NovelToon NovelToon
Sekretaris Meresahkan

Sekretaris Meresahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia
Popularitas:414.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

POV Devan

Mimpi apa aku semalam, mendapatkan sekretaris yang kelakuannya di luar prediksi BMKG.

"MAS DEVAAAAAAANNN!!!" Teriakan kencang Freya berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.

"Teganya Mas meninggalkanku begitu saja setelah apa yang Mas perbuat. Mas pikir hanya dengan uang ini, bisa membayar kesalahanmu?"

Freya menunjukkan lembaran uang di tangannya. Devan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Dengan langkah lebar, Devan menghampiri Freya.

"Apa yang kamu lakukan?" geram Devan dengan suara tertahan.

"Kabulkan keinginan ku, maka aku akan menghentikan ini," jawab Freya dengan senyum smirk-nya.

"Jangan macam-macam denganku, atau...."

"AKU HAMIL ANAKMU, MAS!!! DIA DARAH DAGINGMU!!"

"Oh My God! Dasar cewek gila! Ikut aku sekarang!"

Dengan kasar Devan menarik tangan Freya, memaksa gadis itu mengikuti langkah panjangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenangan Masa Lalu

"Freya.."

"A Gavin."

Freya cukup terkejut melihat mantan kekasihnya berdiri di hadapannya. Setahunya Gavin bekerja di Bandung. Dan gadis itu tidak ada niatan bertemu lagi dengan Gavin setelah pengkhianatan yang dilakukan pria itu. Sadar kalau sekarang mereka dipertemukan karena urusan pekerjaan, Freya mencoba bersikap normal.

"Mau bertemu Pak Devan?" tanya Freya sambil berdiri.

"Iya," jawab salah satu pria tersebut.

Freya keluar dari meja kerjanya kemudian berjalan menuju pintu. Mata Gavin terus melihat pada mantan kekasihnya itu. Sekarang penampilan Freya sudah jauh berbeda, dan yang pasti terlihat lebih dewasa dan cantik. Lamunan pria itu buyar ketika mendengar suara ketukan di pintu disusul suara pintu terbuka. Ketiga pria di belakang Freya mengikuti gadis itu masuk ke dalam ruangan.

"Pak.. ada yang mau bertemu," ujar Freya.

Devan mengangkat kepalanya. Dia melihat pada tiga pria muda di depannya. Pria itu menganggukkan kepalanya sambil melihat pada Freya. Gadis itu segera keluar dari ruangan. Devan mempersilakan ketiga pegawai pindahan dari anak perusahaan untuk duduk di sofa. Tak lama pria itu menyusul duduk di sofa tunggal.

"Siapa nama kalian?" tanya Devan.

"Saya Amar dari Batam."

"Saya Putra dari Surabaya."

"Saya Gavin dari Bandung."

"Kalian sudah paham kan kenapa dipindahkan ke kantor pusat?"

"Sudah, Pak."

Setiap tahunnya, Kharisma Group menyediakan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Perusahan memberikan kesempatan pada semua karyawannya untuk mengikuti seleksi beasiswa. Yang lolos seleksi akan melanjutkan kuliah di kampus yang ditunjuk oleh Kharisma Group. Dan selama mengikuti pendidikan, mereka akan bekerja di kantor pusat. Nantinya mereka akan dikembalikan ke tempat semula. Kecuali yang memilik kinerja baik, akan dipertahankan di kantor pusat.

"Semua persyaratan pendaftaran apa sudah dikirimkan?"

"Sudah, Pak."

"Saya harap kalian tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Tunjukkan keseriusan untuk menyelesaikan studi dan bekerja sebaik mungkin di perusahaan."

"Siap, Pak."

"Saya harap akan ada Pak Farhan kedua dari generasi sekarang. Pasti kalian sudah tahu soal Pak Farhan kan?"

"Tahu, Pak," jawab Gavin bersemangat.

