cerita sampingan "Beginning and End", cerita dimulai dengan Kei dan Reina, pasangan berusia 19 tahun, yang menghabiskan waktu bersama di taman Grenery. Taman ini dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah, menciptakan suasana yang tenang namun penuh harapan. Momen ini sangat berarti bagi Kei, karena Reina baru saja menerima kabar bahwa dia akan pindah ke Osaka, jauh dari tempat mereka tinggal.
Saat mereka duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam dan mengingat kenangan-kenangan indah yang telah mereka bagi, suasana tiba-tiba berubah. Pandangan mereka menjadi gelap, dan mereka dikelilingi oleh cahaya misterius berwarna ungu dan emas. Cahaya ini tampak hidup dan berbicara, membawa pesan yang tidak hanya akan mengubah hidup Kei dan Reina, tetapi juga menguji ikatan persahabatan mereka.
Pesan dari cahaya tersebut mungkin berkisar pada tema perubahan, perpisahan, dan harapan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Serangan di mulai.
Udara malam dipenuhi bau anyir darah dan mesiu. Kobaran api dari gudang senjata yang hancur menerangi langit, menciptakan pemandangan apokaliptik yang dramatis. Embusan angin dingin membawa aroma jelaga dan kematian, bercampur dengan aroma tanah basah yang khas setelah hujan rintik-rintik beberapa jam sebelumnya. Di tengah kekacauan ini, Kei berdiri tegak, dua pedang kegelapan di tangannya, memancarkan aura dingin dan mematikan. Pedang-pedang itu, yang diukir dengan rune-rune kuno, bergetar dengan energi gelap yang mengerikan; setiap tetesan darah yang menempel menambah kekuatannya, membentuk aura kematian yang kental. Ia melirik Reina yang berdiri beberapa langkah darinya, cahaya emas dari katananya yang berkilauan menerangi wajahnya yang ceria, kontras dengan aura dingin Kei. Rambutnya yang hitam panjang terurai, berkibar-kibar ditiup angin, seakan menari diiringi simfoni kematian yang dimainkan oleh benturan baja.
Kei hanya bergumam, suaranya datar dan tanpa emosi, "Berhati-hatilah." Tidak ada kata-kata tambahan, tidak ada basa-basi, hanya instruksi singkat dan lugas.
Reina membalas dengan senyum ceria, cahaya emas di katananya semakin terang, menyilaukan di tengah kegelapan. "Tentu saja, Kei! Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja!" jawabnya, suaranya riang dan penuh energi, kontras dengan sikap dingin Kei. Ia mengayunkan katananya sekali, membuat lengkung cahaya emas yang indah di udara, sebuah demonstrasi kekuatan dan kecakapannya yang memukau, namun dilakukan dengan gerakan yang anggun dan penuh keceriaan.
Kei mengangguk sekilas, lalu berteriak kepada pasukannya, suaranya menggema di tengah hiruk-pikuk pertempuran, "Pasukan Baja Hitam! Serang! Hancurkan semua yang menghalangi jalan kita! Buat mereka menyesal telah menantang kita!" Suaranya dingin dan tanpa emosi, namun penuh otoritas.
Sssshhh… desis pedang kegelapan Kei, menandakan dimulainya serangan. Dengan gerakan cepat dan mematikan, ia menerjang masuk ke jantung pertahanan musuh. Clang! Clang! Clang! Suara benturan pedang kegelapan dengan senjata musuh bergema di udara, menciptakan simfoni kematian yang mengerikan. Setiap ayunan pedang Kei melepaskan gelombang kejut kegelapan yang menghancurkan tubuh musuh, melemparkan mereka ke udara seperti boneka kain. Kraaak! Suara tulang yang patah dan daging yang robek menambah kengerian pertempuran, bercampur dengan teriakan kesakitan dan keputusasaan. Kei bergerak dengan efisiensi dan keganasan yang menakutkan, tanpa menunjukkan sedikit pun emosi.
