Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
❤️ Happy Reading ❤️
"Semangat banget bu ... " kata Melda saat melihat sahabatnya sedang sibuk menghias sebuah cake.
"Ah Melda, kamu bikin aku kaget aja." sahut Meyva dengan kepala sedikit menoleh ke arah sang sahabat sebentar, karena dia kembali lagi mengarahkan pandangan pada kue yang ada di hadapannya.
"Dapat pesanan kue tart." tanya Melda namun mendapatkan gelengan kepala dari sahabatnya itu. "Lah terus itu ... " tanyanya lagi menunjuk kue yang sedang di hias itu dengan dagunya.
"Oh ini." kata Meyva dengan jari yang menunjuk ke arah kue. "Ini kue tart spesial untuk ulang tahun Dimas, makanya aku buat yang sebagus mungkin." kata Meyva lagi yang membuat Melda merotasi bola matanya dengan malas.
Entah mengapa Melda tak begitu menyukai kekasih sahabatnya itu semenjak mereka kenal.
"Selesai." seru Meyva dengan rasa bangga melihat hasil karyanya yang begitu indah.
Meyva langsung mengambil kotak dan meletakkan kue tersebut kedalamnya dengan sangat hati-hati. Baru setelah itu mencuci kedua tangannya dan menghampiri sang sahabat yang duduk di salah satu kursi dengan membawa satu gelas air juga satu potong kue yang Meyva ambil dari etalase penyimpanan.
Memang di dapur tersebut ada meja dengan empat kursi yang di letakkan di pojok ruangan.
Biasanya kursi dan meja tersebut di gunakan oleh Meyva atau karyawan lain untuk makan dan sekedar beristirahat sebentar.
Tak
"Tumben datang gak bilang dulu?" tanya Meyva setelah meletakkan minuman dan kue untuk sang sahabat.
"Emang gak boleh datang kesini kalau gak ngasih kabar?" tanya balik Melda yang membuat Meyva gemas sendiri.
"Bukannya gitu, tapi ini aku mau pergi." kata Meyva.
"Pergi, ya pergi aja ... aku bisa di sini sama yang lain kok." sahut Melda dengan santainya.
"Ya sudah kalau gitu, aku mau siap-siap dulu." kata Meyva sambil bangkit dari duduknya. "Maaf ya gak bisa nemenin, tapi beneran gak apa-apa aku tinggal?" tanya Meyva sekali lagi.
Sebenarnya gak enak mau ninggalin sahabat yang sedang berkunjung, tapi ya mau bagaimana lagi ... dirinya memang sedang ada keperluan siang ini.
"Iya." jawab Melda.
❤️
Meyva dengan bahagia keluar dari toko kue miliknya dengan membawa dua paper bag berisi hadiah dan kue yang di buatnya tadi.
Sebelum menghidupkan mesin mobilnya, gadis itu terlebih dahulu meraih ponsel yang ada di dalam tas selempangnya untuk menghubungi seseorang.
Satu dua kali panggilannya tak ada yang menjawab, namun dalam panggilan ke tiga akhirnya Meyva mendengar suara dari sebrang sana.
[Dimas : Iya Mey.]
[Meyva : Kamu lagi ada di mana Dim? Sudah pulang apa belum?]
Karena memang hari sudah sore, jadi sudah jamnya pulang kantor.
[Dimas : Aku lagi keluar sama temen-temen, gak enak mau nolak ajakan mereka tadi.]
[Meyva : Yah, padahal aku mau ketemu buat ngerayain ulang tahun kamu.]
[Dimas : Ya mau gimana lagi, mereka juga ngajakin buat ngerayain ulang tahun aku Mey.]
[Dimas : Em gini aja, nanti malam kita rayain berdua, lagian aku juga gak lama kok sama mereka.]
[Meyva : Ya udah nanti kabari aku kalau kamu sudah pulang.]
[Dimas : Oke, sampai ketemu nanti ... love you.]
[Meyva : Love you too.]
