NovelToon NovelToon
Jadilah Tempatku Untuk Pulang

Jadilah Tempatku Untuk Pulang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Angst / Gadis Amnesia
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Wawawiee

Salahkah jika aku penasaran dengan yang namanya cinta dan kasih sayang? Salahkah jika aku sangat haus akan dua rasa itu? Sebenarnya, apa itu kasih sayang? Apa itu cinta?
Disinilah aku, tinggal sebagai seorang keponakan, sepupu, serta orang asing dalam keluarga paman yang sangat membenci kehadiranku. Berbagai cacian, siksaan, serta hinaan, semuanya aku terima. Sampai dimana... dia datang. Tiba-tiba saja, tangannya terulur, membawaku entah kemana dengan kata-katanya yang begitu hangat namun menakutkan.

"Jika kamu sangat ingin merasakan cinta dan kasih sayang, mari kita buat bersama. Mulai sekarang, sampai selamanya... akulah tempatmu untuk pulang."- Adam.

"Jika Anda benar-benar rumah saya, izinkan saya untuk selalu pulang dalam dekapan Anda. Saya mohon, jadilah rumah untuk tempat saya pulang, Tuan Adam."- Ayna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wawawiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Manisnya Pengantin Baru

***

POV Ayna

Rasanya... Tidak lagi sakit seperti yang waktu itu. Malah rasanya... Nikmat, geli, dan juga hangat. Aku seakan-akan berada di atas kumpulan awanan lembut. Pikiranku sudah tidak fokus dengan apa yang terjadi dan aku hanya ingin terbuai akan rasa ini.

Di atasku, Mas Adam menghentakkan pusakanya dengan kencang dan keras. Kita berdua sudah tidak berbalut sehelai benangpun. Kedua tangannya yang berurat menggenggam erat tanganku, seolah-olah mencegah diriku untuk kabur.

Aku pasrah. Aku pasrahkan kepada Mas Adam, apapun yang dia lakukan kepadaku, aku akan menerimanya. Jika Mas Adam meminta hubungan ini selalu dilakukan, maka aku akan setia melayaninya. Terdengar gila memang, tapi aku tak peduli. Karena aku istrinya, aku adalah miliknya.

"Istriku... Aynaku..."

Dengarlah bisikan itu. Yang selalu terucap sedari permainan dimulai. Suaranya berat tapi entah kenapa... Suaranya begitu menggoda dan aku suka. Ah benar, ngomong-ngomong ini sudah berapa lama kami melakukannya? Aku merasa... Ini sudah sangat mana dan aku sangat kelelahan.

'Jam... 12.'

Aiihhh, yang benar saja? Kami sudah berjam-jam melakukannya bahkan aku sudah berkali-kali keluar. Mas Adam baru ada... Dua kali mungkin? Dan apa yang kulihat di atas? Mas Adam tidak sedikitpun terlihat lelah, bahkan masih terus semangat untuk menghentakkan liang surgawiku. Mas Adam, seberapa besar tenaga Mas Adam ini?

END POV Ayna

***

Akhirnya, pergumulan mereka berdua berakhir. Pelepasan Adam begitu banyak di dalam Ayna sendiri bahkan sampai tumpah ruah di sela-sela liang surgawi Ayna. Ayna terengah-engah, lelah dengan pergumulan ini. Tapi ia juga merasa puas karena kenikmatan ini begitu luar biasa baginya.

"Ah, benar. Ayna. Jangan tidur dulu." titah Adam.

"Kenapa? Saya sudah ngantuk..." keluh Ayna.

Dengan terpaksa, Ayna akan mendudukkan dirinya namun segera dicegah oleh Adam.

"Jangan duduk juga. Tetap rebahan dan jangan tutup matamu." ucap Adam tajam.

"Kenapa pula Mas? Memangnya ada yang mau dibicarakan?" sungguh, Ayna benar-benar bingung dengan suaminya. Ada apa ini?

Adam mendekati wajah Ayna dan menatapnya lekat.