Farhan adalah atasannya di Bandung Trade Mall. Dia menjadikan pria itu sebagai role model. Farhan juga tidak pelit berbagi ilmu pada semua karyawan yang bekerja di bawahnya.

"Saya dengar kamu direkomendasikan oleh Pak Farhan," Devan melihat pada Gavin.

"Iya, Pak."

"Jangan sia-siakan kepercayaan Pak Farhan padamu. Buktikan kalau kamu memang layak direkomendasikan olehnya."

"Siap, Pak."

Gavin nampak begitu bersemangat. Dia memang sudah menginginkan beasiswa ini. Beruntung Farhan mau membantu dan membimbingnya. Apalagi ketika tahu Freya bekerja di kantor pusat, yang artinya mereka akan sering bertemu. Tentu saja hal ini semakin menambah semangat Gavin bekerja. Pria itu berharap bisa menyambung lagi ikatan di antara mereka yang sempat terputus.

Karena tidak ada hal lain yang akan dibicarakan, Devan mempersilakan semuanya kembali ke ruangan. Ketiganya segera keluar dari ruang kerja wakil CEO tersebut. Freya hanya menganggukkan kepalanya saja ketika tiga pria itu melintas di depannya. Dia juga berusaha bersikap biasa pada Gavin. Gadis itu bersikap seolah baru bertemu dengannya.

Begitu ketiga pria itu meninggalkan lantai 17, Freya menghembuskan nafas lega. Sejujurnya dia terkejut setengah mati melihat Gavin berada di kantor ini. Kemudian Freya mengingat kalau Bandung Trade Mall memang berada di bawah naungan Kharisma Group. Kepindahan pria itu ke kantor pusat, tentu saja bukan hal yang mustahil. Freya hanya belum siap bertemu dengan Gavin lagi. Masih terbayang peristiwa menyakitkan yang ditorehkan mantan kekasihnya itu.

Sore itu, Freya terus menghubungi Gavin. Gadis itu ingin bertanya apakah di tempat Gavin bekerja masih membuka lowongan. Namun sudah enam kali panggilan, pria itu tidak juga menjawab panggilannya. Freya pun bermaksud menyusul Gavin ke rumahnya. Gadis itu mengeluarkan motor milik Ririn lalu melajukannya.

Jarak dari rumah Banu ke rumah Gavin tidak terlalu jauh karena masih berada di daerah yang sama. Tidak sampai sepuluh menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana menggunakan sepeda motor. Ketika Freya sampai, kondisi rumah Gavin nampak sepi. Tapi itu bukan hal aneh. Orang tua Gavin baru pulang ke rumah di atas jam sembilan. Orang tua Gavin memilki dua toko sembako di dekat pasar dan satu tempat fotocopy di depan kampus Gavin dahulu. Satu toko sembako dipegang oleh Kakak pertama Gavin, sementara tempat fotocopy dipegang Kakak kedua Gavin. Sementara Gavin yang enggan mengurus toko keluarganya, memilih bekerja.

Selesai memarkirkan motornya, Freya segera memasuki pekarangan rumah kekasihnya itu. Matanya langsung tertuju pada sendal Mina yang ada di depan pintu. Sejenak gadis itu termenung. Setahunya Gavin tidak terlalu akrab dengan sepupunya itu. Didorong rasa penasaran, alih-alih mengetuk pintu, Freya justru menuju samping rumah. Dia mendekati jendela kamar Gavin. Kebetulan sekali, gorden jendela terbuka dan keadaan jendela juga sedikit terbuka.

Mata Freya membulat ketika melihat Gavin dan Mina tengah berciuman. Gadis itu menutup mulut dengan kedua tangannya. Rasa marah, kecewa dan cemburu langsung menderanya. Tidak disangka, kekasih yang sangat dicintainya, yang berjanji akan menikahinya dalam waktu dekat, justru berselingkuh di belakangnya. Dan yang menjadi selingkuhannya adalah sepupunya sendiri. Freya seperti mendapat serangan combo.

