seorang gadis muda berusia 20 tahun,selalu membantu kehidupan keluarganya.ia berjualan kue keliling di pagi hari untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.tapi siapa sangka kalau ia akan menjadi istri Ceo yang terkenal dengan kekayaannya.
banyak orang-orang yang selalu menghina dan mencemohnya.tapi ia selalu mendapat perlindungan dari sang suami tercinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sury Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai Akrab
Keesokan paginya,rey yang masih terbaring di tempat tidur perlahan mulai membuka mata"Eughhh...kepalaku sakit sekali." ujar Rey sambil memijat kening.
Ceklekkkk.
Pintu kamar terbuka, tatapan Rey beralih ke aira yang datang membawa nampan yang berisi sepiring makanan."kenapa kamu bisa ada di sini.?"
"Semalam anda mabuk Tuan,Anda juga terkena demam.lalu saya mengompres kening anda.dan ini saya bawakan bubur untuk Anda."
Rey berusaha mengingat kejadian semalam,Benar semalam dirinya sangat mabuk.karena tidak semalam ia tidak bisa menyetir dalam keadaan mabuk,ia lalu menelpon supir untuk menjemputnya.
"jadi semalam kamu nggak pulang.?" tanya Re yang masih memijat pelipisnya.
Aira mengangguk.lalu memberikan sepiring makanan."Silahkan tuan sarapan dulu,lalu minum obatnya,saya mau ke kamar Non Zahra dulu.Rey mengangguk,tatapannya beralih pada Aira yang sudah melangkah keluar kamar.
Siang harinya aira sedang sibuk di dapur membuat kue.kondisi rey sudah mulai membaik.ia mencoba untuk sekedar berjalan-jalan menuju taman rumah.matanya menatap aira yang sedang sibuk di dapur.
"Apa yang sedang dia lakukan.?"gumam rey.
langkahnya mencoba mendekati,dan aira tidak sadar jika rey sudah berada di belakang tubuhnya."Apa yang sedang kau lakukan.?"
"Astagfirullah Tuan,anda mengagetkan saya saja."aira terlonjak kaget."Tuan mau ngapain ke disini.?" tanya Aira yang sedikit risih,jika Rey berada di dekatnya.
Rey memutar bola matanya melihat tingkah pengasuh keponakannya itu.wajahnya yang di penuhi dengan tepung,dan mata yang memancarkan raut ketakutan.
"Kenapa kamu melihat saya,sampai ketakutan seperti itu?,apa wajah saya seperti hantu.?" Wajah Rey berubah datar.
Aira menundukan kepalanya."Maafkan saya Tuan,saya hanya kaget melihat tuan tiba-tiba ada di dapur.!"
"Apa kamu sedang membuat kue.?"Rey melirik kue-kue yang ada di meja.
"Iya tuan saya sedang membuat kue untuk nona zahra.apa tuan ingin mencobanya."
Rey mengangguk lalu mengambil kue yang sudah matang yang berada di atas meja.ia lalu memasukan kur itu ke mulut sambil melirik aira.
"Ada apa,kenapa kamu melihat ku seperti itu.?"tanya Rey dengan mulut yang penuh.
"Apa kuenya tidak enak tuan.?" mata Aira sedikit berbinar.Aira menatap rey dengan rasa ingin tahu.
"Lumayan enak,!antarkan kue itu ke taman belakang,saya ingin duduk di sana.!"
"Baik tuan."
Angin segar sepoi-sepoi berhembus di udara.Rey duduk termenung dengan Fikiran yang entah kemana.Suara dering ponsel membuyarka lamunannya.
Dringgggg...dringggg.."
"Ya halo mam'.!"
"Halo sayang,gimana kabar kamu dan cucu oma.?" ucap wanita yang sedang berbicara di balik telfon.
"Aku sama zahra baik-baik aja mam.kalau mami gimana kabarnya.?"
"Alhamdulillah mami juga baik sayang.!"
"Jadi ada apa mami nelpon aku.?"
"Oh iya,beberapa hari lagi mami akan segera pulang,ada sesuatu penting yang ingin mami bicarakan sama kamu."
"Sesuatu penting apa mam?,kenapa nggak bicara di telfon aja.?"
"Tidak rey ,nanti kita bisa bicara kalau mama sudah ada di sana."
"Hmmm..baiklah mam.!"
"Kalau begitu mami tutup dulu telfonnya,kerena sebentar lagi mami ada meating penting."
"Oke mam." rey lalu menutup panggilan di ponselnya.tak lama kemudian aira sudah datang membawa sepering kue dan dan minunan hangat.
"Ini kue dan minumannya tuan,saya permisi dulu."
Aira melirik rey yang tidak berkata apapun.
"Ada apa dengannya,perasaan tadi waktu di dapur dia baik-baik saja.?"ujar batin aira.
Tidak ingin ikut campur,Aira berlalu dan kembali ke dapur.Tugasnya sekarang harus ke sekolah menjemput zahra.
***
Malam harinya aira sudah siap-siap ingin pulang,tetapi di jalan ia tak sengaja bertemu dengan rey di depan pintu.