"Masa sih mau balik lagi ke toko, kan gak lucu." gumam Meyva begitu panggilan terputus. "Ah lebih baik aku ke apartemen Dimas aja buat nyiapin surprise buat dia, mungkin bisa ngerayain ulang tahun dengan dinner di apartemen."
Tanpa ba bi bu Meyva langsung melajukan mobilnya menuju ke apartemen milik Dimas.
❤️
Setengah jam berkendara, akhirnya sampai juga di area parkir apartemen.
"Bukannya itu mobil Dimas ya?" tanya Meyva dalam hati begitu melihat mobil yang begitu sangat dia kenali terparkir di sana. "Apa dia pulang dulu untuk bersih-bersih?" gumamnya. "Ah lebih baik aku tunggu disini saja sampai dia keluar." kata Meyva sambil menyenderkan punggungnya di kursi kemudi.
Sudah lebih dari empat puluh menit berlalu, namun masih tak ada tanda-tanda kendaraan itu akan keluar, bahkan sang pemilik pun juga sama sekali tak terlihat batang hidungnya.
"Apa dia sudah pergi dan pakai mobil teman-temannya?" tanya Meyva pada dirinya sendiri hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan pergi ke unit Dimas.
Meyva yang notabene sudah menjalin hubungan cukup lama dengan Dimas, apalagi dengan status mereka yang merupakan calon suami istri dalam waktu sebentar lagi membuat Meyva mempunyai akses untuk keluar masuk apartemen milik Dimas.
Begitu sampai di depan pintu, satu demi satu angka di masukkan dengan jemarinya yang lincah hingga ...
Cklek
pintu pun dapat di buka olehnya.
Apartemen yang dalam keadaan gelap karena lampu tak di nyalakan, jendela yang tak di buka gordennya, sehingga membuat Meyva hampir saja jatuh tersungkur akibat tak sengaja kakinya menginjak sesuatu.
"Ah ya ampun, hampir saja." gumam Meyva.
Kan gak lucu kalau kue yang sudah dia buat dengan sedemikian rupa harus hancur berantakan karena dirinya yang kurang hati-hati.
Meyva langsung meraba sisi tembok sebelah kanan untuk mencari dimana letak saklar untuk menyalakan lampu.
Deg
"Apa ini?" gumam Meyva saat melihat ternyata yang hampir membuatnya jatuh tadi adalah sepasang hagh heels wanita dan juga ada sepasang sepatu pria yang sangat dia kenali siapa pemiliknya.
Dengan jantung berdebar serta perasan yang sudah tak karuan, Meyva memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar utama.
Dia semakin terperangah saat di depan pintu kamar ternyata terdapat kemeja pria dan sebuah dress wanita teronggok begitu saja di lantai.
Meyva memejamkan matanya sebentar, lalu tak lupa menarik nafas dalam-dalam, barulah setelah itu meraih gagang handle pintu dengan tangan sedikit bergetar, membukanya secara perlahan namun pasti.
Matanya langsung membulat begitu melihat pemandangan apa yang ada di depan sana.
Dadanya naik turun, bahkan emosinya terasa sudah di ubun-ubun saat ini, hingga membuat dirinya mengepalkan kedua tangannya untuk menahan luapan kemarahan.
Pemandangan yang begitu sangat menjijikan untuknya. Bagaimana tidak ... di hadapannya saat ini ada sepasang anak manusia yang sedang main kuda-kudaan dengan begitu lincahnya. Sampai begitu asik hingga sama sekali tak mendengar pintu terbuka.
"Terus ... ah ... lebih cepat honey." kata sang wanita dalam d***hannya.
"Kamu begitu sexy sayang ..." ucap Dimas dalam pacuannya.
Prok ... Prok ... Prok ...
Meyva yang sudah tak tahan akhirnya lebih memilih untuk bertepuk tangan dengan keras supaya kehadirannya di sana di ketahui oleh kedua manusia yang sedang berbagi d***han di atas ranjang di dalam sana.
"Mey ... va." lirih Dimas secara spontan saat menoleh ke arah sumber suara.