Didorong rasa marah, Freya menggedor kaca jendela kamar Gavin, membuat dua manusia yang tengah bermesraan itu terkejut. Sontak pertautan bibir antara Gavin dan Mina terhenti. Gavin terkejut melihat Freya berdiri di depan jendela kamarnya. Pria itu bergegas keluar dari kamar dan berlari keluar rumah. Sesampainya di luar, motor Freya sudah melaju pergi.

"Freya!"

Sejak tertangkap basah berselingkuh dengan Mina, Freya langsung memutuskan hubungan dengan Gavin. Dia mengembalikan semua barang-barang yang pernah diberikan oleh pria itu. Beberapa kali Gavin meminta maaf, namun Freya bergeming. Pengkhianatan pria itu tak bisa dimaafkan olehnya. Menurutnya, sekali saja pria sudah berselingkuh, kemungkinan dia akan mengulangi perbuatan itu peluangnya sangat besar. Yang lebih membuatnya sakit hati, Mina sama sekali tidak meminta maaf padanya. Bahkan gadis itu menambahkan luka untuknya. Mina mengatakan kalau Gavin bosan pada Freya yang tidak mengerti apa yang diinginkan Gavin dalam sebuah hubungan.

Freya terjaga dari lamunannya ketika mendengar telepon ekstensi di mejanya berdering. Ternyata Devan yang menghubungi. Pria itu meminta Freya ke ruangannya. Dengan cepat Freya menyingkirkan bayang-bayang Gavin dari otaknya. Dia kembali berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

***

Dengan malas Freya bangun dari tidurnya ketika alarm di ponselnya berbunyi. Mina yang tidur di sebelahnya nampak masih terlelap. Freya segera menuju kamar mandi untuk berwudhu. Seluruh bulu di tubuhnya berdiri ketika air mengenai tangannya. Dapat Freya rasakan kalau keadaan tubuhnya tidak baik-baik saja. Usai menggosok gigi, gadis itu segera berwudhu lalu menunaikan ibadah shalat shubuh.

Ingin rasanya Freya kembali berbaring, namun dia ingat sudah berjanji membuatkan sarapan untuk Devan. Gadis itu segera menuju dapur. Dia mengeluarkan fillet ayam, jamur Enoki dan paprika dari kulkas. Kemudian Freya mengupas bawang putih lalu mencincangnya. Dilanjut dengan mencincang bawang Bombay dan mengiris paprika. Ayam fillet yang sudah dipotong-potong, diberi lumuran garam dan merica. Selanjutnya dia membuang akar jamur Enoki kemudian mencucinya.

Sebelum memasak menu sarapan, lebih dulu Freya memasak nasi. Selesai memasak nasi, dia menyiapkan bahan untuk membuat bakwan jagung. Gadis itu menyisir jagung, menambahkan terigu, bawang daun, garam, penyedap dan air lalu mengaduknya. Freya mengambil mangkok, dia memasukkan kecap asin, kecap manis, saos tomat, saos sambal, saos tiram dan terakhir memberi sedikit air kemudian mengaduknya. Selesai menyiapkan semua bahan, Freya memilih mandi lebih dulu.

Tubuh Freya sedikit menggigil setelah mandi. Gadis itu segera berpakaian, lalu melanjutkan pekerjaannya di dapur. Sambil menggoreng bakwan jagung, dia memasak ayam yang sudah disiapkan sebelumnya. Ditumisnya bawang putih dan Bombay, yang ditambah dengan paprika lalu memasukkan potongan ayam. Dia menambahkan saos yang sudah disiapkan, membiarkan saos meresap ke dalam ayam. Terakhir dia menambahkan jamur Enoki, menutupnya sebentar lalu mengangkatnya.

