Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA TIGA EMPAT
Gosip kampus Alhambra sampai ke mata dan telinga anggota Genk Musang. Motor-motor gede terparkir teratur, di sisinya telah berdiri Kuple, Martin, Mario sebagaimana pemimpin.
Mengetahui kesembuhan kaki Alhambra, tentu saja Mario tidak bisa diam. Apa lagi ketika tahu penggemar Alhambra kembali bersorak sorai mengaguminya.
Selama hampir satu tahun, balap motor dan balap mobil dimenangkan olehnya, sekarang Mario harus menyaksikan kembalinya kaki- kaki sial Alhambra berdiri utuh.
Alhambra bahkan sudah tampak bahagia bersama Kinara, si gadis tomboi; penyebab lumpuhnya kaki-kaki Johan saat ini.
"Kita harus lakukan sesuatu, Yo! Kinara nggak boleh hidup tenang!" Johan menuntut balas, dan teman-temannya harus realisasikan.
"Kita harus bantu rencana Echy kali ini, biar saja Alhambra dan Kinara pisah!" kata Martin.
"Memang apa rencana Echy?" Kuple menimpali serius. Kemarin, Mario dan Martin memang mengirim pengacara untuk Echy.
Echy mengelak telah ikut andil dalam penipuan Miranda. Jadi, sejauh ini hanya Miranda yang mengakui penipuan dan sabotase harta Kinara.
Echy sedang diusahakan untuk bebas dari dakwaan tersebut. Makanya, sekarang Echy hanya disuruh wajib lapor dan dilindungi oleh hukum dan pengacara.
"Minuman p e r a ng sang!" kata Johan.
Kuple tertawa. "Sebenarnya Alhambra sudah sangee kan sama Echy. Ngapain pake obat?"
"Masalahnya sekarang, Alhambra keliatan suka beneran sama Kinara!" kata Mario.
"Tuh Echy!" Johan menatap ke arah kanan, di mana Echy turun dari mobil pengacaranya.
Echy tampak lebih baik dari sebelumnya, jelas saja, sekarang Echy menjadi simpanan Om pengacara untuk perlindungan hukumnya.
"Gimana pengacara pilihan Gue?"
Echy tersenyum pada Mario. "Thanks, ya, Yo. Om pengacara sudah bantu lumayan banyak."
Mario merangkul Echy. "Sekarang, Lu gaet Alhambra. Dan, Gue, gaet Kinara, kita sama- sama untung setelah ini."
Echy manggut-manggut. "Boleh, memang itu yang Gue mau, Gue mau Alhambra balik ke Gue kayak dulu lagi!" cetusnya licik.
Mario tertawa lepas. "Kita akan cari timing yang tepat buat jatuhin mereka semua!"
"Thanks, Mario." Echy mendekati dada bidang Mario yang sontak membasahi bibir bawah.
Echy masih Echy yang cantik, dan sekarang setelah tidak lagi memiliki apa apa, terkesan bisa diajak kerjasama. "Bantuan ini nggak gratis, Sayang, aku mau jasa mu," bisik Mario.
"Di mobil bisa kan?" tawar Echy.
"Boleh."
Mario meraih tangan Echy, akhirnya satu wanita yang pernah ditaksir Alhambra akan dia rasakan nikmatnya. Sebentar lagi, Kinara juga akan dirasakannya.
Keduanya masuk ke mobil, Echy langsung membuka baju dan bersiap untuk melayani bejatnya seorang Mario. "Aku mau puas!"
...\=//°°°®™©™°°°//\=...
Malam esoknya, Alhambra dan anak-anak JAS-MotorClub berkumpul. Basecamp mereka masih sama, yaitu galaxy coffee shop.
Alhambra tampak menikmati petikan gitar Daniel dan nyanyian Freya. Anak-anak club yang lain pun tampak asik di meja lainnya.
"Minumnya, Bra!" Rochmat menggeser cangkir yang untuk Alhambra. Cangkir yang baru saja diturunkan oleh Mbak barista.
"Thanks!" ucap Alhambra. Lalu mencicipi kopi pesanannya. Ah, rasanya sudah lama sekali Alhambra tidak berkumpul bebas seperti sekarang ini, dan semuanya tampak berbeda.
"Kinara mana?" Freya bertanya. Biasanya Alhambra tidak akan pergi tanpa Kinara, dan sudah dua hari ini Alhambra kumpul sendiri.
"Nulis. Sibuk dia." Alhambra kembali menyesap kopi miliknya. Ah, setiap tegukan, disaat itu pula teringat sang istri di rumah.
"Nulis buku ke dua ya?" cecar Freya.
"Hmm." Alhambra mengiyakannya walau matanya fokus pada ponsel. Dan sekarang, wajah jelek Kinara yang menjadi layar tema.
Melihat wajah itu, entahlah, Alhambra mendadak merindu. Inginnya, segera pulang dan mencium bibir manyun di layar itu.
"Gue langsung cabut, ya!" Alhambra meraih kontak motor di meja. Dia juga menyakukan ponsel di saku jaket hitam. "Sorry banget."
