaikan kembali maskernya.

"Kamu cantik sekali ternyata nak.." Ucap Mommy Sofia tersenyum memegang tangan Devita.mendengar itu Devita tersenyum.

"Terimakasih pujian Nyonya,tapi saya merasa diri saya biasa saja Nyonya.., malahan Nyonya yang sangat cantik sekali.."Jawab Devita balik memuji mommy sofia.

Oma mengedipkan matanya menyuruh Mommy Sofia melihat Dafa yang saat itu masih mematung melihat kearah mereka.Mommy sofia tersenyum melihat ekspresi putranya.

"Lain kali kamu tidak usah membuka makser kamu ya,mommy takut nanti ada yang menyukai kamu nak.." Ucap mommy mengoda Devita yang ikut tersenyum saat itu tidak memahami kalau ucapan Mommy sofia itu sebenarnya menyindir Putranya.

1
Osie
lah kekasih bukan bilik apalagi kenapa mesti eeesssmosiii dafaaaa..goblok
Osie
sdh end sih ya..andai blm aku mau bilang..kenapa derita g ganti no hp aja biar g bs dihubungi lelaki yg ngaku ayah..trs itu si songong tino..kok bs msk ke halaman rmh devita.. bknnya udah dikunci ya pagarnya or cm kunci tp g digembok
Monica Amanda
geregetan sama si devita🙄
Moza Zulfan
koq 50 th sih, aku baca bab 1 umurnya 70 th. apa yg kubaca sudah direvisi ?
Dwi Ning
gunakan ejaan yang benar thor jangan triak tapi tulis yang benar teriak
Juprianto
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
ayolah devita itu udah kwajiban istri jg lama2 kasian dafa
Suyudana Arta
oma baru 50thn, andaikan cucunya 20thn, anaknya kemungkinan 35thn.
jadi oma punya anak pada saat usia 15thn, dan anaknya melahirkan cucu oma di usia 15thn juga😱😱😱
Juna Dong
luar biasa
Wiyanti Yanti
kasihan devita dan dika yah
Wiyanti Yanti
sama"gengsi ternyata /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hartati
Luar biasa
Hartati
Lumayan
Wiyanti Yanti
lanjut thor
Edralina Violita
Luar biasa
FHR
Showroom
Ai Maswah
Luar biasa
MARWAN ERMADI
sapa nama pria itu
FHR
Omanya masih muda ya baru 50 tahun...
FHR
Mungkin maksudnya.. untuk menyuruh Tino tidak bicara omong kosongnya lagi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!