Di sampingnya, Zhang Fei, dengan tombaknya yang besar dan berat, menerjang ke depan, meneriakkan, "Aarrgh! Untuk Kei dan Reina! Hancurkan mereka semua! Jangan tinggalkan satu pun!" Ia mengayunkan tombaknya dengan liar, menebas musuh dengan keganasan yang luar biasa, tubuhnya berputar-putar seperti badai yang merusak, meninggalkan jejak kematian di mana pun ia lewat.
Liu Bei, dengan tenang namun tegas, memimpin pasukannya, memberikan perintah dengan suara yang jelas dan terukur, meskipun hiruk-pikuk pertempuran begitu hebat. "Pasukan! Ikuti formasi! Serang dengan tertib dan efisien! Jangan biarkan satu pun musuh lolos! Lindungi sayap kanan!" Ia bergerak dengan tenang, pedangnya bergerak cepat dan tepat, membelah tubuh musuh dengan efisiensi yang mematikan.
Guan Yu, dengan pedangnya yang berkilau, bergerak dengan keanggunan dan ketepatan yang luar biasa, seperti penari kematian yang memukau. Ia membelah tubuh musuh dengan gerakan yang halus namun mematikan, setiap ayunan pedangnya presisi dan mematikan. "Jangan biarkan mereka lolos!" teriaknya, suaranya terdengar tegas dan penuh otoritas di tengah kekacauan.
Sementara itu, Reina, dengan jubah putihnya yang berkibar-kibar di tengah kobaran api dan asap, bergerak lincah di antara musuh, bagaikan hantu yang mematikan, namun dengan senyum ceria yang selalu menghiasi wajahnya. Swish! Swish! Suara katana cahaya emasnya membelah udara menciptakan alunan musik kematian yang memukau. Setiap ayunan katana Reina melepaskan semburan energi cahaya emas yang membakar tubuh musuh, melemparkan mereka ke udara dalam kobaran api. Sizzle! Suara daging yang terbakar menambah kengerian pertempuran. Ia berteriak kepada para ninjanya, suaranya terdengar jelas meskipun di tengah gemuruh pertempuran, "Para ninja! Sebarkan surat-surat palsu! Buat mereka panik! Buat mereka saling curiga! Dan jangan lupa, kumpulkan semua persenjataan mereka! Kirim semuanya ke Yuan Shao! Ayo, cepat!" Suaranya penuh semangat dan keceriaan, memotivasi para ninjanya untuk bekerja lebih cepat dan efisien.
Para ninja, dengan jubah putih mereka yang menyatu dengan kegelapan malam, bergerak senyap seperti bayangan. Mereka menyebarkan surat-surat palsu yang dirancang untuk membuat ahli strategi Dong Zhuo panik, berisi informasi palsu tentang perpecahan di antara pasukannya, kekurangan pasukan, dan rencana penyerangan palsu dari arah yang berbeda. Para ninja lainnya, dengan gerakan cepat dan terampil, mengumpulkan persenjataan dan peralatan musuh, lalu mengirimkannya ke pasukan Yuan Shao, memperkuat kekuatan mereka untuk pertempuran besar yang akan datang.
Di tengah kobaran api dan kekacauan, Kei dan pasukannya berhasil menyerang pasokan musuh. Mereka menghancurkan gudang senjata, jalur pasokan, dan mencuri persenjataan yang berharga. Keberhasilan operasi ini akan sangat melemahkan Dong Zhuo, mempersiapkan medan pertempuran untuk pertempuran besar yang akan datang di Gerbang Hulao. Kei dan Reina, dengan kemampuan dan strategi mereka yang luar biasa, telah berhasil menciptakan kekacauan dan kepanikan di dalam benteng musuh, menanamkan benih kehancuran bagi Dong Zhuo. Kerja sama yang sempurna antara Kei, Reina, Liu Bei, Zhang Fei, dan Guan Yu telah menghasilkan kemenangan yang gemilang, sebuah kemenangan yang diukir dengan darah, api, dan keberanian yang tak tergoyahkan. Namun, di tengah kemenangan itu, Kei hanya mengangguk sekilas kepada Reina, sementara Reina membalas dengan senyum ceria dan penuh semangat. Mereka berdua, dengan kepribadian yang bertolak belakang, telah menciptakan sinergi yang mematikan di medan perang.