Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 : Kau pelakunya?
Zayn putar arah. Kendaraannya melaju dengan cepat.
Raut wajahnya menegang. Dia sangat khawatir dengan keadaan Aretha.
Zayn tiba dengan cepat. Sesuai petunjuk Safa, Zayn langsung menuju tempat di mana Aretha sedang mendapatkan pertolongan pertama.
Dengan kasar, Zayn membuka pintu klinik yang masih berada di dalam gedung perbelanjaan itu.
Melihat Zayn yang berdiri di depan pintu, Safa segera berlari menghampirinya.
" Uncle.." Safa menarik tangan Zayn dan membawanya mendekati Aretha.
Aretha tertunduk tidak berani mengangkat kepalanya. Ada Marwah yang duduk tepat di samping Aretha dengan mata sembab. Bocah cantik itu terus memeluk Aretha dan tidak mau melepaskannya.
" Kamu tidak apa apa?" Tanya Zayn lembut.
Aretha mengangguk. Yang di pandangi hanyalah kedua kaki panjang milik Zayn.
" Lihat aku." Perintahnya.
Aretha tidak menggubris. Dia tetap tidak mau mengangkat wajahnya hingga Zayn menarik kursi dan duduk di depan Aretha. Zayn memegangi wajah sayu itu. Di tatapnya lekat netra indah yang dari tadi mencoba menahan tangis.
Zayn terkejut begitu menemukan bekas warna merah di pipi kanan Aretha, bahkan sudut bibirnya ikut berdarah.
" Siapa yang melakukan ini, hmmm?" Tanya nya mengusap lembut bibir Aretha.
Aretha bungkam dan menghindari sentuhan Zayn.
Zayn menghela nafas panjang." Baiklah, ayo kita pulang."
Mereka meninggalkan mall. Zayn mengantar ponakannya terlebih dahulu lalu setelahnya ia membawa Aretha pulang.
Tiba di rumah, tanpa satu katapun, Aretha masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
Zayn putus asa. Dia hanya mampu berdiri memandangi pintu kamar yang tertutup rapat setelah beberapa kali dia mencoba mengetuk dan memanggil Aretha. Dia bisa saja membukanya menggunakan kunci cadangan, tapi tindakannya itu kemungkinan akan membuat Aretha marah.
" Apa yang harus ku lakukan?" Gumamnya.
Perjuangan panjangnya tidak membuahkan hasil sama sekali, Zayn menyerah dan masuk ke dalam kamarnya.
" Semoga besok dia sudah merasa lebih baik."
*
*
Keesokan harinya.
Aretha berangkat ke rumah sakit lebih pagi. Namun sebelum itu, dia menyempatkan diri membuat sarapan untuk Zayn.
Demi menutupi pipinya yang membiru dan bibirnya yang masih luka, Aretha menggunakan masker. Dan sebenarnya dia selalu menggunakan itu sebelum menikah dengan Zayn. Salah satu penyebabnya adalah Aretha mencoba menghindari pertemuannya dengan pria di masa lalu yang telah membuatnya trauma. Setidaknya dengan mengenakan masker, pria itu tidak bisa langsung mengenalinya.
Zayn terbangun dan mendapati Aretha yang sudah berangkat ke rumah sakit lebih dulu.
Helaan nafasnya terdengar berat kala menatap beberapa lauk yang di siapkan di atas meja.
Zayn duduk dan menghabiskan semua lauk yang di tata rapi tanpa menyisakan sedikitpun.
" Kira kira siapa yang memukul nya? Apa dia punya musuh?" Gumamnya sambil berspekulasi.
Segelintir pertanyaan terus berdatangan silih berganti hingga panggilan telpon mengurai lamunan nya.
" Kenapa Fen?"
" Tuan belum melihat pesan yang saya kirimkan. Dan saya akan kembali melaporkan keberadaan nona Kanaya."
" Astaghfirullah, aku sampai lupa. Oiya bagaimana? Di mana dia sekarang?"
