MAS MONTIR KU SAYANG, TERNYATA ORANG KAYA!! Mungkin begitu judul clickbait yang cocok untuk novel ini😉
Seharusnya pernikahan dilangsungkan bersama pria matang yang sedari kecil digadang-gadang menjadi jodoh Khadijah.
Namun, takdir berkenan lain hingga masa lajang Khadijah harus berakhir dengan pemuda asing yang menabraknya hingga lumpuh.
Kedatangan Athalla di Kalimantan Barat untuk memenuhi panggilan balap liar, justru disambut dengan jodoh tidak terduga-duga.
Pasalnya, kecelakaan malam itu membuat calon suami Khadijah lebih memilih menikahi adik kandungnya; Nayya.
Khadijah dibuat remuk oleh pengkhianatan calon suami dan adiknya. Lantas, di waktu yang sama, Athalla menawarkan pernikahan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Romantis/Komedi/Sangar mendekati keseharian. Thanks buat yg sudah mampir ya💋❤️🫂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTALLA DUA TUJUH
...Maaf lama, aku perlu buka buku lama dulu buat inget nama cucu-cucunya King, wkwk... Kalo lama maklum ya. Sejujurnya Pasha nggak save nama-nama tokoh karena filenya kemarin kehapus dan lupa semua......
..."**"--__--"**"...
Kesimpulannya, King Miller dan Aisha amat sangat menyukai gadis itu. Khadijah diterima dengan baik oleh keluarga besar Athalla.
Tak hanya karena cantik, tapi cctv yang kemarin diberi unjuk ke keluarga tersebut sempat membuat mereka semua terkagum dengan jawaban-jawaban bijak Khadijah.
Rekaman percekcokan Khadijah dengan Alessia, benar-benar menjadi konsumsi menyenangkan bagi keluarga Athalla pribadi.
Memang sedih karena harus menyaksikan tingkah brutal Alessia saat memukuli Khadijah, tapi justru karena inilah mereka lebih yakin untuk memberikan restunya.
Benar, Papa Gantara masih tampak diam, terkesan masih sakit hati. Tetapi, bila untuk restu, boss montir itu sudah bisa dengan suka rela memberikannya.
Athalla maklum, dari dulu Athalla selalu lebih dekat dengan mantan suami ibunya. Dan, itu memang sudah dimulai sedari Athalla belum tahu apa-apa tentang status orang tuanya.
Lagi pula, lagi dan lagi semua salah Pak montir, seharusnya kalau di masa depan akan sering cemburu, Pak montir tidak perlu membuat Athalla dekat dengan Gus Bachrie.
"Assalamualaikum!!"
Semua atensi kini terarah pada Azhara Syakayla. Sepupu Athalla yang sering sekali terlambat datang saat berkumpul.
Padahal, Abang-abang dan kakak kembarnya, Zoya, Zayyan, Zend sudah tiba sedari tadi, dan putri bungsu Om Nabeel yang kelakuannya lebih absurd dari Shakira itu baru saja tiba.
"Waalaikumusalam."
"Mana AngKelBa-nya?" Azha nama panggilan gadis 12 tahun itu. Meski berhijab rapat, Azha suka sekali petantang- petenteng, dan senggol bacok ialah definisinya.
"Apa tadi?" Hampir semua orang mengernyit bingung, yah, sejauh ini kosa kata yang Azha gunakan selalu baru. "AngKelBa?"
"Anggota keluarga baru, gitu aja roaming."
Athalla tertawa gemas, Masya Allah sekali memang bungsu Om Nabeel ini, masih kecil saja sudah terlihat bibit-bibit calon preman.
"Perlu kita ospek nggak ni?"
"Azhara." Nabeel menegur dan Azha menyengir ringan. Memang Azha ini layaknya Qiran yang sering sekali membuatnya pusing.
"Katanya mau jadi istri Gus Asy. Kok kelakuannya preman kayak gitu?"
Akhirnya perhatian semua orang teralihkan kepada istri Gus Bachrie. Mereka baru tiba, sebelumnya keluarga Miller mengundang mengingat Gus Bachrie juga yang membawa Khadijah dari Kalbar ke Jakarta.
"Eh ada Ummi mertua." Azha menyengir. Sikap tengilnya dihilangkan seketika Abi Bachrie dan Ummi Shanan tiba. Tiba-tiba, manis bahkan tangannya bermain-main dengan ujung hijab. "Assalamualaikum. Gimana kabar Gus Asy nya? Hehe--"
"Alhamdulillah, Asy baik."
Semua orang tak percaya, kedatangan Ummi Shanan dan Abi Bachrie bisa merubah pola tingkah Azha dengan begitu cepat.
"Kue buatan Azha kemarin, di makan sama Gus Asy kan, Ummi?"
"Insya Allah dimakan."
Shanan tersenyum teduh, walau harus berbohong, karena Asy bahkan tidak doyan sama sekali dengan kue buatan Azha yang amat sangat pahit, kelamaan di oven.
"Terus mana ceweknya Mas Atha?"
Athalla menarik hijab gadis itu untuk diarahkan pada istrinya. "Namanya Khadijah Khalifah, sebutannya Zaujah Albi Thala."