"Kalau kamu duduk, semua benihku bakal tumpah ruah dan mereka akan kesulitan menemukan telur indahmu. Lalu jangan tidur dulu, nikmati kehangatan benih yang kuberikan. Tetap rebahan seperti itu, sejenak saja. Mengerti?"

Akhirnya, Ayna mengerti kenapa suaminya melarangnya untuk langsung tidur. Tapi ia juga tak habis pikir kenapa ucapan suaminya begitu frontal begini?

"Maasss, maluuu. Jangan begitu laaahh..." Ayna yang malu menyembunyikan wajahnya di balik lengan Adam.

"Hahahaha! Aduuhhh, istriku ini benar-benar..."

karena sudah gemas, Adam memeluk Ayna dengan erat. Mencium kening Ayna dan kedua pipinya.

"Oh ya, aku lupa. Sebentar."

Adam bangkit dari posisinya. Tubuh polosnya mendekat ke lemari, entah mencari apa. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, ia kembali ke ranjang dan menunjukkannya ke Ayna.

"Kotak apa itu Mas?" tanya Ayna saat melihat kotak besar berwarna merah maroon.

"Hadiah buatmu. Isinya adalah hadiah ulang tahunmu."

"Hadiah ulang tahun? Tapi ulang tahun saya sudah lewat." ucap Ayna bingung.

"Ya. Itu sewaktu sehari sebelum kakek dan nenek keluar kan? Kakek dan nenek sudah mengatakannya kepadaku. Walaupun sudah ada hampir 2 Minggu, ngga apa-apalah. Tetap ini hadiah ulang tahun buatmu. Ayo buka."

Adam mengangkat Ayna ke pangkuannya.

"Anu, Mas. Katanya jangan duduk." protes Ayna.

"Sekarang aman sudah. Lihat ini, benihku ngga ada yang tumpah. Artinya semuanya sudah masuk ke dalam rahimmu. Lagian kan aku juga tadi ngomong ke kamu, sejenak saja."

Saat mata Alia memandang tangan Adam yang menyentuh liang surgawi Ayna, barulah wanita itu menyadari kalau benih suaminya sudah melesat jauh ke dalam dirinya.

"Nah ayo buka sekarang."

Ayna segera melakukan perintah suaminya untuk membuka kotak merah maroon itu. Saat ia buka, betapa terkejutnya Ayna. Ternyata isinya adalah handphone, kalung mutiara, cincin dan gelang giok. Ayna tahu, benda-benda ini sangatlah mahal dan tidak cukup dengan selembar uang berwarna merah muda.

"I-Ini..."

"Ya. Aku beli handphone ini sehari sebelum kita menikah. Aku mau kamu punya juga biar aku bisa menghubungi kamu kapanpun aku mau. Lalu kalung, gelang, dan cincin ini... Sudah lama aku pesan. Sebelum aku pergi ke Inggris untuk waktu yang lama, aku memesan ini untuk diberikan kepadamu suatu saat. Dan inilah saatnya kuberikan kepadamu." ucap Adam tulus.

Ayna menatap Adam lurus. Ia melihat pancaran tulus dan kasih sayang yang begitu besar dari mata Adam.

"Tapi... Saya kan sudah punya Mas. Ini di jari kanan. Juga ngga kalah mahalnya kan dengan ini? Saya jadi ngga enak." Ayna menunjukkan jari manis kanannya yang terpasang kan cincin pernikahannya.

"Ya. Di jariku juga ada. Tapi itu sebagai penanda kalau kita adalah suami istri. Tapi normal bagi seorang wanita jika harus bersolek dengan perhiasan. Aku mau kamu bersolek dengan perhiasan pemberianku, dan aku mau kamu tampil cantik di depanku. Jadi, jangan merasa ngga enak kalau aku akan membawamu hadiah seperti ini lagi nantinya. Karena aku mau kamu tambah cantik. mengerti kan?"

