NovelToon NovelToon
Di Buang Ayah Dan Ibu

Di Buang Ayah Dan Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cerai / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:6.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Uul Dheaven

Setelah orang tua nya bercerai, Talita dan kedua adiknya tinggal bersama ibu mereka. Akan tetapi, semua itu hanya sebentar. Talita dan adik-adik nya kembali terusir dari rumah Ibu kandung nya. Ibu kandungnya lebih memilih Ayah tiri dan saudara tiri nya. Bukan itu saja, bahkan ayah kandung mereka pun menolak kedatangan mereka. Kemana Talita dan adik-adik nya harus pergi? Siapa yang akan menjaga mereka yang masih sangat kecil? Jawaban nya ada di sini. Selamat membaca. Ini novel kedua ku ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Hari ini Talita memulai usaha barunya, setelah mengantarkan Tania ke sekolah, ia pun mulai menjajakan dagangan nya.

"Beli.. Beli.. Ada lauk untuk makan siang enak. Beli.. Beli.. Murah aja kok."

"Dek, jualan apa sih. Orang baru ya?"

"Iya, Kak."

"Jangan panggil kak dong. Jadi malu. Saya kan udah tua."

"Loh, saya kirain masih gadis kakak ini."

"Kamu pinter sekali ya menggoda. Ini ada lauk apa saja?"

"Ini sambel teri kacang, sayur bening sambel terasi, ikan asin cabe ijo, telur puyuh sambal goreng dan masih banyak lagi, Bu. Pilih aja. Murah meriah. Seporsi cuma lima ribu."

"Wah, bisa hemat ni kalau kayak gini. Besok-besok Ibu pesan sama kamu aja deh ya. Tapi, ini Ibu coba dulu. Kalau suami dan anak-anak cocok, Ibu beli lagi."

"Boleh bu. Saya Talita, tinggal di rumah paling ujung."

"Oke. Saya ambil lima bungkus ya. Kayak nya sedap-sedap ini. Nggak perlu masak lagi."

Hari pertama jualan, Talita langsung mendapatkan banyak pelanggan. Ternyata, Ibu-ibu yang tinggal di sana merasa terbantu dengan ada nya lauk yang di jual oleh Talita.

Mereka yang sibuk bekerja dari pagi hingga sore, merasa sangat terbantu. Setiap hari Talita tidak perlu berlama-lama, dagangan nya langsung ludes seketika.

"Kamu masih muda tapi pinter masak ya nak."

"Cuma masakan gini aja kok Ibu-ibu. Karena dulu saya suka bantuin nenek di dapur. Maka nya udah biasa."

Selama dua bulan berjualan lauk, Talita sudah menemukan pelanggan tetap. Bahkan Talita juga membuka bisnis catering bagi yang mau ambil banyak.

Tapi, itu semua hanya sementara. Di gang depan rumah Talita, ternyata ia sekarang memiliki saingan. Ibu yang sering bertanya resep padanya kini malah berjualan hal yang sama seperti dirinya.

"Talita, apa kamu nggak tahu, sekarang dia ikut-ikutan kamu tu."

"Biar saja, bu. Kalau rejeki tidak akan tertukar."

"Tapi dia curang, masak sama dia cuma empat ribu. Itu tanda nya dia mau pelanggan kamu lari ke dia. Dan yang dia jual juga sama seperti masakan yang kamu buat."

"Sudah, tidak apa-apa. Biarkan saja dia berbuat seperti itu. Mungkin ini bukan rejeki aku loh bu."

"Kamu tenang saja. Masakan mu tetap lebih enak. Ibu jamin itu."

Setelah dua hari berjualan dan dagangan nya tidak banyak laku, hari ini Talita memilih untuk libur. Ia ingin bersantai-santai dahulu. Sekarang ia harus memikirkan bisnis nya yang lain.

Tidak mungkin ia terus berjualan lauk jika ada tetangga yang berjualan juga. Karena di kawasan itu, belum terlalu banyak penduduk nya. Kecuali jika Talita mengubah arah tujuan nya.

"Jualan apa ya kira-kira,"

"Kak Talitaaaa! Tania pulang. Oh ya kak, bisa nggak besok kakak buat kue."

Tania yang baru pulang langsung saja berkata seperti itu.

"Buat kue? Untuk apa?"

"Besok, ada acara di sekolah kami. Bu guru bilang urusan konsumsi itu menjadi urusan Tania. Tania kan bingung ya kak. Dimana kita mau pesan kue sebanyak itu."

"Hmm,, kayak nya bisa deh. Emang berapa uang yang diberikan ke kamu?"

"Segini kak. Apa cukup?"

"Wah, ini sih lebih dari cukup dek. Kamu bantuin kakak belanja yuk."

Mereka berdua pun langsung ke pasar untuk membeli bahan-bahan dan perlengkapan membuat kue.

Dengan uang segitu banyak nya, Talita akan membuat kue yang enak. Mana tahu usaha nya nanti akan di lirik oleh banyak pelanggan. Bukan hanya memasak, Talita juga sangat ahli dalam membuat kue.

Dari kecil, nenek nya sudah banyak mengajari nya memasak dan memanggang. Talita sangat menyukai itu.

Setelah pulang dari pasar dengan menyewa becak mesin, mereka pun langsung menata bahan-bahan pembuatan kue.

Rencana nya, Talita akan membuat Bolu pandan, puding buah dan Risol isi ayam. Tidak lupa ia membeli beberapa kotak dan air mineral.

Malamnya, Talita langsung berkutat di dapur sederhana milik nya. Ia membuat isian untuk Risol terlebih dahulu. Kemudian, Baru lah ia membuat puding buah. Setelah semua puding tertata di dalam cup, ia memulai membuat kue bolu pandan.

