Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tujuh
Fanya, Kalista, Dafa dan Haris memasuki kelas yang sama.Mereka memilih untuk duduk di baris paling kanan agak diatas.Ketika kelas akan di mulai,Fanya melihat Al dan teman-temannya berjalan memasuki ruangan.Eh,kenapa dia di sini?
Tanpa Fanya sadari Al sudah duduk di sampingnya. Ia melirik sekilas Al dengan penuh tanda tanya.Sudah beberapa Minggu kenal ia benar-benar tidak pernah bertanya apapun mengenai laki-laki itu.
"Kok Lo di sini?"tanyanya pada Al.
"Ngulang mata kuliah."
Fanya mengangguk mengerti.Tak lama dosen datang untuk pembagian kelompok satu semester kedepan dan ya bagaikan takdir Dia dan Al berada di satu kelompok yang sama.Selain Al,ia juga satu kelompok dengan Haris dan Dafa.Sayang sekali ia tidak satu kelompok dengan Kalista.Bukan apa-apa, masalahnya kelompoknya terdiri dari laki-laki dan hanya dia yang perempuan.Fanya benar-benar bingung jika berinteraksi selama kerja kelompok nanti,apalagi ketiga laki-laki ini orang baru ia kenal.
Tanpa buang waktu mereka menentukan jadwal untuk bertemu.
"Oke.Berarti kita ketemu setiap hari kamis aja gimana?"usul Dafa.
Mereka semua mengangguk, pasalnya diantara mereka jadwal yang tidak terlalu padat hari Kamis.
"Oke.Kalau begitu gue minta kontak kalian supaya mudah buat dihubungi,"kata Haris.
Fanya, Dafa dan Al memberikan kontak mereka pada Haris.Tak lama Haris sudah mengundang mereka ke grup khusus mata kuliah ini.
Suara dosen menghentikan ucapan mereka dan dosen memperbolehkan mereka untuk keluar kelas jika diskusi dengan kelompok sudah selesai.Kerena kelompok Fanya sudah selesai diskusi, akhirnya mereka memilih untuk membereskan barang-barang dan keluar dari kelas.
Fanya menoleh ketika merasakan tangan Dafa di kedua bahunya dan mendorongnya agar segera maju.
"Kalista,gue dan yang lain nunggu di depan ya." Ujar Haris.
Ketika mereka sampai di ambang pintu,Al berjalan dengan cepat menyusulnya dan Dafa keluar kelas.Aku menatap Al yang sudah menjauh,ada apa si?
Sesampainya di luar kelas.Fanya,Dafa dan Haris duduk lesehan di teras kelas.
"Cowok yang tadi siapa?" tanya Haris padanya.
Fanya mengerutkan keningnya."Cowok yang mana?" tanya Fanya bingung.
"Yang sebelah Lo."
"Oh,dia teman gue. Belum lama ini gue kenal. Kenapa?"
"Kayanya dia suka sama Lo deh, Nya " Kata Haris.
"Kenapa Lo bisa nyimpulin gitu? Kalian kan baru aja ketemu,"tanya Fanya penasaran.
"Ya selama kelas berlangsung,gue perhatikan dia ngeliatin Lo Mulu.Tadi gue nyuruh Dafa buat rangkul lo, kayaknya cowok itu keliatan gak suka,"Ucap Haris menjelaskan
"Gak mungkin,"sangkal Fanya.
"Kenapa gak mungkin?Haris bener,gue juga ngerasa kalau cowok itu emang suka sama Lo,"sahut Dafa.
"Gak usah ngada-ngada deh,gue sama dia kenal gak lebih dari dua minggu.Masa iya udah suka aja,kita jarang benget ketemu apalagi ngobrol."
"Mungkin aja,cinta pandangan pertama itu ada loh,Nya."
Tiba-tiba bahu Fanya terdorong dari belakang karena Kalista memeluknya dari belakang.
"Lagi ngobrolin apa si?"tanya Kalista penasaran.
"Kepo deh Lo,"ujar Dafa.
Kalista cemberut mendengar ucapan Dafa.
"Makanya di kelas jangan lama-lama jadi ketinggalan berita kan,"sahut Haris.
"Gue ngobrol bentar sama temen baru."
Haris dan Dafa akhirnya menceritakan semua yang mereka bicarakan mengenai Al pada Kalista.
"Cowok yang namanya Al itu kayaknya emang suka sama Lo deh, Nya,"ujar Kalista.
Ini lagi perempuan satu, ikut-ikutan aja. Lagipula mana mungkin Al menyukainya. Harus ia akui Al itu laki-laki yang cool dan tampan, pasti banyak perempuan yang tertarik pada Al.Rasanya tidak mungkin kalau Al tidak memiliki kekasih dan malah menyukainya.
