MAS MONTIR KU SAYANG, TERNYATA ORANG KAYA!! Mungkin begitu judul clickbait yang cocok untuk novel ini😉
Seharusnya pernikahan dilangsungkan bersama pria matang yang sedari kecil digadang-gadang menjadi jodoh Khadijah.
Namun, takdir berkenan lain hingga masa lajang Khadijah harus berakhir dengan pemuda asing yang menabraknya hingga lumpuh.
Kedatangan Athalla di Kalimantan Barat untuk memenuhi panggilan balap liar, justru disambut dengan jodoh tidak terduga-duga.
Pasalnya, kecelakaan malam itu membuat calon suami Khadijah lebih memilih menikahi adik kandungnya; Nayya.
Khadijah dibuat remuk oleh pengkhianatan calon suami dan adiknya. Lantas, di waktu yang sama, Athalla menawarkan pernikahan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Romantis/Komedi/Sangar mendekati keseharian. Thanks buat yg sudah mampir ya💋❤️🫂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTALLA ENAM
Lucky berdiri menyandar di permukaan batang pohon kelapa. Tangannya iseng meraih batang rumput ilalang untuk kemudian dikunyahnya.
"Puihh!!" Sayang, Lucky harus melepeh setelah sadar rasa rumput tidak cukup enak.
Masih dengan suasana asri khas desa terpencil di salah satu wilayah Kalimantan Barat, tepatnya di atas gazebo kayu panggung yang dilingkupi angin sepoi-sepoi.
Kembali, Athalla dan Khadijah membahas perihal pernikahan. Duduk saling bersisian di ujung gazebo kayu panggung tersebut.
"Kamu serius sudah mantap mau menikah sama, saya?" tanya Athalla.
Khadijah mengangguk. Sejatinya, penerimaan lamaran Athalla, bukan karena Khadijah sudah menyukai pemuda berparas tampan ini, melainkan, Khadijah hanya tidak mau terus melihat Andre dan Nayya bersama.
Entah lah, mungkin Khadijah bukan wanita yang ikhlas makanya dia tidak bisa bahagia melihat Nayya bersama Andre. Walau adik, ternyata rasanya lebih sakit.
"Dijah tahu, maksud tujuan Mas Atha menikahi saya karena iba. Sebelumnya saya berterima kasih atas itu. Tapi, kalau boleh Dijah mau minta sesuatu."
"Hmm, silahkan." Athalla persilahkan, di mana Lucky selaku teman yang mendengarkan suara lembut Athalla, sedikit ingin muntah.
Seorang Athalla putra Gantara, bisa sebegitu lembut juga sabar dalam segala hal, dan itu baru Lucky lihat saat menghadapi Khadijah dan keluarga Khadijah saja.
"Dijah memang nggak punya keahlian lain selain nyuci baju. Akhir-akhir ini, Dijah belum bisa ambil pekerjaan nyuci lagi. Tapi, nanti, kalau kaki kiri Dijah sudah bisa diajak jalan lagi, Dijah bisa mulai ambil kerjaan lagi."
"Nyuci baju orang?" Athalla mengernyit, sedikit tidak paham arah pembicaraan calon istrinya, jujur saja.
"Hmm." Khadijah mengangguk lagi.
"Kebanyakan orang di sini memang lebih suka menyewa jasa bersih-bersih panggilan yang datang pagi lalu pulang setelah pekerjaan selesai, nanti, bayarannya langsung dimuka."
"Lalu?" Athalla masih bingung.
"Dijah akan ambil pekerjaan itu lagi setelah kaki Dijah bisa jalan satu. Mas Atha jangan khawatir, Dijah pasti bisa dapat duit dari pekerjaan itu. Sekarang, Dijah cuma minta tolong, bawa Khadijah pergi dari rumah kalau bisa, Khadijah mau ngontrak di mana saja asal tidak satu rumah sama Bang Andre."
"Kamu mau ikut tinggal berdua sama saya?"
Khadijah mengangguk pelan, walau rasanya malu sekali karena Khadijah merasa sangat tidak tahu diri dalam hal ini. Khadijah bahkan terang-terangan meminta Athalla membawa Khadijah keluar dari rumah demi sembuh dari lukanya.
