Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 33
"Siapa Athena?" Hasha bertanya. Karena dia merasa familiar dengan nama itu.
Flynn berdeham.
"Bukan siapa-siapa. Abang gak sengaja ketemu akunnya, karena gambar dalam postingannya bagus-bagus jadi abang tertarik liat." ujar Flynn. Dia berusaha bicara biasa saja agar adiknya tidak menaruh curiga.
Hasha memang polos, tapi kadang dia bisa peka banget. Jadi sebaiknya Flynn hati-hati. Kalo Hasha sampai tahu dirinya patah hati gara-gara pemilik akun bernama Athena yang tidak pernah ia lihat wujud manusianya, dirinya bisa ditertawakan habis-habisan. Hasha pasti akan menggunakan itu untuk menjadikan bahan bully-an terhadapnya. Jangan sampai deh, jangan sampai.
Lihat kan? Awalnya wajah Hasha biasa saja, namun hanya dalam beberapa detik langsung berubah dan menyipitkan mata menatapnya curiga.
"Tumben banget bang Flynn lihat sosmed, biasanya juga hampir nggak pernah. Ada apakah gerangan?" alis Hasha naik turun dengan senyum penuh arti.
Yup! Hasha memang the best adik yang bisa bikin abangnya ini ketar ketir.
"Emang nggak boleh abang liat sosmed? Cuma kamu yang boleh?"
balas Flynn lagi-lagi bersikap sebiasa mungkin.
"Habisin tuh bubur. Mama buatinnya dengan cinta, jangan sampe nggak dihabisin."
"Cih." Hasha berdecih. Tanpa dia sadar abangnya memang sengaja mengalihkan fokusnya.
"Dek,"
"Kenapa abaang?" Hasha melirik abangnya yang asyik tidur-tiduran. Mulutnya sibuk mengunyah.
"Hari ini nggak ada jadwal kerja kan?"
"Ini hari apa?"
"Kamis,"
"Nggak ada."
"Mau ikut abang liburan ke puncak semalam nggak? sama temen-temen abang. Babang Zayn kamu ikut juga."
"Bang Zayn?"
Hasha tiba-tiba ingat dengan video yang dia lihat tadi.
"Tapi semalam Hasha muntah di pakaiannya bang Zayn, kalo bang Zayn dendam sama Hasha gimana? Hasha masih takut ketemu bang Zayn, nggak ah."
"Ya elah bocah. Zayn itu tergila-gila sama kamu. Mana mungkin dia dendam. Lagian dia bakal ikut juga kalo kamu ikut.
Pipi Hasha langsung timbul semburat merah begitu dengar kata Zayn tergila-gila padanya. Dia jadi ingat peristiwa di mobil kemarin waktu pria itu bilang i love you. Hatinya berbunga-bunga. Ternyata Zayn ada rasa sama dia. Cintanya yang dulu nggak bertepuk sebelah tangan. Duh, senang banget rasanya.
"Hasha, Hasha!"
"Iya?"
"Kok bengong? Jadi mau ikut abang nggak?"
"Mau sih bang. Siapa coba yang nggak mau seneng-seneng apalagi baru kena musibah dikhianatin. Tapi ini masih kepagian. Memangnya abang nggak kerja?"
"Abang cuti sampe besok. Lagian apa hubungan jalan-jalan ke puncak sama pagi?"
"Nggak tahu, heheh." Hasha menyengir lebar.
"Mau ikut nggak?"
"Mm, sabar Hasha mikir-mikir dulu." Flynn tersenyum menggeleng. Pake mikir segala, biasanya langsung di iyain juga.
"Kalo Hasha ajak temen boleh nggak?" Flynn yang dari tadi masih fokus ke hape menoleh ke adiknya.
"Temen siapa? Yang bisa di percaya kan? Mulai hari ini teman-teman kamu akan abang seleksi."
"Ih, temen yang ini nggak perlu bang Flynn seleksi. Orang abang udah kenal dari lama banget juga. Prisa, sahabat Hasha dari SMA." kata Hasha. Dia tiba-tiba ingat Prisa dan pengen ajak cewek itu.
"Oh si tomboy."