"Emangnya Lo gak suka sama dia?gue lihat si kayanya dia cowok yang cukup populer tapi karena sikapnya terkesan dingin jadi gak banyak cewek yang terang-terangan deketin dia."
Fanya melirik ke arah Haris. Suka? Bahkan ia sama sekali tidak berpikir untuk menyukai seseorang, apalagi laki-laki yang baru beberapa hari ia kenal.
"Gak tau,gue bingung,"ucap Fanya pelan.
"Lo pernah jatuh cinta gak si?"tanya Dafa.
Fanya menggeleng lemah, bahkan ia tidak tahu pasti seperti apa rasanya jatuh cinta.
Baik Haris atau Dafa, keduanya menepuk jidat.
"Astaga.Kal, Lo gak pernah ajak dia ketemu cowok kah? Gebetan Lo kan banyak,kenalin kek satu gitu supaya ni cewek bisa ngerasain jatuh cinta,"ujar Haris.
Kalista hanya menunjukkan deretan giginya.Lagipula Fanya tidak pernah tertarik berkenalan dengan laki-laki.Jika memang ada yang suka,yasudah.
"Lo normal kan.Nya?" tanya Dafa.
Fanya melotot lalu memukul lengan laki-laki itu sedikit keras.Ia memang tidak tertarik berkenalan dengan laki-laki,tapi bukan berarti dia tidak normal.
"Sembarangan kalo ngomong.Gue masih suka liat cowok-cowok ganteng kok,"ujar Fanya.
"Oke.Pernah ada yang nyatain perasaan gak sama Lo?" tanya Kalista.
Mendengar pertanyaan Kalista, seketika ia teringat pada Baskara.Dari banyak laki-laki yang pernah ia temui,hanya bocah itu yang menyatakan perasaan padanya.
"Ada," jawab Fanya.
"Siapa?" tanya ketiganya bersamaan.
"Tetangga gue"
"Dia ganteng?"tanya Kalista.
Fanya terdiam sebentar,lalu ia mengangguk kecil.
"Lo terima pernyataan dia?"
Fanya menggeleng.
"Kenapa?"
"Dia masih bocah."
"Maksudnya?"tanya Kalista.
"Tetangga yang nyatain perasaan ke gue itu 6 tahun lebih muda dari gue" jawab Fanya.
Kalista melongo mendengar jawaban Fanya."Nya.Ternyata brondong juga kepincut sama Lo ya. Kenapa gak Lo terima aja,Lo bilang dia ganteng."
"Enggak.Mana mungkin gue pacaran sama bocah."
"Loh emangnya kenapa?salahkah pacaran sama yang lebih muda?"tanya Haris.
"Masalahnya,dia umur gue sama dia jauh."
"Gak ada yang salah.Cuma beda 6 tahun kan? Berarti sekarang kira-kira dia umur 17 tahun.Gak terlalu jauh.Lagipula setelah dia udah nyelesain pendidikannya,gak akan terlihat kalau perbedaan umur kalian jauh."
Fanya terdiam.Tunggu, kenapa dia jadi kepikiran Baskara.
"Udah jangan di bahas lagi,lagipula kenapa jadi bahas tetangga gue?"
"Bukan begitu.Gini deh,Lo kan kenal cowok yang namanya Al itu,terus tetangga Lo.Apa yang Lo rasain ketika dekat sama keduanya?"tanya Dafa.
"Hmm.kalau Al,entah kenapa pertama kali kita kenalan gue udah ngerasa nyaman.Dia juga orang yang baik, walaupun memang benar kata Haris kalau dia sedikit dingin.Setiap kali dia ngasih perhatiannya jantung gue selalu berdebar.Kalau Baskara,awalnya gue gak rasain apa-apa.Tapi beberapa hari terakhir,banyak hal yang dia lakuin buat gue.Setiap kali dia ngelakuin hal itu,gue selalu ngerasa berdebar seakan jantung gue mau copot.Debaran jantung gue lebih terasa waktu sama dia, terkadang gue juga selalu mikirin dia,"ucap Fanya panjang lebar.
Mereka melongo mendengar ucapan Fanya.
"Lo bego apa gimana si? Jelas-jelas Lo suka sama mereka berdua.Tapi gue ngerasa Lo lebih suka sama tetangga Lo itu,"pekik Haris.
"Gue suka sama mereka?gak mungkin,"tanya Fanya ragu.
"Haduh Kal,temen Lo ini bener-bener ya,"ujar Dafa terlihat frustasi.