Padahal, Khadijah sadar Khadijah pasti akan lebih merepotkan jika tidak dibantu orang tuanya, tapi sungguh, Khadijah tak sanggup harus terus-menerus tinggal satu atap dengan mantan calon suaminya.
Entah ini disebut muluk-muluk mungkin, tapi, Khadijah lega ketika Athalla tersenyum manis dan mengatakan. "Tenang. Aku akan bawa kamu keluar dari rumah ini. Dan untuk urusan pekerjaan, kita akan bicarakan ini nanti."
..."**"--__--"**"...
Lucky mendengus lalu berjongkok di sisi Athalla yang tengah sibuk mengutak-atik motor matic Khadijah. Bagian depan sudah cukup bagus, tinggal bagian belakang motor.
"Lu ngapain sih pake benerin ni motor? Lu kan punya duit, apa susahnya tinggal beliin lagi yang baru kan gampang!"
Athalla berdecak. "Istrinya Pak montir pasti langsung curiga kalo Gue beli motor, Pe'Ak!"
Lucky memutar bola mata. "Bilang Nyokap apa susahnya sik, Lu? Pake muter-muter bilang istrinya Pak montir segala!"
Athalla hanya ber-hehe ringan. Memang, dia masih belum berani memakai uang berlebih mengingat ibunya memiliki kebiasaan panik.
Athalla belum berani mengakui accident yang dia timpakan pada salah satu warga gadis di Kalimantan Barat. Athalla masih dilema dalam hal ini, sejujurnya.
"Sekarang Gue tanya lagi, mumpung Lu belum sampai kecemplung. Lu masih yakin mau nikah sama Khadijah besok malam?"
Athalla mengangguk tanpa memalingkan fokus dari motor matic Khadijah. "Gue sih yakin, kalau Gue nggak menikahi Khadijah sama juga Gue ngancurin hidupnya."
Mendadak, Lucky menggebrak jok motor yang tengah diusap-usap Athalla. "Terus, Alessia mau Lu kemanain, anak montir!" tukasnya.
Athalla langsung membungkam mulut rombeng bocor sepupunya. Mata yang tadi hanya fokus pada motor menjadi pecah ke beberapa arah, di mana Athalla takut jika perkara Lucky yang barusan didengar orang.
"Bisa diem nggak, Setan!!" Lucky menepis bekapan tangan Athalla. "Lu mau nikah dua istri kayak Abi, Lu?!"
"Ck!" Athalla berdecak kesal. Pikiran yang sebelumnya sedikit tenang menjadi kacau setelah mengingat Alessia. "Gue juga lagi mikirin ini. Tapi, belum nemuin solusi."
Lucky mendesah ke udara, kemudian melompat ke sisi gazebo untuk duduk berayun-ayun kaki di atas sana. Athalla tampak bingung sekarang agaknya.
"Khadijah juga kasihan, masa depannya hancur karena Gue. Lu lihat sendiri, gimana sikap adiknya, gimana sikap mantan calon suaminya, gimana sikap besan Pak Hariman juga ke Khadijah selama ini," lirih Athalla.
"Lu yakin, menikah karena kasihan?"
Athalla ikut duduk di sisi Lucky, keduanya mulai serius untuk pembahasan yang cukup mendilemakan akhir-akhir ini.
"Gue nggak mikirin yang lain. Gue cuma yakin Gua pengecut kalau Gue sampai kabur dan biarin Khadijah hidup susah setelah apa yang Gue lakuin ke dia!"
Lucky setuju soal ini, karena dia juga kasihan pada perempuan itu. Menjelang hari nikah, bukannya mendapat bahagia malah celaka.
"Masalah Alessia, kita pikir belakangan, yang penting, Lu mau bantu Gue buat dapetin restu Pak montir sekaligus sama istrinya juga!"
Lucky mendesah, punggung dan kepala dia rebahkan di sana dengan dua tangan sebagai alas bantalnya. "Gue nggak bisa bayangin pas Oma Aisha tahu kalau cucu yang gantengnya masih di bawah Lucky Miller mau nikah setelah nabrak anak orang."
saking penasaran nya aq sma cerita ny guntur, sampe mikir ko ga ada ya versi guntur ny.. 😌😌.. sehat2 sellu ya thor biar mkin semngat nulis ny.. di tunggu sllu karya2mu thor... 💪💪💪
ditunggu jg up nya 😅😅😅