Khadijah tersentuh, meski suaminya sangat menyebalkan, Athalla sering membuatnya meleleh secara tidak terprediksi. Zaujah Albi Thala, itu sebutan yang menyentuh sekali.
"Masya Allah." Azha membulat mata seolah kagum pada Khadijah, "ini sih bukan cuma cantik, tapi cantiknya kebangetan!"
Walau Khadijah merasa pujian pujian yang terarah padanya ini berlebihan, tapi tidak dengan Athalla yang bangga memamerkan Istri shalihahnya.
Azha mendengus. "Sekarang Azha jadi paham, ternyata kecantikan tidak menjamin nasib baik. Kak Khadijah namanya bagus, cantiknya layaknya sang bidadari, tapi malah jodoh sama Mas montir yang berisiknya ngalahin petasan besan!"
"Astaghfirullah." Tak jarang yang lantas istighfar tapi banyak juga yang tertawa.
Azha salim dengan Khadijah, ia juga menghela napas berat. "Yang sabar ya Kak Khadijah, hidup memang berat. Biar pun mukanya nggak ganteng-ganteng amat kayak Gus Asy, setidaknya duit Mas montir banyak."
Athalla menjewer telinga di balik Khimar Azha yang tertawa bahkan ditertawakan keluarga besarnya.
..."**"--__--"**"...
Khadijah baru saja melihat seisi kamar suaminya. Sangat kontemporer, dan hitam putih tema kamarnya.
Ada gitar, ada piano, ada juga kursi game dan berbagai macam PC yang tadinya hanya Khadijah lihat di konten konten video pendek yang lewat media sosialnya saja.
Belum selesai kagumnya. Athalla sudah membuat dirinya bingung dengan buku-buku rekening dan kartu-kartu bernuansa luxury.
"Ini apa?"
Athalla kecup kening istrinya. "Itu reward karena barusan, pura-pura cinta mati Khadijah Khalifah sangat natural sekali di depan keluarga besar suaminya."
Khadijah tertawa. Ternyata pembahasan pura-pura cinta mati masih bersambung juga.
"Terus ini apa?" Khadijah mengernyit heran dengan uluran obeng yang Athalla persembahkan untuknya.
"Harusnya ini obeng di mata orang normal, tapi karena Mas Athalla lagi jatuh cinta, jadi kelihatannya bunga. Dan bunga ini Mas Atha persembahkan untukmu seorang."
Tak pernah Khadijah lepas dari tawanya, memang suaminya ada-ada saja tingkahnya.
Detik berikutnya, Athalla terdiam mendapat kecupan lembut di bibirnya. "Ini apa?"
"Itu, reward harian yang akan Mas Athalla dapatkan selama menjadi suami Dijah."
"Baguslah!" Athalla rasa Khadijah tidak perlu diajarkan apa-apa. Khadijah tahu tempat dan bagaimana bersikap termasuk paham apa tugas seorang istri shalihah. "Good wife."
Setelah sebelumnya diperkenalkan dengan banyak sekali anggota keluarga, saatnya Khadijah beristirahat. Khadijah kalungkan tangan di tengkuk leher suaminya, saat Athalla meraihnya dari kursi roda.
"Kita jadi ke Kalbar kan?"
"Hmm." Alis Athalla naik satu. "Seneng, mau ketemu mantan?"
"Mungkin iya." Khadijah tertawa oleh remasan di perut rampingnya. "Stop buat aku cemburu, atau hamil cucu Pak montir?!"
Khadijah tak keberatan kalaupun harus hamil muda sekalipun. Masalahnya, cengkraman di perutn cukup membuatnya risih karena geli.
"Mas--" Athalla beri kecup tepat di bibir Khadijah, lalu tertegun. Pinggang Khadijah satu genggaman tangannya yang mulai ingin melakukan hal-hal lebih dari mencengkeram.
Seandainya Khadijah tidak sakit, entah akan seperti apa tingkah laku dia di atas ranjang ini. Bisa jadi, sprei hitam ini terbakar gairah yang dia pendam sejauh masa baligh-nya.
Namun, lain kepala lain pikiran, disaat Athalla melanglang buana dengan otak mesum, Khadijah justru memikirkan hal-hal lainnya.
"Dijah boleh minta sesuatu?"
Athalla berdecak. "Barusan aku kasih semua hartaku ke kamu Khadijah Khalifah, dan kamu masih tanya begitu?"
"Dijah mau beli oleh-oleh buat Bapak sama Mamah di kampung. Sebenernya--"
"Okay." Athalla mengangguk. "Nanti kita ke Mall. Kita beli apa pun yang kamu mau."
"Kita berdua?"
"Sementara istriku cuma kamu. Ya kita berdua dulu. Nanti kalau nambah Threesome kita."
Khadijah pukul pundak Athalla yang tertawa menggodanya. "Aku becanda, Zaujah."
"Memang, Mas nggak malu ajak Dijah ke Mall?"
"Aku lebih malu bawa-bawa Lucky dari pada kamu."
Khadijah tertawa. Dia merasa persahabatan Athalla dan Lucky cukup unik. "Dia sahabat terbaik Mas yang banyak jasa jangan lupa."
Athalla setuju soal itu. "Tapi kelakuan Lucky malu-maluin. Terakhir jalan bareng. Lucky buat Mas dikejar warga gara-gara dia berani- beraninya ngedipin mata buat istri orang."