"Prisa nggak tomboy lagi loh bang. Kalo abang liat Prisa yang sekarang pasti abang langsung terpesona." Flynn terkekeh. Ada-ada saja adiknya. Dia sudah terpesona sama perempuan yang lain yang wajahnya saja belum pernah dia lihat. Walau setahun menghilang tanpa kabar, Flynn masih berharap perempuan itu akan muncul lagi. Sudah terlanjur nyaman soalnya komunikasi mereka.
"Ya udah, habis ini kamu mandi, siap-siap terus kita berangkat. Jangan lupa telpon temen kamu, biar pas di jemput dia udah siap-siap."
"Okey bang!"
Hasha pun cepat-cepat meraih ponselnya di atas nakas dan menelpon Prisa. Dia tahu Prisa pasti masih ragu mau ikut atau bahkan akan langsung menolak, tapi Hasha akan paksa.
Prisa nggak harus ngurung dirinya di kamar terus. Kasihan, Prisa itu pinter banget. Sayang sekali kalau dia takut ketemu orang-orang karena orang-orang jahat tidak bertanggung jawab itu. Hasha harus membantu Prisa bangkit.
Telpon Hasha langsung di angkat. Seperti yang ia duga, Prisa menolak ajakannya. Namun Hasha punya ratusan cara sampai akhirnya Prisa berkata iya. Hasha tersenyum senang. Dia senang Prisa sudah balik ke negara ini lagi. Pokoknya dia akan membantu Prisa bangkit dari keterpurukannya agar rasa percaya diri dan keceriaannya yang dulu kembali.
Ketika mereka sampai di rumah Prisa, Gian yang keluar menyambut. Hasha juga sudah menelpon ijin agar dia bisa membawa Prisa keluar, dan Giant memberi ijin. Karena dia percaya pada Hasha. Buktinya, waktu dia membawa Hasha datang menemui Prisa beberapa hari yang lalu, ada perubahan yang terjadi sama Prisa. Mulai ada perubahan yang terjadi sama adiknya. Yang awalnya tidak pernah mau keluar kamar, kini jadi sering main di taman rumah. Mulai berani berinteraksi dengan para pembantu rumah mereka juga.
"Pagi kak Giaan!" Seru Hasha ceria. Gian tersenyum. Pandangannya berpindah ke Flynn. Ia kenal Flynn. Dulu waktu Hasha dan Prisa SMA, laki-laki itu sering sekali datang ke rumah mereka antar jemput adiknya. Pernah anterin Prisa juga beberapa kali.
"Hai bro'," Flynn menyapa Gian juga. Mereka bersalaman ala cowok. Gian mempersilahkan kakak beradik tersebut masuk lalu naik memanggil Prisa.
"Tunggu sebentar ya, aku panggil dulu Prisanya." kata Gian. Pria itu naik ke lantai atas.
Pandangan Flynn menyapu seluruh ruangan.
"Nih rumahnya kayaknya tambah besar, apa abang yang salah?"
"Ya mana Hasha tahu, ngapain juga abang nanya-nanya? Nggak penting banget deh." balas Hasha.
Ingin sekali Flynn jitak kepala sang adik namun tidak jadi. Pandangannya jatuh pada seorang gadis yang sedang turun dari anak tangga. Wajahnya cantik sekali di mata Flynn. Gadis itu tampak malu-malu pada saat sampai di depan mereka.
"Hasha,"
"Prisa!" Hasha berdiri mendekat ke Prisa.
Prisa? Si tomboy temannya Hasha sekarang sudah menjelma jadi secantik ini?
"Pris, ini abang Flynn. Masih ingat nggak? Wajahnya lebih ganteng dari dulu kan? makhlum, oplas."
Flynn melotot. Si Hasha minta digebukin kali ya. Mana ada dia oplas.
"Dedek, abang lagi baik jangan dipancing ya." Prisa menahan tawa. Hasha dan abangnya yang ini masih sama kayak dulu. Suka banget berdebat. Lagian walau Hasha bilang laki-laki itu oplas dia nggak bakal percaya. Orang dari jaman SMA bang Flynn ini udah ganteng banget. Apalagi kalau ada bang Zayn, dan Suho, ganteng mereka itu pari purna.
"Ha-hai bang," sapa Prisa malu-malu.
Flynn tersenyum tipis. Biasa, jaga image cool-nya di depan orang.
"Jadi, kita pergi sekarang?" ucap Flynn kemudian. Hasha mengangguk lalu menarik tangan Prisa keluar rumah setelah pamitan sama kak Gian.