"Eh tuan rey.!" Sapa Aira sambil menuduk.
mata Rey menatap aira."Kamu mau pulang?.ayo saya antar kamu sampai rumah.!"
Aira melongo,ketika rey yang tiba-tiba ingin mengantarkannya pulang."Tidak perlu tuan,saya bisa sendiri.Anda baru saja pulang dari kantor.pasti anda merasa lelah."
"Udah ayo saya antar kamu pulang."tidak ingin ada kata penolakan,Rey menarik pelan tangan aira dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.
Di dalam mobil,mereka berdua hanya diam dengan fokus mereka masing-masing.Rey melirik Aira dan mencoba untuk mencairkan suasana."Ehmmmm..aira.!"
Aira menoleh mendengar Rey menyembut namanya."Iya tuan ada apa.?"
"Aku boleh nanya nggak sama kamu.?"
"Boleh,tuan mau tanya apa.?" aira melirik rey di sampingnya.
"Kamu masih single.?"
Alis aira bertaut merasa bingung,mengapa tuannya tiba-tiba bertanya seperti itu.
"Iya,dan Saya belum pernah menikah tuan."ujar Aira merasa malu sendiri.
Rey melirik aira, menganggukan kepala dia hanya diam,dan kembali fokus menyetir.
Sekitar beberapa menit kemudian mobil rey sudah sampai di depan rumah aira.Aira lalu keluar dari mobil dan mengucapkan"Terimah kasih tuan."
Rey mengangguk "iya sama-sama.oh iya besok kan hari libur,jadi besok kamu nggak usah datang ke rumah terlalu cepat,zahra juga kalau nggak sekolah bangunnya agak siang."
"Baik tuan,kalau begitu saya permisi masuk ke dalam rumah dulu.tuan hati-hati di jalan."
Ada perasan aneh mendengar ucapan Aira,tapi kemudian Rey mengagguk. aira masuk ke dalam rumah.Rey masih termenung di dalam mobil,jantungnya berdetak dengan cepat, ketika aira begitu perhatian padanya.seperti ada ribuan kupu-kupu yang mengelitik perutnya.
dan ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya,walau itu bersama sang mantan kekasih dahulu.ia terbangun dari lamunan sambil menggelengkan kepala.
"Astaga...apa yang terjadi padaku,kenapa aku selalu memikirkan ucapan aira,padahal itu hanya sekedar ucapan biasa saja.!"
Rey mulai menginjak pedal gas dan pergi.setelah rey sampai rumah ia lalu masuk ke dalam kamarnya,membaringkan tubuh secara terlentang.ucapan aira masih terngiang-ngiang di telinganya.ia menggelengkan kepala. lalu beranjak dari kasur dan mengambil handuk, langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
***
Ke esokan pagi,ketika sudah sampai di rumah rey, mata Aira mengedarkan pandangan"Kenapa rumah ini sepi sekali,kemana pak rey dan nona zahra.?"ujar batin aira.
Tak ingin membuang waktu,Aira langsung menuju ke dapur,ingin membuat sarapan.beberapa menit kemudia aira sudah selesai dengan masakannya,setelah itu ia menyajikannya di meja makan sembari menunggu kedatangan sang majikan.
"Aira,kamu sudah datang,?" aira membalikan tubuhnya ketika ia mendengar suara rey yang menyapanya.
"Astagfirullah..."ujar batin aira..ia langsung menundukan kepala.
Rey berjalan masuk ke dalam rumah.dirinya habis selesai berolahraga.dengan memakai baju kaos yang berlengan pendek sehingga menampilkan otot kekarnya dan juga celana hot pants.Alisnya bertaut,terlihat bingung, menatap ke arah Aira "kenapa dia menundukan kepalanya,apa aku terlihat menyeramkan."ujar batin rey.
"Aira kamu kenapa?apa aku terlihat menyeramkan sehingga kau takut melihatku.?"
"Tidak tuan,maaf saya hanya tidak ingin melihat anda dengan pakaian yang seperti itu.!"
Rey melihat dirinya,ia baru sadar kalau aira tidak seperti wanita yang lain.
"Oh maafkan aku,kalau begitu aku akan ganti baju dulu.!" rey berlari pelan menuju kamarnya.aira menghela nafas kasar .
Tak lama kemudian rey dan zahra sudah berada di meja makan,zahra mengedarkan pandangan mencari keberadaan aira.
"Tante aira ke mana om?"
"Mungkin dia lagi ada di dapur.kamu makanlah.!"
"Tidakkk,zahra mau makan sama tante aira." ucap zahra.rey menghela nafas kasar.ia lalu memanggil aira.
"Airaaaa." aira berlari ketika ia mendengar suara rey memanggilnya.
"Iya tuan,ada apa anda memanggil saya?."
"Tolong kamu suapi zahra."
"Baik tuan."Aira lalu duduk di samping kursi zahra.
"Sini sendoknya biar tante yang suapin." aira lalu mengambil sendok yang ada di tangan zahra.ia lalu mulai menyuapi zahra.rey melirik aira dan mengangkat sedikit sudut bibirnya.