"Nggak asik banget, Lu!" Depa protes. Baru juga kumpul, Alhambra sudah mau cabut.
Alhambra menyengir. "Tiba-tiba Gue kangen Kinara. Gue nanti ke sini lagi sama dia."
"Pakai motor?" Tanta Daniel.
"Iya." Sesapan terakhir kopinya sebelum Alhambra melangkah keluar dari area cafe.
Di tengah perjalanan, Alhambra merasa ada sesuatu yang aneh. Tapi-- "Sssh!!"
"Hambra--" Alhambra diam untuk beberapa saat, kakinya terhenti dan menatap wajah cantik tersenyum Echy. "Aku mau ngomong."
"Nggak bisa," tepis Alhambra.
BTW, ia juga tahu berita terakhir terkait Echy. Kabarnya, Echy mendapatkan hak perlindungan hukum karena tidak terbukti terlibat dalam sabotase yang dilakoni Miranda.
Sejauh ini, pengacara Kinara juga tengah mengumpulkan bukti-bukti kongkrit. Dan semoga secepatnya anak ini dipenjara juga.
"Tapi, Hambra--" Echy meraba dada bidang Alhambra yang menepisnya kasar. "Lepas nggak, j a l a ng?!" teriaknya.
Echy masih tetap merangkul dan tidak akan melepaskan Alhambra yang sudah meminum obat p e r a ng sang. "Lu waras kan hah?!"
"Ada apa, Bray?" Depa berlari setelah melihat ribut-ribut di luar. Tak hanya itu, Depa dan Freya juga ikut menyatroni sahabatnya.
"SINGKIRIN dia!" Alhambra menunjuk Echy seolah jijik, padahal dulu Echy begitu dicintai.
Depa yang mengiming-imingi Echy dengan coklat bar seperti kucing. "Cicicicici--"
"Hambra!" Echy masih mau merayu Alhambra, tapi, agaknya upayanya kali ini harus sia-sia.
"Kamu nggak boleh naik motor sendirian, Alhambra, bahaya!" Echy harus katakan itu, karena memang Alhambra sudah dalam pengaruh minuman racikannya.
Sebelumnya, Echy sudah meminta barista memasukan bubuk itu. Hambra tidak akan bisa menyetir dengan baik dalam kondisi seperti ini.
"Alhambra!!"
Echy disingkirkan, meski Echy terus menyuarakan kepeduliannya. Depa dan Daniel yang menyingkirkan wanita tidak tahu diri itu.
"Tapi bener juga, Bray. Lu harus Gue yang setirin. Kaki Lu belum sembuh total," kata Rochmat.
Alhambra setuju, lagi pula, kebetulan sekali malam ini, dia pusing. "Ya udah cepetan."
Rochmat ambil alih motor, dan Alhambra yang membonceng. Freya lantas melambai tangan saat motor tersebut melesat kencang.
"Sssh!" Di jalan, Rochmat mulai risih saat Alhambra membuka helmnya. Kemudian membuangnya serampangan. "Bray! Lu apa apaan sik?! Itu helm mahal, Gila!!"
"Kinara--" Alhambra menjilat batang leher Rochmat yang sontak tersentak. "Gue Rochmat, gila!!" pekiknya.
Namun, Alhambra tak peduli, pemuda itu bahkan meremas dada Rochmat. "Gue pengen banget yumush," bisik manjanya.
"Anjir, Lu waras nggak sih hah?!"
Rochmat menepis walau harus oleng motor mereka, tapi dia benar-benar tidak bisa biarkan Alhambra m e l e c e h kannya.
Alhambra tambah gila. Meraba terus terusan daerah dada Rochmat yang sudah mulai hilang fokus berkendara. "Kemarin pas pake mulut enak banget, Bee, sumpah."
"Astaghfirullah, Bray!! Sadar, Lu!!"
"Bee--" Alhambra juga memajukan duduknya, menggigit pundak Rochmat yang kegelian sampai motor mereka harus oleng. "Pengen susu dari sumbernya lagi, Bee."
"Astaghfirullah." Rochmat mengelus dada, sesekali menepis tangan Alhambra yang masih melanglang buana ke seluruh badan.
"Ahh!" Terakhir, yang paling parah, saat Alhambra menghentakkan miliknya pada bagian belakangnya. "Alhambra!! Huaaa! Tuhan!! Gue ternoda!!" teriaknya histeris.
Rochmat membawa motornya semakin kencang, tak peduli Alhambra memeluknya cukup erat. Dalam pikirannya asal cepat sampai, maka selesailah penderitaan-nya.
Benar saja, tak sampai setengah jam, motor mereka tiba di depan rumah Kinara. Dan rem pakem membuat Alhambra terjatuh ke paving.
Mendengar ribut-ribut, Kinara berlari keluar, dan langsung mencecar. "Kalian ngapain?"
"Suami Lu!" Rochmat bergidik. "Dia mau perkoskos aku, hihh!" gelinya.
"Hah?" Kinara terpelongo. "Perkoskos?"