Tiga buah wadah bento sudah terisi oleh nasi, ayam dengan jamur Enoki dan bakwan jagung. Dia membuatkan sarapan tidak hanya untuk Devan, tapi juga untuk Ega dan Ganjar. Pagi ini Freya memilih sarapan lebih dulu karena merasa tak enak badan. Dia sungkan meminta ijin tak masuk karena tahu kalau pagi ini ada meeting dengan klien penting. Usai menghabiskan sarapannya, Freya segera meminum obat.

Freya memasukkan wadah bento ke dalam Tote bag. Dia mengambil tas kerjanya lalu mengenakan sepatu wedgesnya. Dia tidak peduli kalau Devan memarahinya karena kembali menggunakan sepatu yang sama. Tubuhnya sedang tidak fit dan tak nyaman mengenakan sepatu dengan heels lancip. Freya segera keluar dari unitnya, meninggalkan Mina yang masih berdandan. Toh setiap harinya mereka memang tidak pernah berangkat bersama. Gadis itu menuju basement dan melajukan kendaraan roda duanya menuju Royal Residence.

Sesampainya di rumah Devan, Ega sudah berada di sana. Freya memarkirkan motor dan menaruh helm di atas kendaraan tersebut. Ega terus memperhatikan Freya. Gadis itu terlihat tidak bersemangat seperti biasanya, wajahnya juga sedikit pucat.

"Frey.. kamu sakit?"

"Cuma sedikit meriang aja."

"Lagi meriang, kamu masih sempat bikin sarapan?" Ega melirik Tote bag di tangan Freya.

"Ngga apa-apa, Pak. Cuma meriang sedikit. Lagian aku udah janji. Janji kan hutang."

Di saat bersamaan, Devan keluar dari rumah. Matanya langsung tertuju pada sekretarisnya. Ega segera membuka pintu mobil. Freya segera masuk dan duduk di samping Ega.

"Bos.. Frey lagi sakit," seru Ega sambil melihat Devan melalui kaca spion.

"Jalan!" jawab Devan tanpa ekspresi.

***

Devan tega benar😔

1
anonim
Freya...Freya....takut ya tidur seranjang sama bapak wkwkwk
Indry Arientha
Freya dan Devan yg sedang jatuh cinta , aq yg semyum2 .. Waduhhh baru jg seneng2 dtg cobaan , semoga dgn dtg nya Mr.Abdullah bisa membuat Devan dan Freya menyatu tanpa ada embel2 pernikahan bisnis
Indry Arientha
Modus banget Devan , segala listrik d atur biar padam 🤭 Lanjutkan kemodusan mu Dev
Gek Ayu
wuaduh walaupun sdh pada saling cinta, tp di luar sdh boming pernikahan bisnis,, gmn ini,ayo tunjukan rasa cinta kalian biar cpt clear urusannya
Tya Muyukami
gak salah Mr. Abdullah datang toh orang ini sudah sama2 bucin sekarang🥰🥰🥰
dewi rofiqoh
Apa yang akan terjadi
ANI MARIANI
seru ceritanya, suka, menghibur..
Tya Muyukami
haha Freya di kerjain oleh orang ini🤣🤣
anonim
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
semoga mr abdullah melihat cinta suci mereka
anonim
Ririn rasakan hukuman dari Devan
Anik Trisubekti
Bahagianya nular, bacanya sambil senyum terus guling 2 😄
tehNci
Tentu saja. Senyum doong 😅
anonim
ada2 saja tuh orang mengintimidasi Freya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
tenang bang Ega...mereka udah saling cinta kok
𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
Walaaah Freyaaa, pookokNya Km dan Bos Dev harus meyakinkan Ust.Abdullah yahc. Mungkin Beliau lupa baca bismillah sebelum baca rumor kalian. Kwkw
choowie
s Ega gak tau aja kalau eceng sekarang lagi bertebaran dihati mereka 🥰🥰
choowie
kirain mau dilanjutkan
choowie
aku yg senyum sendiri lho ini🥰🥰
Sri
deg degannya menular...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!