"Nya.Kenapa gak Lo coba sama tetangga Lo aja?"tanya Kalista
"Kenapa harus dia?" tanya Fanya.
"Ya menurut gue kalau sama Al,mungkin masih kurang klop karena kalian baru saling mengenal.Sedangkan sama tetangga Lo,kalian udah kenal dari lama kan?" jelas Kalista.
"Tapi dia lebih muda Kal."
"Lalu masalahnya dimana?hanya sebatas usia kan?.Dia suka dan perhatian sama lo.Lo sendiri tanpa sadar juga punya perasaan yang sama,jadi selain usia gak ada masalah kan?"
"Hmm.gue setuju si sama yang diucapin Kalista.Terkadang kita gak bisa menilai seseorang karena usianya.Bisa jadi tipe Lo itu ada di dalam diri cowok itu,"ujar Haris
Fanya menghela napasnya.Setelah mendengarkan perkataan teman-temannya ia jadi kepikiran.Apakah ia benar-benar menyukai kedua laki-laki itu?apakah ia harus mengikuti saran Kalista untuk menjalani hubungan dengan Baskara yang jauh lebih muda.Atau berusaha mengenal lebih Al,yang seumuran dengannya?
Haris menepuk pundak Fanya. "Nya, gue saranin pikirin baik-baik. Gue dan yang lain nggak maksud maksa lo buat jatuh cinta sama siapapun. Tapi, gue nggak mau lo ngerasa nyesel karena mengabaikan seseorang yang jelas-jelas suka sama lo. Meskipun gue baru sehari kenal sama lo, gue udah ngerasa kita kayak sahabat."
Fanya tersenyum,ia juga senang berkenalan dengan Dafa dan Haris.Mereka berdua bisa membuatnya merasa nyaman berteman hanya dalam waktu sehari.
"Haris bener Nya.Kita gak maksa Lo buat berhubungan sama siapapun.Tapi kalau salah satu diantara dua cowok itu ada yang benar-benar bikin Lo nyaman,gak ada salahnya mencoba berhubungan.Gak peduli dia masih muda atau tua,jika sudah saling jatuh cinta gak ada salahnya."
Fanya mengangguk,ia merasa bersyukur karena memiliki teman seperti mereka.
__
Pulang kuliah,Sagita menghubunginya.Gadis itu memintanya untuk menemaninya ke cafe.
Fanya dan Sagita menuju meja kosong yang ada di tengah ruangan sambil membawa minuman yang telah mereka pesan.Makanan yang telah mereka pesan akan diantarkan ke meja oleh pramusaji.Setelah duduk,banyak sekali yang mereka bicarakan.
Di tengah pembicaraan mereka, pramusaji datang membawa makanan pesanan mereka.Pembicaraan mereka terhenti.Sagita mengalihkan perhatiannya pada makanan yang berada di meja.
"Makanan sama minuman di sini enak-enak.Selain tempatnya yang bagus,makanan sama minumannya juga gak sembarangan.Pemilik kafe ini juga ramah.Gak heran kalau tempat inis selalu ramai dikunjungi orang-orang,"Guman sagita.
Fanya mengangguk sambil menyeruput minumannya, menanggapi ucapan Sagita.
"Eh.Nya, Baskara udah punya gebetan belum ya kira-kira?"
Fanya terbatuk-batuk karena tersedak minumannya sendiri.Gara-gara Sagita dia jadi batuk seperti ini.
"Aduh, pelan-pelan aja Nya minumnya."Ujar Sagita sembari membantunya mengambil tisu.
"Nih,minum lagi tapi pelan-pelan,"kata Sagita sambil memberikan gelas minuman padanya.
"Gue gak tau.Lagian kenapa nanya gue si?Lo kan kakaknya atau gak tanya langsung sama orangnya,"jawab Fanya pura-pura bingung.
"Udah seminggu ini dia jadi aneh banget.Gue perhatiin kadang dia senyum sendiri,kadang uring-uringan.Setiap kali gue tanya jawabannya gak pernah bener.Gue pernah iseng tanya dia lagi jatuh cinta sama siapa.Dia gak pernah jawab,malah selalu ngalihin pembicaraan.Gue kan jadi kepo,Lo kan dulu deket banget sama dia.Kayaknya sekarang juga gitu,Baskara gak pernah cerita-cerita gitu sama Lo?"
Fanya menggeleng cepat.Ia lalu mengalihkan pembicaraan ke hal lain.Untungnya gadis itu mudah sekali teralihkan,apalagi pembicaraan yang dibahas mengenai apa yang ia suka.
Kenapa nanya gue si Sagita?Kan jadi bingung gue jawabnya.