Jam tujuh pagi, kotak-kotak yang berisi kue itu telah siap. Entah jam berapa Talita tidur, ia sampai lupa beristirahat karena bersemangat sekali dalam membuat kue.

"Yuk kita pergi. Pak, hati-hati ya bawa becak nya. Pelan-pelan aja."

"Iya dek. Gampang tu."

Tania naik ke dalam becak dan menjaga kue-kue yang telah di letakkan di dalam kardus. Talita lebih memilih menaiki sepeda nya dan mengikuti dari belakang.

"Wah, rame juga ya dek. Acara apa sih?"

"Acara syukuran kak. Kan sekolah kami banyak mendapatkan penghargaan. Oh ya, kakak jangan pulang dulu ya."

"Emang nya mau ngapain kakak di sini?"

"Semua orang bawa orang tua nya, Kak." Ucap Tania berkaca-kaca.

"Oke. Kakak di sini nungguin adek kakak. Tapi, kamu nggak malu kan dengan penampilan kakak yang begini?"

Tania langsung memeluk kakak nya erat. Bukan nya menjawab, ia malah semakin menangis sesenggukan.

*****

Semua wali murid telah duduk di tempat yang telah di sediakan. Talita yang merasa minder memilih duduk di kursi paling belakang.

Tibalah waktu nya Kepala sekolah mengucapkan sepatah dua patah kata, dan memberikan selamat kepada murid yang berprestasi.

"Kita sambut Ananda kita yang luar biasa, karena dia lah sekolah kita mendapatkan banyak penghargaan. Ananda Tania Sudrajat, di persilahkan naik dan menerima hadiah mu."

Tepuk tangan bergemuruh diberikan kepada Tania. Talita hanya mematung di tempat nya. Bulir bening menetes tanpa di komando.

" Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Guru semua nya yang telah mendidik Tania sehingga menjadi seperti ini. Dan untuk wanita spesial yang paling hebat di mata Tania, dia adalah kakak sekaligus orang tua terbaik. Kak Talita, terima kasih untuk semua kasih sayang ini. Semua yang Tania dapatkan hari ini, itu berkat kakak."

Tania langsung menghentikan pidato singkat nya dan berlari memeluk Talita yang berada di kursi paling belakang. Mereka berdua menangis sambil berpelukan.

Orang-orang di sekitar juga terkena virus menangis dari mereka. Tidak ada yang tidak meneteskan air mata saat melihat kedua anak malang itu.

"Sudah, jangan menangis. Nanti jelek muka nya."

"Ini untuk kakak."

Tania langsung mengalungkan penghargaan itu di leher kakak nya. Di sana tertulis, Tania memenangkan beberapa jenis olimpiade. Ia bahkan hampir memborong seluruh hadiah.

"Wah, kue nya enak sekali ya."

Tiba-tiba seorang wali murid berkata dengan teman yang ada di sampingnya.

"Iya. Baru kali ini aku makan kue se enak ini selama mengikuti kegiatan di sekolah ini."

"Mau nanya, ah. Mana tahu nanti bisa untuk arisan komplek."

"Aku setuju. Yuk kita nanya ke Guru yang ada di sana."

Talita tersenyum senang, ia tidak menyangka

jika kue buatan nya di puji seperti itu.

*****

Sesampai nya dirumah. Tania menghitung uang yang ia dapatkan dari guru-guru nya yang ada di sekolah. Bukan itu saja, ia juga banyak mendapatkan uang dari olimpiade tersebut.

"Kak, ini untuk kakak, ya."

"Simpan aja dek. Suatu saat nanti kamu pasti butuh kan."

"Kakak aja deh yang simpan. Nanti hilang akal sama Tania."

"Gimana kalau kita tabung di bank aja? Jadi nanti kamu bisa ambil kapan pun kamu mau."

"Boleh deh kak. Oh ya, celengan nya Tasya, gimana?"

Celeng berbentuk boneka Panda itu masih ada di sana. Entah berapa jumlah uang yang ada di sana. Celengan itu sudah ada sejak Tasya lahir.

Setiap kali di berikan uang jajan oleh kakek dan nenek, Tasya selalu menabung nya di sana.

Talita tidak pernah membuka celengan itu. Ia biarkan saja celengan itu menjadi milik Tasya selama nya.

1
Oom aqilla zalfa Bulandari
baru bab 1 udah ikut mewek baca'a
Surya Hermawan
Luar biasa
nia
daterjen
Putri Azah
Kecewa
Putri Azah
Buruk
nia
bondan siapa thor?
Ros Simbolon
ibu yang begitu sadis akan dapat karma.
Ros Simbolon
Kecewa
Ros Simbolon
Buruk
nia
why? bagas pacaran sama andini?
Uul dheaven: Pacar nya si Andini.
total 1 replies
Fiqih Ramadhan
Biasa
Fiqih Ramadhan
Buruk
Sugi Yatmi
Luar biasa
Ruli Felicia
Duh pinjem ke renternir bikin susah aja
Marianti Lim
kecewa aku thor sama rian...jd polisi tapi kok gak bisa tegas.
Marianti Lim
inilah sifat manusia yg sulit utk dihilangkan...belum ada memohon kpd tuhan n mencoba segala cara eee sekali udah dapat sering dilupakan atau tidak dipedulikan, paling parah tiba2 jadi beban hidup.
Sri Rahayu
ya Allah aku nangis sampai sesegukan karna cerita ini mirip sama kisah masa kecilku punya ibu tiri BP tiri tp Alhamdulillah semuanya baik tp aku sama Kakaku diurus nenek Krn mamah dan Bpku JD TKW diarab
Nur Alfadillah
Kecewa
Nur Alfadillah
Buruk
kurnia rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!