Ayna mengangguk dengan senyuman harunya. Masih tidak menyangka jika dirinya begitu disayangi atau sangat disayangi oleh suaminya. Betapa beruntungnya ia mendapatkan suami spek seperti Adam.

"Oh. Pas ternyata di jari kirimu. Kukira ngga bakalan pas." pulau Adam saat mengenakan perhiasan itu pada tangan Ayna.

"Hehehe, terima kasih ya Mas Adam. Saya mau banget membalas kebaikan Mas Adam tapi saya ngga punya apa-apa."

"Ngga apa-apa. Aku hanya pengen kamu tetap ada, sehat, dan terjaga. Selalu ada di sisiku, itu sudah sangat cukup Ayna. Rasanya benar-benar gila saat aku di Inggris bertahun-tahun, tapi ngga ada sosok gadis kecil yang ku sayangi ini."

Keduanya tertawa malam itu. Suara tawa yang begitu membahagiakan itu menandakan mereka akan baik-baik saja ke depannya dan selalu berharap akan hidup dengan nyaman dan tentram selamanya.

***

Pagi sudah menjelang. Matahari pun sudah muncul di ufuk timur sana. Suara decipan burung-burung kenari bersahutan satu sama lain. Di suatu rumah mewah minimalis itu, dua penghuni sudah sedari tadi bangun dari mimpi indahnya.

Sang wanita sibuk bergumul di depan kompor sedangkan sang pria merapikan kebun di belakang rumah. Banyak sekali sayuran, buah, dan bunga yang tertanam ranum disana. Memang sudah menjadi hobi sang pria berkebun selain bekerja dan berolahraga.

"Lah. Laosnya sudah panen kah? Kok ngga ada? Apa Ayna yang mengambilnya ya?"

"Mas Adam. Ayo sarapan. sudah matang."

"Iya sayang. Sebentar."

Segera pria bernama Adam itu kembali menuju ke rumah, dimana sang istri suda memanggil untuk sarapan. Aroma masakan Ayna sangat menggoda di indra penciuman Adam, perutnya sampai bergemuruh keras.

"Masak apa kamu sayang? Wangi banget." tanya Adam.

"Cah kangkung tauge, ayam goreng sama perkedel tahu. Ada sambal korek juga." jawab Ayna.

"Eh? Itu sawinya sudah panen Mas?" tunjuk Ayna pada keranjang yang diletakkan Adam di dekat meja dapur.

"Iya. Tomat dan cabainya juga sudah panen. Besok-besok aku beli bibit yang baru."

"Oh ya Ayna. Laosnya kamu cabut kah? Aku ngga ke kebun sebelum kita pergi ke rumah kakek nenek." tanya Adam lagi.

"Iya Mas. Sudah panen jadi saya cabut. Ini saya pakai beberapa buat bumbu ayam gorengnya. Sisanya ada di kulkas."

"Oooo, ya sudahlah."

Setelah konservasi itu, mereka makan dengan tenang. Tiada suara dari mulut, hanya ada suara dentingan sendok serta piring. Karena mereka tahu, makan sambil bicara itu tidak sopan dan akan membahayakan diri sendiri, termasuk tersedak.

***

Sesudahnya sarapan, Adam mengajak Ayna untuk bersantai di gazebo belakang rumah. Ayna bersender di bahu lebar Adam sementara tangan Adam sendiri menyentuh pinggang Ayna dengan erat.

"Ayna. Bulan madu kamu mau kemana?" tanya Adam tiba-tiba.

"Bulan madu?" ucap Ayna bingung.

"Ya. Setiap pasangan yang baru saja menikah mereka akan berbulan madu. Entah di dalam negeri atau di luar negeri. katakan, kamu mau kemana?"

Ayna merapatkan kedua matanya. Ia sejujurnya tidak ada gambaran untuk berbulan madu kemana. Toh, sejujurnya juga ia sangat introvert. Ia tidak menyukai keramaian dan sangat suka menyendiri.

'Oh ya. Tempat itu... sudah lama pula ngga kesana.'