" Nona Kanaya sepertinya sedang tur keliling dunia tuan. Setelah mengeksplor Eropa beberapa saat lalu, kini Nona Kanaya terbang ke jepang setelah sebelumnya berada di Thailand."
" Kau benar."
" Tapi tuan, saya menemukan sesuatu yang janggal tentang Nona Kanaya. Di beberapa perjalanannya, Nona Kanaya seperti di temani seorang pria."
" Pria? Kau yakin?" Zayn terkesiap dan seperti tidak percaya.
" Yakin tidak juga tuan, itu hanya pengamatan saya saja dari beberapa foto yang di kirimkan anak buah saya."
" Baiklah, terima kasih untuk informasinya."
Sebelum berangkat ke rumah sakit, Zayn membuka pesan bergambar yang di kirimkan asisten pribadinya beberapa hari lalu.
" Bisa bisa nya aku lupa." Gumamnya.
Gambar pertama, nampak jelas terlihat senyuman manis dari Kanaya, senyuman yang mampu meluluhkan hati Zayn.
Gambar kedua masih sama, wanita berjilbab itu sangat lah cantik.
Di gambar ke tiga, senyum Zayn mulai memudar. Ada gambar yang membuatnya menaruh rasa kecewa pada Kanaya. Begitupun di gambar gambar selanjutnya.
" Apa memang seperti ini penampilanmu?" Katanya penuh dengan penekanan. Kekecewaan dan kesal bercampur menjadi satu.
Zayn melempar ponselnya dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.
Perkataan Fendi tentang pria yang di curigai bersama Aretha tidak terlalu dia perhatikan akibat rasa kesalnya melihat Kanaya yang berjalan di keramaian tanpa mengenakan hijab.
Tiba di rumah sakit. Zayn langsung ke kamar operasi.
Tim sudah siap, sisa menunggu kedatangannya. Begitu Zayn masuk, ruangan jadi sunyi senyap.
Zayn menatap Aretha yang ikut dalam operasinya kali ini, wanita itu tampak kurang fokus dan lebih banyak melamun.
Aretha terpantau lebih banyak menunduk dan mengalihkan perhatiannya ke tempat lain. Zayn tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa sesekali memandangi mata Aretha yang nampak bengkak dan kurang tidur.
Zayn terus melanjutkan pekerjaannya, kekhawatiran nya akan dia lanjutkan setelah menyelesaikan tanggung jawab utamanya.
Operasi selesai, pasien di bawa ke ruang ICU untuk memantau kondisinya pasca operasi.
Aretha menemani pasien tersebut, sebagai residen anastesi, keahliannya sangat di butuhkan. Karena setelah pasien sadar, sudah bisa di pastikan jika si pasien akan merasakan rasa sakit yang luar biasa. Dan untuk mengatasi nyeri, dokter anastesi lah yang harus memantau seberapa besar rasa nyeri yang di derita pasien agar pemberian terapi obat bisa dengan cepat mengatasi atau setidaknya mengurangi rasa nyeri nya.
Zayn masuk ke ruang ICU, ikut memantau pasien yang sekitar dua jam lalu selesai dia operasi.
" Observasi urine dan tanda tanda vital pasien." Katanya pada salah seorang residen bedah yang berdiri di belakangnya.
" Baik dok."
" Bagaimana dokter Aretha. Apa ada keluhan mendasar dari pasien?"
" Untuk sementara semua masih terkendali dok." Jawab Aretha memperlihatkan profesionalitasnya.
Zayn mengangguk dan mendekati Aretha. Zayn memeriksa selang selang yang bergelantungan di tubuh pasien hingga selang terakhir yang tepat berada di depan Aretha.
" Tunggu aku, kita pulang bersama." Katanya setengah berbisik lalu segera berlalu dan melakukan visit untuk pasien yang lainnya.
Aretha mematung. Selain di mall kemarin, ini adalah yang kedua kalinya dia berdekatan dengan Zayn. Bahkan hari ini jauh lebih dekat, hembusan nafas Zayn bisa di rasakan Aretha.