"Mas Adam."

"Ya. Mau kemana?"

"Saya mau ke tempat dimana tempat itu adalah... Kali pertama ayah dan ibu bertemu. Dan itu juga tempat ayah melamar ibu. Saya sudah berkali-kali kesana dulu, semenjak ayah dan ibu masih ada." pinta Ayna.

"Dimana itu?" tanya Adam.

"Air terjun Tumpak Sewu. Dan saya juga pengen pergi ke air terjun lagi, menikmati airnya yang dingin dan jernih."

Adam merapatkan pelukannya. Ia tak menyangka jika istrinya ini hanya ingin pergi bulan madu ke tempat dimana ayah dan ibunya bertemu pertama kali. Padahal ia sudah menyiapkan list nya untuk pergi ke tempat yang jauh lebih indah dan mewah.

"Ya sudah. Kita akan kesana ya. Mungkin juga kita ngga hanya ke air terjun Tumpak Sewu. Bagaimana kalau ke Bali juga untuk menikmati suasana pantai dengan sunset?" tawar Adam.

"Pantai? Boleh Mas! Saya bawa ember juga ya!" ucap Ayna semangat.

"Buat apa ember?"

"Ya kumpulin cangkang kerang dong, lumayan lah buat hiasan gantungan hehehe. Ya ya, bawa ya?"

"Iya, terserah kamunya."

Saking senangnya, Ayna langsung menyerang Adam dengan pelukan erat. Sampai Adam kehilangan keseimbangan dan jatuh terlentang. Tepat di atas tubuh Adam, Ayna selalu menggumamkan kata terima kasih kepada suaminya itu.

'Aihhh istriku ini, paling semangat kalau soal makanan atau pergi ke tempat-tempat sederhana. Kalau uang, perhiasan, pakaian mahal atau yang berbau mahal, dia malah terkejut sampai melotot horor gitu. Hahaha, mendiang ayah dan ibu mertua memang hebat ya dalam mendidik Ayna.'

***

Di lain sisi Adam dan Ayna yang merayakan kebahagiaan mereka, Hendry menatap seorang wanita muda yang ada di hadapannya. Ia menatap datar wanita yang menangis sesegukan itu.

"Yakin kamu ngomong begini? Apa kamu jujur dengan apa yang kamu bilang barusan? Apa kamu mau mempertanggung jawabkan hal ini, jika ternyata yang kamu bilang itu adalah palsu?"

"Hiks... Aku benar-benar mengatakan yang sebenarnya kak... Aku diancam sama mereka bertiga... Saking frustasinya juga, aku menyiksa sepupuku... Kumohon percayalah padaku, kak Hendry... Aku adalah korban disini... Huhuhu..."

Hendry menghela nafasnya. Ia sudah benar-benar lelah dengan apa yang terjadi tiga hari yang lalu. Apa boleh buat sudah.

"Baik. Kuberi kesempatan lagi buatmu. Tapi ini yang terakhir! Jika kamu membuat kesalahan lagi, aku akan membuangmu dan ngga mau berurusan denganmu lagi."

"Terima kasih kak! terima-..."

"Tapi ini ngga gratis, Alea."

"A-Apa?"

Hendry mendekati wajah Alea dan menyeringai. Tangannya menyentuh dagunya dan berkata...

"Setelah aku berhasil membujuk ayah dan ibu untuk rujuk denganmu, kamu harus menuruti perintahku. Lakukan segala perintahku untuk mendapatkan tanda tangan kerja sama dengan Emanuella Corporation. Bisa kan kamu?"

~Bersambung~

1
Dinar
Aku kasih bunga biar bermekar dihati Ayna
Dinar
Hallo author aku kasih 2 gelas kopi ya biar buat nemenin pas update episode 🥳🥳
Ataru Moroboshi
Saya suka sekali sama cerita ini, ayo cepat update lagi biar saya gak kesal.
Jena
Bikin terharu
valeria la gachatuber
Membuat terkesan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!