Aretha memegang erat penyangga bedside monitor. Jantungnya kembali berdetak dengan cepat.
Sore hari, mereka benar benar pulang bersama. Zayn tersenyum meski sangat tipis dan tak seorang pun yang tau kalau tarikan tipis dari bibirnya itu memperlihatkan senyuman bahagia hanya karena Aretha mendengar kan ucapannya.
Aretha duduk di samping Zayn, menyandarkan kepalanya dengan tatapan kosong sembari melihat keluar jendela.
" Kamu sudah makan?" Tanya Zayn memecah kesunyian.
Aretha menggeleng.
" Mau makan apa?"
" Nanti saja, aku masih kenyang." Ucapnya tetap melihat keluar jendela.
Zayn mengikuti kemauan Aretha. Zayn melewati sejumlah restoran dan kembali melajukan kendaraannya.
" Kita mau kemana?" Tanya Aretha karena mobil Zayn tidak kunjung berbelok ke rumah mereka.
" Kamu mau ke mana? Ke rumah umi Nisa atau umi Aza." Zayn memberikan pilihan.
" Umi Aza." Singkat Aretha.
Zayn pun mengarahkan kendaraannya ke rumah mewah Brawijaya.
Seperti biasa, umi Aza akan menyambut kedatang Aretha dengan seulas senyuman yang begitu tulus.
" Umi sangat merindukanmu." Katanya mengusap pipi Aretha.
Umi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat pipi Aretha membiru khas bekas stempel tangan. Tapi umi mencoba menyembunyikan nya.
Aretha di bawa masuk dengan meninggalkan Zayn yang berjalan seperti seorang asisten di belakang istrinya.
Umi Aza sudah kehilangan senyuman sejak Aretha masuk ke dalam kamarnya. Umi mondar mandir menunggu Zayn keluar dan mempertanyakan tentang keadaan Aretha yang tidak baik baik saja.
Namun, bukan Zayn yang muncul melainkan abi Adam yang mengucap salam dan di sambut senyuman manis dari umi Aza.
" Zayn datang sayang?"
" Iya."
" Dengan Aretha?"
" Iya bi."
" Panggil mereka turun, kebetulan sekali, Abi beli cake kesukaan Zayn."
" Baik Abi."
Zayn dan Aretha mengambil posisi duduk berdampingan di sofa panjang ruang keluarga Brawijaya.
Abi Adam memperhatikan Aretha dan seperti ada yang berbeda dari menantunya.
Sama seperti umi, abi juga tidak langsung bertanya tentang pipi Aretha yang membiru.
" Bagaimana kabar mu nak?" Tanya Abi pada Aretha.
" Alhamdulillah baik Bi." Jawab Aretha tersenyum.
" Residensi mu lancar?"
" Alhamdulillah, semuanya berkat Abi. Aretha ucapkan banyak terima kasih."
Abi Adam tersenyum. " Semua itu murni karena kemampuan mu. Abi tau kamu bisa melewati empat tahun ke depan dengan baik."
" Insyaallah Abi, Aretha mohon doanya."
" Aaminn.." Ucap Abi dan umi bersamaan.
" Abi pinjam suami mu dulu, boleh?" Tanya Abi Adam.
Aretha terkekeh." Tentu saja Abi."
Zayn beranjak mengikuti langkah Abi Adam.
Abi Adam menutup pintu ruang kerja dan menguncinya.
Netra Abi Adam menatap Zayn dengan penuh amarah.
Zayn yang berencana duduk mengurungkan niatnya melihat ekspresi kemurkaan dari wajah Abi.
" Kau pelakunya?"
...****************...
🤭😍🤩
mudah sekali aslinya zaynnn
tinggalkan gengsi mu
punya kesempatan tium2
nanti jama'ah lagi za mas
5 waktunya setiap hari
lumayan, vitamin 5 kali 😃
halal iniii
😃🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
" hallo pindah kan barang² nyonya Aretha di kamar utama sekarang "
nahh jadi tiap malam bisa bubu bareng teruss 🤣🤣
kamu tu dah jatuh cinta sama areta